NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:894.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Arisha Langsa

Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna

Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?

kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.

Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Syifa melangkah cepat memasuki lobby kantor, langkah anggun nya selalu jadi pusat perhatian,ia sedikit terburu karena baru saja ia mendapat kabar akan ada meeting dadakan karena permintaan klien yang katanya datang dari luar negeri, klien yang meminta pihak GA melakukan presentasi tentang rencana mereka kedepannya tentang produk fashion mereka

Senyuman lembut masih terukir di wajah cantik Syifa saat ia melewati orang -orang di lobby dan saat berpapasan dengan yang lain, Syifa memasuki lift bersama beberapa karyawan yang menyapanya ramah dan di balas dengan senyuman oleh Syifa

Tapi senyuman cantiknya seketika surut saat sebuah tangan menjulur ke dalam lift tetap saat lift akan tertutup,di hadapannya tampak sang CEO dan asisten pribadi nya sedang berdiri tegak menatap lurus ke dalam lift, melihat sang CEO akan menggunakan lift tersebut para karyawan ber inisiatif ingin keluar,namun suara berat Dewa menghentikan mereka

" Lanjutkan saja,Lift sebelah sedang dalam pengecekan" ucap Dewa tegas, membuat semua yang berada di dalam lift kembali terdiam dan berdiri dengan sedikit salah tingkah, terlebih untuk para karyawan wanita, mereka tak menyangka akan bisa sedekat itu dengan sang CEO

Syifa langsung memundurkan langkahnya dan menunduk,tak ingin menatap orang yang sangat ingin ia hindari itu,satu Minggu tak bertemu membuat ia merasa cukup tenang,tapi pagi ini mood nya kembali buruk saat secara tak sengaja bertemu dengan mantan senior nya itu, padahal ia sudah sangat bahagia saat mendengar desas-desus bahwa sang CEO sedang berada di luar negeri

Lift bergerak menuju lantai atas, berhenti di beberapa lantai yang menjadi tujuan beberapa karyawan yang berada di dalam lift, hingga beberapa saat kemudian tiba-tiba lift terhenti bersamaan dengan matinya lampu di dalam lift, membuat histeris beberapa karyawan wanita yang berada di dalam kotak besi tersebut

" Aaa.....Bunda..." jeritan Syifa menyadarkan Gerard dengan keberadaan gadis cantik yang pernah membuat nya jatuh cinta itu, refleks Gerald membalikkan badannya yang memang berada tepat di depan Syifa,ya sejak awal memasuki lift Gerald sengaja berdiri tepat di depan Syifa agar tak ada orang lain yang berdesakan dekat gadis cantik itu, tapi karena tadi ia terkejut membuat ia lupa dengan keberadaan Syifa di belakang nya

" Hust... tenang sayang..ada aku..." bisik Gerald tepat di telinga Syifa yang terbungkus hijab, lengan kokoh nya mengusap lembut punggung serta puncak kepala Syifa,seraya mengecup berulang kali puncak kepala Syifa yang menempel di dada bidangnya

Tak ada jawaban dari Syifa, hanya isakan lirih yang terdengar, dapat Gerald rasakan tubuh gadis cantik itu sedikit bergetar, tangan lembutnya memeluk erat pinggang Gerald, hingga tubuh mereka menyatu tanpa jarak,hanya pakaian mereka yang menjadi penghalang

" Wa...segera hubungi Technische" perintah Gerald tegas dengan nada Manahan amarah

" Udah gue hubungi,tapi di dalam lift sinyal nya susah banget Rald" jawab Dewa yang sudah melupakan panggilan formalnya pada sahabat sekaligus atasan nya itu

" Shiiit... akan gue pecat mereka semua,ga guna di gaji besar" umpat Gerald emosi

" Sabar bro..ini udah gue kirim pesan darurat " jawab Dewa

" Syifa ketakutan Wa" jawab Gerald dingin, membuat Dewa baru menyadari tentang keberadaan Syifa bersama mereka,ia juga sempat lupa dengan keberadaan gadis cantik itu

" Astaga...Rald.. sorry -sorry gue beneran lupa" jawab Dewa seraya mengarahkan senter handphone nya ke arah Greland,dan betapa terkejutnya Dewa saat melihat Syifa yang dalam dekapan sang Bos, sehingga membuat Dewa tersenyum simpul melihat tindakan Gerald

Tepat sepuluh menit kemudian akhirnya lift kembali bisa di gunakan dan lampu di dalam lift kembali menyala, Syifa masih menyembunyikan wajah cantik nya di dada bidang Gerald, membuat beberapa orang yang berada di dalam lift menatap heran dan sedikit canggung

Hingga akhirnya lift berhenti di lantai teratas, barulah Gerald bersuara dan itu berhasil membuat Syifa terkesiap dengan posisinya saat ini " Mau ikutan ke ruangan aku juga?" tanya Gerald dengan nada sedikit menyindir

" Astaghfirullah... reflek Syifa memundurkan langkahnya saat menyadari posisinya yang begitu intim dengan sang CEO, sedangkan Dewa sudah lebih dulu meninggalkan Lift, memberikan kesempatan pada pasangan yang menurutnya sama-sama keras kepala

" Kenapa? HM? Kaget? Atau pura-pura kaget? Saya ga yakin kalau kamu terkejut, bukannya sudah biasa ya kamu berpelukan dengan pria?" ucap Gerald pedas bernada dingin

" Maaf" hanya kata itu yang Syifa ucapkan,ia ga paham apa yang baru saja Gerald tuduhkan untuk nya, tubuhnya masih terlalu lemah untuk berdebat dengan sang CEO, dengan langkah cepat walau sedikit terlihat sempoyongan Syifa memaksakan diri untuk segera meninggalkan Gerald yang masih berada di dalam lift

Tatapan pria itu menatap tajam punggung Syifa yang hilang di balik belokan menuju tangga darurat,ya Syifa memilih menggunakan tangga darurat untuk turun ke lantai tempat divisi nya,ia masih sangat takut berada di dalam lift, terlebih jika seorang diri,lagi pula Syifa hanya perlu menuruni satu lantai saja

" Siapkan bahan meeting sekarang" perintah Gerald pada Mawar sang sekretaris yang terlihat sigap berdiri saat melihat kedatangan nya

" Baik Tuan" Jawab sang sekretaris

" Katakan pada Sadewa segera ke ruangan saya" perintah Gerald lagi.

" Tuan Dewa sudah berada di ruangan anda tuan, beliau membawa beberapa berkas yang deadline pagi ini " jawab Mawar sopan.

Tak menjawab Gerald hanya mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki ruangan milik nya, sehingga tampak Dewa yang sudah mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan meja kerja sang CEO.

" Kerjakan tugas Lo" perintah Gerald tegas saat melihat wajah Dewa yang terlihat begitu menyebalkan menurut nya.

Hahahaha

Tak dapat menahan diri agar tak meledakkan tawanya,Dewa terbahak seraya mengusap cairan bening yang keluar dari sudut matanya, membuat Gerald sangat geram.

" Gaji Lo bulan ini gue potong" ucap Gerald dingin.

" Potong... silahkan potong aja,biar gue bilang ke Bocil kalau kakak seniornya yang terkenal tajir ini kejam dan pelit,tapi tunggu dulu...tadi itu beneran ROMANTIS banget Rald,bisa Lo bayangin kalau seandainya ga ada Lo tadi di dalam lift, Syifa pasti meluk orang lain" ucap Dewa sengaja memancing reaksi sang Bos.

" Urusan nya sama gue apa?" jawab Gerald ketus.

" Yakin ga panas? Yakin bakalan ikhlas di sentuh laki lain?" tanya Dewa semakin gencar meledak sang sahabat.

" Ga peduli gue" jawab Gerald dingin, tangan nya meraih berkas-berkas di depan nya, membuka nya dan membacanya " Ga ada lagi yang perlu Lo omongin kan,jadi silahkan keluar dari ruangan gue, siapkan meeting kita nanti" perintah Gerald tegas.

" OK..gue cuma ngingetin aja, jangan entar Lo nyesel " jawab Dewa santai seraya melangkah meninggalkan ruangan sang CEO.

Gerald menghembuskan nafasnya kasar seraya menghempas tubuh nya di sandaran kursi kebesarannya,ia memijat pelan pelipis nya yang tiba-tiba saja terasa berdenyut, konsentrasi nya buyar Bahkan sebelum ia memulai kerjanya, Gerald mengumpat kesal dalam hatinya.

Sedangkan di divisi perencanaan, Syifa masih terlihat sangat lemah,ia terduduk di kursi kerjanya,Mona dan lyly setia mengusap lembut lengannya menyalurkan ketenangan, pasalnya gadis cantik itu masih sesenggukan dengan wajah pucat, Ferdy dan Mira juga terlihat tak kalah khawatir.

" Kita ke klinik aja ya Fa biar saya yang antar" bujuk Ferdy lembut,ia berdiri di depan Syifa.

" Ia Fa.. wajah kamu pucat banget loh ini,nanti biar kami yang gantiin kamu dampingi pak Ferdy meeting,ada mbak Mira juga kok" bujuk Mona lembut.

" Ia Fa..mbak kosong kok" tambah Mira,ia sedang menyiapkan keperluan untuk meeting.

" Lagi pula kamu itu mahasiswa magang Fa, gampang buat alasan,trus pak bos juga tau kan kejadian barusan, kabarnya ada pak bos juga di dalam lift itu" tambah Ferdy meyakinkan Syifa,tapi lagi Syifa menggeleng.

Rasanya ia tak ingin lagi berada di kantor itu, pulang.. memeluk sang bunda.. itulah yang sangat Syifa inginkan,tapi terlalu malu untuk mengatakan keinginan nya tersebut, bisa-bisa satu ruangan itu akan meledek nya sebagai anak Mama.

" Ya udah deh.. terserah kamu gimana nyamannya aja ya dan untuk meeting ini biar saya sama Mira aja yang bertanggung jawab" putus Ferdy lembut,pria 27 tahun itu amat sangat mengagumi Syifa,ia benar-benar jatuh cinta pada Syifa dan Maya mengetahui itu.

Syifa mengangguk pelan, perlahan isakan nya mulai berhenti, wajahnya juga tak terlalu pucat lagi, Syifa menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang terasa lengket oleh airmata.

Di toilet ia merogoh ponselnya yang ia letakkan dalam tas, tangan nya lincah menekan layar ponsel mengetikkan sesuatu di sana.

📨_" Abang dimana?" ketiknya dalam pesan tersebut dan mengirimkan pada seseorang.

📨_" Di kantor.. kenapa Dek?" jawab dari seberang.

📨_" Jemput..di GA.." tulis Syifa lagi.

📨_" 🤔.. maksudnya?" balasan dari pesan Syifa.

📨_" Jemput sekarang..😭😭" balas Syifa disertai emot menangis.

📨_" Ok" tanpa banyak tanya lagi, yang Syifa hubungi sudah cukup paham jika sudah di tambahkan dengan emot nangisnya.

Setelah selesai dengan berbalas pesan, Syifa kembali ke ruangan nya,ia duduk di kursi nya, menarik nafas dalam-dalam menenangkan dirinya.

" Mbak ...Fa mau minta izin pulang, boleh?" tanya Syifa pelan pada Mira.

" Langsung ke pak Ferdy aja Fa,pasti boleh kok,dari tadi juga di tawarin ke klinik kamu yang ga mau" jawab Mira lembut.

" Yuk aku temenin " ajak Lyly cepat,ia beneran ga tega melihat Syifa sepertinya benar-benar ga baik-baik saja.

Akhirnya Syifa dan lyly bersamaan memasuki ruangan Ferdy setelah mendapatkan izin dari sang pemilik ruangan, walaupun sering ngobrol namun Syifa merasa sangat segan pada pria yang menjadi Mentor nya itu, berbeda dengan Mona dan lyly yang memang terlihat sering membalas candaan pria tampan itu.

" Jadi kamu mau izin pulang?" tanya Ferdy lembut.

" Ia pak kalau boleh " jawab Syifa.

" OK... sebentar saya telfon supir kantor supaya ngantar kamu,saya ga akan tenang kalau kamu pulang dengan taksi" putus Ferdy.

" N_ngak apa pak,saya di jemput kok, orangnya juga sudah di jalan " jawab Syifa cepat sebelum Ferdy melakukan panggilan pada ponselnya.

" Oh..gitu ya" ucap Ferdy lirih,nada kecewa begitu kentara bahkan wajahnya tampak lesu seketika.

" Kalau begitu hati-hati ya dan lyly tolong antarkan Syifa sampai ke lobby ya" tambah Ferdy, walaupun kecewa ia masih tetap memberikan perhatian pada Syifa, gadis yang sudah terlanjur mencuri perhatian nya itu.

" Siap pak" jawab Lyly cepat, disertai senyuman manis.

" Terimakasih pak..saya izin.. Assalamualaikum" ucap Syifa sopan,dan di balas anggukan kepala oleh Ferdy,ia menjawab salam Syifa dalam hati,demi menutupi rasa kecewanya.

Syifa meninggalkan divisi perencanaan dengan di temani Lyly,ia menggenggam erat tangan Lyly saat keduanya memasuki lift, memejamkan matanya dengan erat seraya bibir pink alami milik nya ber komat-kamit membaca salah satu ayat pendek.

Lyly tersenyum simpul melihat Syifa yang terlihat begitu takut,namun lucu, rasanya seperti sedang mengajak anak dari pelosok untuk menaiki besi persegi itu.

Tiba di lobby sebuah mobil tampak berhenti, seseorang keluar dengan gaya cool nya, tatapan nya menatap khawatir saat melihat Syifa melangkah cepat menuju dirinya.

" Kenapa HM?" tanya Taufik lembut saat Syifa sudah berada dalam dekapannya.

" Tadi pagi Syifa naik lift,tapi ada sedikit insiden mas, liftnya tiba-tiba mati, mungkin Syifa masih shock" jelas Lyly pada Taufik sebab pria tampan itu menatap Lyly meminta penjelasan saat yang di tanya tak menjawab.

" Udah yuk..ada Abang sekarang" bujuk Taufik lembut,ia membimbing Syifa memasuki mobil nya, setelah memastikan Syifa sudah duduk dengan tenang dan memasang seal belt nya, Taufik juga memasuki mobil, duduk di balik kemudi, perlahan mobil baru Taufik melaju meninggalkan area GA Group.

Dari balik kaca besar di ruangan nya, Gerald meremas kuat handphone di tangan nya, melihat Syifa yang di jemput dan di peluk seseorang, membuat emosinya memuncak,ia tak sengaja melihat ke bawah saat sedang menerima telepon dari seseorang.

" Tuan... meeting nya lima menit lagi" ucap Mawar sopan saat memasuki ruangan sang CEO.

" HM" jawab Gerald singkat tanpa membalikkan badannya.

Secepatnya Mawar meninggalkan ruangan sang CEO agar tak mendapatkan amukan singa jantan itu,tak berada di dekat nya adalah pilihan paling tepat.

" Huft..." helaan nafas panjang terdengar dari bibir seksi Mawar, seraya ia mengusap pelan da-da nya yang masih berdebar kencang.

" Mbak Kenapa?" tanya Dewa tiba-tiba muncul di depan Mawar, membuat gadis 25 tahun itu terlonjak kaget

" Astaghfirullah....tuan Dewa...kaget saya" gerutu Mira lucu

" Ngapain di depan ruang pak bos sambil gosok-gosok da-da gitu?" tanya Dewa memindai

" Itu pak Boss... kayak nya lagi galau ya, bawaannya marah-marah terus" jawab Mawar apa adanya

" Biasa Mbak,Cintanya di tolak" jawab Dewa asal

" Hah...? Serius mas Dewa? Ada perempuan yang sanggup nolak pak boss?" tanya Mawar dengan ekspresi shock

" Ya buktinya ada tuh" jawab Dewa asal

1
Mira Aryani
Luar biasa
Bundaa Inda
kok gk ada resepsi pernikahan nya ya
Bundaa Inda
Buruk
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
ceritanya keren nih👍🏼 boleh minta folbacknya kak🤗
Shella Shilvyliana
huuuhh jadi inget waktu orientasi siswa d pusdikpal,,,g cuma minta tanda tangan senior aja,,,TPI juga bapak2 tentara yg dinas d sana,,,,/Frown//Frown//Frown//Frown/deg degan bangeeettt/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Sri Widjiastuti
si oma nya gerald mana nih... g lihat cicit nya jg??
Sri Widjiastuti
pake ditanya lagi... tlp ayah aja g pake lama
Sri Widjiastuti
baby nya meluncur
Sri Widjiastuti
ini mertua, tahu banget klo anaknya pocecifff
Sri Widjiastuti
enak Cindy nya dong.... g kapok.. klo dibiarin
Sri Widjiastuti
tangkap tuh Cindy nya
Sri Widjiastuti
tuh kan, Cindy nya gila
Sri Widjiastuti
Cindy kebablasan ni.. bisa2 shifa dibikin celaka ni, gara2 Cindy gila eh buta ya😇😇
Sri Widjiastuti
mampusss noh... calon imam kek gerald gelagapan ga tuh...
Yumna Yu
/Doubt//Doubt//Doubt/
Siti Sarah
good🤗🤗🤗
Ririnri Dayat
ceritanya seru konflik nya gak terlalu meng ada2 keren pokoknya
asmara wati
Syifa itu polos tapi gak bodoh kan,sepolos polos nya gadis, asal gak bodoh, apalagi seusia Syifa, menjelang lulus kuliah, rasanya penggambarannya seperti Syifa gadis bodoh, maaf itu yang saya tangkap di episode ini
asmara wati
kok seperti nya aku bisa ngerasain, apa yang Shifa rasakan.jadi kayak dejavu.Ketika kita merindukan seseorang, bahkan aromanya seakan membius kita 😄
asmara wati
dah ganti ya namanya, bukan Lemos lagi 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!