Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Berguna
"Bibi Mengxi, kenapa ... kenapa Tuan Chen berbaring di sampingku? Dia ... dia berd*rah ... Tuan Chen terluka ... dia banyak mengeluarkan d*rah! Bibi, apa ... apa yang terjadi? Apa yang harus aku lakukan, Bibi? Aku ... takut ...." Ekspresi terkejut menghiasi wajah Shuyi saat menelpon Mengxi, dia berbicara dengan nada panik bahkan hampir menangis.
Mengxi mulanya mengerutkan kening tak senang karena tiba-tiba mendapatkan panggilan telepon dari Shuyi, tetapi dia akhirnya ikutan panik mendengar apa yang dikatakan anak tirinya itu. "Apa?! Apa katamu?"
Menyadari Shuyi tidak pingsan saja, Mengxi sudah sangat terkejut, apalagi saat mendengar berita yang wanita itu sampaikan.
Bagaimana Tuan Chen bisa terluka?
Shuyi menarik nafas dalam-dalam, lalu berbicara dengan lebih jelas. "Tuan Chen terluka parah dan mengeluarkan banyak d*rah!"
"Kenapa Tuan Chen sampai terl*ka? Apa yang kamu lakukan padanya?" Mengxi mencerca, bahkan menuduh Shuyi dengan mata memicing tajam seperti yang sering dia lakukan ketika meny*ksa anak tirinya bertahun-tahun lalu.
"Bibi, aku tidak tahu apa-apa, dia sudah terluka parah saat aku bangun," sahut Shuyi mencoba membuat pembelaan, dia pun segera menjelaskan. "Banyak luka cakaran di t*b*hnya, juga bekas g*gitan seperti digigit anj*ng. Mungkinkah ... mungkinkah Dodo yang melakukannya?"
Mendengar itu, Mengxi langsung menutup panggilan telepon dan membalas tatapan Zhiyi yang sejak tadi tertuju padanya.
"Ibu, ada apa?"
"Tuan Chen terl*ka."
"Apa?! Bagaimana bisa?" Zhiyi juga terkejut dan tidak menduga hal seperti itu akan terjadi. "Ibu, sebaiknya kita pergi melihatnya."
"Tidak." Mengxi menghalangi Zhiyi dan berkata, "Kamu tunggu saja di sini, Ibu khawatir wartawan yang kamu undang akan segera sampai. Mereka tidak boleh melihat apa yang seharusnya tidak dilihat!"
"Ibu, aku mengerti." Zhiyi mengangguk, lalu melanjutkan dengan sinis. "Kamu periksa saja keadaan di sana, aku curiga ini hanya akal-akalan Shuyi. Kalau tidak ada masalah, segera hubungi aku."
Zhiyi berhenti sejenak hanya untuk memperlihatkan senyum miring di bib*rnya. "Aku akan membawa wartawan ke sana."
Begitu saja, Mengxi pergi ke kamar Shuyi hanya untuk memeriksa keadaan Tuan Chen dan dia langsung membuka pintu tanpa bertele-tele lagi.
"Yo, kamu benar-benar datang!" Tuan Chen berdiri sempoyongan karena segelas anggur yang ditenggaknya bersama Shuyi beberapa saat lalu, dia pun dengan senang hati menyambut kedatangan Mengxi.
"Kamu ... kamu baik-baik saja?" Mengxi mengerutkan kening, dia menatap Tuan Chen dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Selain pakaiannya yang compang-camping, tidak ada masalah serius pada Tuan Chen dan Mengxi baru menyadari dia sudah diperm*inkan oleh Shuyi.
Namun, sudah terlambat baginya untuk bereaksi karena Tuan Chen sudah lebih dulu menyeret, bahkan membanting t*b*hnya ke atas r*njang.
"Aahh, lepaskan aku!"
Mengxi berteriak dan mencoba memberontak, tetapi kekuatannya sama sekali tidak sepadan dengan Tuan Chen yang bert*b*h tambun.
"Tuan Chen, biarkan aku pergi!" Mengxi terus memberontak, dia berusaha sekuat tenaga menghindari sentuhan menjijikkan dari Tuan Chen. "Apa yang kamu lakukan?! Sadarlah, aku bukan Jiang Shuyi ... aku Xu Mengxi!"
Tanpa disadari oleh Tuan Chen dan Mengxi, Shuyi diam-diam mengambil video mereka berdua.
Saat merasa sudah cukup, Shuyi berhenti merekam dan segera bersembunyi di kamar mandi. Dia mengambil ponsel Mengxi yang terjatuh saat dit*rkam oleh Tuan Chen, lalu mengetik dan mengirimkan sebuah pesan.
[Wanita sialan itu menipu kita! Cepat minta teman wartawanmu datang, Ibu sudah mengurus masalah di sini.]
Saat Zhiyi menerima dan membaca pesan dari Mengxi, dia dengan semangat juang menuntun para wartawan berjalan mendekati k*mar Shuyi.
Begitu tiba di depan pintu kamar, Zhiyi tanpa basa-nasi lagi mendobrak pintu yang tidak terkunci.
Zhiyi dengan angkuh melipat kedua tangannya di depan d*d*, dia tidak menyadari ibunya hampir dig*gahi oleh Tuan Chen dan malah berbicara dengan j*hat. "Ambillah gambar dan video sesuka hati kalian! Aku ingin sk*ndalnya menjadi trending topik besok pagi! Biarkan dia merasakan apa itu keh*ncuran!"
Menyadari ada banyak orang di dalam ruangan, bahkan masing-masing dari mereka tengah memegang kamera, Tuan Chen tersadar dan segera merangkak turun dari t*b*h Mengxi.
Tuan Chen merasakan firasat buruk, dia menatap wartawan sejenak, lalu beralih pada Zhiyi yang ada di tengah-tengah mereka.
Menggertakkan giginya, Tuan Chen meraung marah. "j*l*ng s*alan, beraninya kamu memanggil wartawan? Lihat saja, aku pasti akan membalas kalian!"
Setelah mengatakan itu, Tuan Chen segera pergi karena tidak ingin dirinya memenuhi memori kamera wartawan.
"Ini berita besar!" Salah satu wartawan tetap merekam, dia tidak peduli pada kemarahan Mengxi, atau pun Tuan Chen. "Sutradara terkenal seperti Tuan Chen telah bersel*ngk*h dengan artis papan atas Mengxi Matilda!"
Mengxi tampak berantakan seperti wanita g*la yang berkel*aran di jalanan, dia juga segera merapikan pakaiannya turun dan menatap para wartawan dengan marah. "Berhenti memotret! Pergi kalian semua dari sini! Pergi!"
"Ibu?" Zhiyi sangat terkejut melihat keadaan ibunya, dia pun segera mendekat. "Kenapa kamu ada di sini? Di mana jal*ng itu?"
Seperti terpanggil, Shuyi berjalan keluar dari kamar mandi. "Bibi, ad*gan p*nas kamu dan Tuan Chen telah aku rekam dengan hati-hati."
Saat bicara, Shuyi dengan tenang mengg*yangkan ponsel di tangannya sambil menyunggingkan senyum sinis.
"j*l*ng, kenapa kamu di sana?!" Zhiyi dengan murka mengacungkan jari telunjuknya ke arah Jiang Shuyi yang berjalan mendekati keramaian. "Berikan ponselmu padaku!"
Shuyi mendengus sinis, dia segera menyimpan benda pipih yang terdapat bukti kejahatan Mengxi. "Atas dasar apa aku harus mematuhimu?"
Shuyi menggeleng pelan saat tiba-tiba merasa kepalanya pusing, bahkan pandangannya pun mulai mengabur. Dia mencoba yang terbaik untuk menyadarkan, juga menjernihkan pikirannya sendiri.
'S*alan, mereka meletakkan Ramuan Cinta di angg*r itu.' Shuyi bergumam sambil menatap ke arah gelas angg*r yang telah dia kosongkan tanpa rasa curiga.
Ramuan Cinta adalah jenis obat pembangkit b*rahi yang dia kembangkan dan diedarkan di pasar gelap. Ob*t h*ram itu tidak berwarna, tidak juga berbau sehingga sulit untuk dideteksi.
Bagi Shuyi yang peka terhadap bau, dia merasa terlalu b*doh dan ceroboh karena menurunkan kewaspadaannya ketika berbincang dengan Tuan Chen.
Sudah tahu berada di kandang serigala, dia seharusnya lebih berhati-hati dan waspada!
"Huh, sepertinya ob*t itu sudah bekerja, ya?" Zhiyi tersenyum miring, dialah yang meminta Mengxi untuk menghidangkan angg*r di dalam kam*r Shuyi sebagai rencana tambahan.
Tidak disangka, angg*r itu benar-benar berguna.
Zhiyi mendekati Shuyi, dia hendak menangkap dan merebut ponselnya.
Namun, Shuyi tidak tinggal diam menunggu nasib buruk menghampiri, dia segera berlari keluar dengan t*b*h sempoyongan.
Melihat Shuyi melarikan diri, Zhiyi tidak langsung mengejarnya karena dia yakin wanita itu tidak akan bisa pergi jauh.
Sebaliknya, Zhiyi kembali ke sisi Mengxi yang tengah mencoba menutup wajahnya agar tidak masuk kamera para wartawan. "Apa lagi yang kalian lihat? Berhenti mengambil gambar! Pergi dari sini!"
Setelah mengusir wartawan pergi, Zhiyi bertanya pada Mengxi dengan perasaan khawatir. "Ibu, kamu baik-baik saja?"
"Baik-baik saja apanya?" Jaje berbalik bertanya dengan kesal, untuk pertama kalinya dia merasa putri kesayangannya tidak punya ot*k.
Apakah ada k*rban yang tetap baik-baik saja setelah dil*cehkan?
"Kenapa kamu membawa mereka semua ke sini? Bukankah sudah Ibu katakan untuk tidak membiarkan mereka melihat apa yang seharusnya tidak dilihat?"
"Ibu, bukankah kamu yang memintaku datang bersama mereka?" Zhiyi mengambil ponselnya hanya untuk menunjukkan pesan yang dia terima dari nomor sang ibu.
Mengxi menggertakkan giginya, dia menyadari bahwa mereka benar-benar telah masuk ke dalam perangkap Shuyi dan dipermainkan olehnya. "S*alan, wanita jal*ng itu mempermainkan kita!"
"Sekarang bagaimana? Masalah ini pasti sudah tersebar." Zhiyi juga sangat geram, dia ingin sekali mencabik-cabik Shuyi dan menjadikannya makanan anj*ng.
Namun, keing*nannya itu itu tidak lebih penting daripada mengatasi sk*ndal Mengxi bersama Tuan Chen yang telah pergi dengan murka dan meninggalkan kecaman untuk mereka.
Bukan hanya harus menutupi sk*ndal dan menghadapi Tuan Chen, mereka juga harus memikirkan cara bagaimana memberikan penjelasan pada Nolan.
Dan yang paling penting, Mengxi harus menghindari Nyonya Samantha—istri Tuan Chen—demi bertahan hidup.
Namun, dia tidak pernah menyangka, bahwa masih ada satu orang lagi yang lebih mengerikan dari apa pun di muka bumi ini.
Dia adalah ....
***
"Tuan Draak, Nyonya dalam masalah!" Asisten Han baru saja keluar untuk mengangkat panggilan telepon dari bawahannya, tidak disangka dia mendapatkan berita yang sangat mengejutkan!
Nyonya Draak dijebak oleh Keluarga Jiang!
Zhiming yang baru saja menyudahi pembicaraannya dengan Michael Lee, segera berdiri dan menatap Asisten Han dengan tajam. "Apa yang terjadi?"
"Xiao Da melapor bahwa Nona Ketiga Jiang membawa reporter ke dalam rumah. Dia curiga sesuatu telah terjadi, dan mungkin ... nyonya telah dijebak."
Dalam sekejap, suhu di ruangan langsung turun drastis hingga membuat Asisten Han menggigil seolah-olah dia tengah berada di tengah gurun es tanpa mengenakan pakaian tebal.
"Xiao Da ingin melakukan sesuatu, tetapi dia ingat Anda pernah berpesan agar tidak begitu mencolok."
Jika Xiao Da dan rekan-rekannya yang menjadi pengawal bayangan mengambil tindakan secara terang-terangan, bukankah itu lebih dari sekedar mencolok?
Mereka tidak lagi bisa disebut sebagai pengawal bayangan, dan keberadaan mereka juga akan diketahui oleh Shuyi yang seharusnya tidak boleh tahu.
Selama ini, baik menyelesaikan masalah, atau melancarkan segala bisnis serta urusan Shuyi, mereka selalu mengatasinya dalam diam.
"Kalau istriku dalam bahaya, untuk apa mereka tidak menc*lok?!" Tatapan Zhiming memancarkan aura mem*tikan, dia memperingatkan dengan k*jam. "Jika sehelai saja rambut istriku rontok, p*tong saja tangan mereka semua!"
"Tidak berguna!" Zhiming mendengus dingin, dia mengibaskan jas hitamnya dan berjalan keluar dari ruangannya dengan kecepatan angin. "Ayo, pergi."