Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi aneh
Adit melemparkan berkas ditangannya ke atas meja. Hari ini entah mengapa Adit terlihat sedikit gelisah. Leo melirik bosnya yang terlihat bingung.
"Apa ada masalah pak? " tanya Leo.
Bertahun-tahun menjadi asisten Adit, Ia sudah hapal jika sedang ada yang mengganggu pikiran bosnya itu.
"Lu.. masih ingat Nana? " tanya Adit
"Maksud bapak,Nana cewek judes itu? " Leo balik bertanya. Adit mengangguk.
"Dia sudah punya anak " ucap Adit.
Leo tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya " kapan nikah nya? "
Adit tidak menjawab.
"Kemarin gue ketemu anaknya, cantik ! " Wajah lucu bocah yang menarik ujung lengan bajunya kemarin terlintas kembali dikepala Adit. sudut bibir Adit tersungging sebuah senyuman.
"Nana memang cantik bos, tapi judes " ucap Leo
"Gue seperti jatuh cinta pada pandangan pertama "
"berarti turun ranjang dong boss?! "
"turun ranjang? " Adit mengernyit.
"Katanya jatuh cinta ? " jawab Leo bingung
Adit menepuk keningnya.Seketika lamunan akan sosok bocah kecil menggemaskan itupun buyar .
"Sudah kerja lagi Sana! " usir Adit.
"Ga nyambung ternyata ngomong sama kamu" Adit kembali memeriksa berkas-berkas yang tadi ia lempar ke atas meja.
Leo keluar dari ruangan Adit dengan mulut menggerutu. Tadi curhat, tapi ngusir.
Waktu menunjukan pukul lima sore ketika mobil sport putih itu melesat meninggalkan gedung megah tempat Ia dan ratusan karyawan bernaung.
Mobil Adit berhenti tepat didepan rumah mantan mertuanya. Sore ini adalah waktu nya Adit menjemput Raka.
"Mami Raka pulang dulu ya! " Raka pamit kepada Andini
"Iya sayang nanti nginep sini lagi ya " ucap Andini seraya mencium pipi Raka.
"boleh pih? " tanya Raka kepada Adit dengan mata memohon. Rasanya Adit tidak tega untuk mengatakan tidak.
"iya boleh " jawab Adit
"makasih mas " ucap Andini tulus.
Setelah berpamitan kepada mantan mertuanya, Adit pun membawa Raka masuk kedalam mobilnya.
Sepanjang perjalanan, Raka terus berceloteh menceritakan perjalanannya mengantarkan Nana ke rumah abah.
"Pih disana airnya dingiiin. Raka mandi pake air anget " celoteh Raka.
"oh ya?! "
"Disana airnya ngocor terus pih ga habis-habis"
Adit terkekeh, tentu saja karena airnya mengalir langsung dari mata air digunung.
"kata Aunty Nana disana tidak usah pake ac, Raka bobo sambil peluk dedek Aaran, hangat " Raka memeluk tubuhnya mecontohkan ketika Ia memeluk Aaran. Adit kembali terkekeh.
"Raka ingat perjanjian kita? " Adit mengingatkan putranya.
"Iya Raka ingat, jangan bilang sama oma " ucap Raka
"Pinter, ini rahasia kita " Adit mengacak rambut Raka
"iya.. rahasia kita "
Hening sejenak
"Pih..! " panggil Raka
"hmm "
"Kalau mami ke rumah abah lagi, Raka ingin ikut lagi " ucap Raka
"kita lihat saja nanti " jawab Adit tetap pokus pada jalan didepannya.
"Raka ingin belajar ngaji sama abah. Aunty Nana juga belajar ngaji sama abah sekarang pinter ngajinya " ucap Raka
"oh ya? "
Ternyata ada kemajuan juga anak badung itu, batin Adit.
"Papi bisa panggil guru ngaji ke rumah " ucap Adit
"Tapi kan pih, aku juga pengen sering ketemu dedek Aaran " rengek Raka "kata Mami dedek Aaran itu adik aku juga "
"iya sayang " jawab Adit.
Obrolan ayah dan anak itu terhenti ketika mobil sport putih itu berhenti didepan rumah megah berlantai dua.
Adit menuntun Raka masuk kedalam rumah, mereka mulai menapaki tangga menuju lantai dua dimana kamar Adit dan kamar Raka berada,kamar mereka bersebelahan.
"Sekarang Raka istirahat, papi juga mau istirahat " Adit mengantarkan Raka masuk ke kamarnya, kemudian Ia pun masuk ke kamarnya.
Adit masuk ke kamar mandi, selama hampir setengah jam lelaki berstatus duda itu merendam dirinya didalam bathtub, melepas segala kepenatan hari ini.
Adit keluar dari kamar mandi dengan tubuh lebih segar sudah mengenakan celana pendek dan kaos polos.
Setelah mengeringkan rambutnya, Adit naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya disana. Tak butuh waktu lama, Adit pun terlelap menjemput mimpinya.
Tengah malam Adit terbangun dengan napas tersengal-sengal. Baru saja Ia mendapat mimpi yang sangat mengerikan.
Dalam mimpi ia melihat Aaran yang sedang mengulurkan tangannya sambil memanggil-manggilnya.
Adit mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh mungil Aaran
Namun tiba-tiba Nana datang dengan sebuah belati ditangannya, dan... jleb... Nana menghujamkan belati ditangannya tepat didada Adit.
Adit mengerang menahan sakit dan sesak didadanya. Tubuhnya penuh dengan darah.. Sementara Aaran terus memanggilnya.. Papi...!
Adit mengusap wajahnya yang basah oleh keringat. Mimpi itu seperti Nyata dan sangat mengganggunya.Tatapan dingin penuh kebencian begitu terpatri dalam ingatannya. Sebegitu benci nya kan Nana padanya? sampai-sampai dalam mimpi pun gadis itu ingin membunuhnya.
Malam berikutnya, di jam yang sama Adit kembali mendapat mimpi yang sama.Adit benar-benar merasa terganggu dengan mimpi itu, hingga Ia begitu kesulitan untuk kembali memejamkan mata. Ia terus terjaga hingga pagi menjelang.
Jika suka like, komen dan vote nya ya readers
Happy reading