Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Edgar menatap Adrian yang tengah menggendong Karin, lalu tak lama Wita menghampiri putranya itu menghadiahkan sebuah tepukan di lengan pria itu membuat Edgar terkejut, lantaran tak hanya itu bahkan tas mahal Wita juga melayang ke tubuh Edgar.
“Ma, sakit ma!”
Ucap Edgar merengek pada sang mama, mendengar itu Wita menghentikan pukulannya tapi bukan karena merasa kasihan, justru ingin kembali memarahi Edgar.
“Sakit? Lalu bagaimana dengan istrimu? Dia juga sakit tapi kau tidak membawanya kerumah sakit, dan ya kemana saja kau? Kenapa tidak mengangkat telepon? Berulang kali mama menghubungi mu tapi kau tidak menjawabnya.”
Jelas Wita membuat Edgar segera meraih ponselnya dari dalam saku, pria itu menatap ponselnya yang ternyata dalam keadaan mati, bagaimana bisa?padahal baterai nya masih sangat banyak kenapa bisa mati? Namun belum sempat pria itu berpikir lama, Adrian mulai bergerak membawa Karin masuk kedalam apartement tapi Edgar segera menahannya.
“Biar aku saja yang membawanya masuk.”
Ucap Edgar namun Adrian hanya diam membuat Edgar sangat kesal, apa maksudnya dia tidak menjawab tapi juga tidak menurunkan Karin dari gendongan nya? Edgar melangkah mendekati Adrian dan Karin namun Wita sudah lebih dulu menyuruh Edgar untuk segera membuka pintu membuat Edgar tak bisa melakukan apapun selain menurut.
Pintu terbuka, Adrian segera membawa Karin masuk, namun baru saja masuk Adrian dibuat terkejut begitu Edgar segera merebut dari gendongan Adrian lalu menggendong nya masuk menuju kamar, namun hampir saja pria itu membawa Karin ke kamar Karin jika saja Karin tidak mencegahnya.
”Ke kamarmu!”
Bisik Karin membuat Edgar segera membawanya ke dalam kamarnya, Edgar kemudian merebahkan Karin diatas ranjang lalu menyelimuti nya, Wita pun meletakkan obat obat Karin diatas meja.
“Sebelum tidur jangan lupa untuk memberi obat pada Karin, dan ya jika butuh sesuatu beritahu mama, mama tidur di kamar satu lagi.”
Ucap Wita tentu membuat Edgar dan Karin terkejut? maksud nya mama nya itu tidur di apartement mereka? Karin dan Edgar saling menatap, terlihat raut wajah keberatan dari keduanya, setelah mengatakan itu Wita pun segera keluar dari sana lalu masuk ke dalam kamar yang ia anggap kosong dan hanya berisi pakaian Karin saja.
Kini tinggal Edgar, Karin dan juga Adrian, keadaan benar benar sepi hingga tak lama Edgar menatap Adrian yang sepertinya sangat nyaman berada di sana, jelas saja Edgar tahu apa tujuan Adrian tidak bergerak dari kamarnya itu sejak tadi, yang pasti Adrian sudah tahu tentang hubungan Edgar dan Karin.
“Apa kalian tidak ingin menjelaskan apapun kepada ku?”
Tanya Adrian membuat Karin dan Edgar saling menatap, hingga akhirnya Edgar membawa Adrian keluar dari apartement nya lantaran takut jika mamanya mendengar percakapan mereka nanti.
“Aku yakin kau sudah tahu tentang pernikahan ku dengan Karin, aku tidak ingin basa basi lagi, aku ingin kau tutup mulut tentang hal ini, anggap saja jika Karin hanya kerabat jauhku seperti yang ku katakan sebelumnya, jangan pernah mengungkit hubungan kami di depan orang orang.”
Jelas Edgar membuat Adrian terdiam, bodoh sekali Edgar menutupi pernikahan nya dengan Karin, tapi Adrian memilih untuk diam dan setuju dengan apa yang Edgar inginkan, Adrian kemudian memilih untuk segera pergi dari sana, namun sebelum pergi Adrian memperingati Edgar.
”Tapi ku harap kau bisa memperlakukan nya dengan baik, aku tidak ingin Karin bernasib sama seperti..”
“Diam lah dan pergi dari sini!”
Ucap Edgar membuat Adrian memilih untuk pergi dari sana dengan perasaan kesal, Edgar hanya menatap kepergian Adrian lalu segera masuk ke dalam apartement nya, Edgar segera masuk ke dalam kamarnya menatap Karin yang tengah berbaring diatas ranjang lalu menghampiri gadis itu.
“Kenapa tidak bilang kalau sedang sakit? kau sengaja kan supaya mama menganggap ku bukan suami yang baik? Supaya teman temanku menganggap aku tidak menjaga mu?”
Cecar Edgar membuat Karin memutar bola matanya malas, bukannya dirawat tapi Edgar justru memarahi Karin dan menuduh hal yang tidak tidak padanya, entah apa yang ada di otak pria itu hingga mengatakan hal hal tidak masuk akal itu padanya, Edgar yang melihat Karin memalingkan wajahnya pun hanya bisa menghela nafas panjang lalu duduk di tepi ranjang.
“Minum obatmu, jika tidak mama akan memarahiku lagi.”
Ucap Edgar lalu membantu Karin untuk duduk, Karin melirik Edgar sekilas, bagaimana bisa pria tampan itu berubah dalam sekejap? Seperti memiliki dua kepribadian, padahal baru beberapa detik yang lalu ia memarahi Karin tapi sekarang ia kembali bersikap baik, Karin benar benar tidak mengerti dengan isi kepala pria dihadapannya itu.
“Dam ya, aku tidak suka kau dekat dekat dengan pria lain apalagi dengan temanku, kau itu masih istri ku dan aku tidak ingin mama menganggap ku tidak peduli dengan mu dengan membiarkan mu dekat dengan laki laki lain!”
Jelas Edgar membuat Karin ingin sekali tertawa, padahal jelas dialah yang punya kekasih padahal ia masih suami Karin tapi kenapa Karin yang di peringati?
“Kau tidak mendengar ku?”
Tanya Edgar kala Karin tidak menjawab ucapan nya, Karin menatap Edgar dengan lekat.
“Kenapa jadi memarahiku, mama sendiri yang meminta kak Adrian untuk membawaku kerumah sakit, karena suami ku terlalu sibuk hingga tidak mengangkat telepon.”
Ucap Karin membuat Edgar terdiam, mendadak ia kembali teringat dengan ponselnya yang tiba tiba mati, apa Laura yang melakukan itu? Tapi tidak mungkin, apa untungnya dia melakukan itu? Melihat Edgar yang tiba tiba saja termenung membuat Karin kesal lalu segera menarik selimutnya lalu segera memejamkan matanya.
Sedangkan Edgar hanya menatap gadis itu lalu segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah selesai pria itu keluar lalu menatap Karin yang sudah terlelap diatas ranjang, Edgar menghampiri gadis itu, wajahnya tenang sekali entah mengapa Edgar merasa nyaman menatap wajahnya.
Edgar kemudian mengambil bantal dan selimut lalu membawanya ke sofa, sebelum tidur Edgar mematikan lampu namun pria itu kembali menyalakan nya begitu mengingat Karin tidak suka kegelapan.
”Menyusahkan saja!”
Gumam pria itu lalu memilih untuk segera memejamkan matanya.
Hingga pagi tiba, Edgar baru saja terbangun dari tidur nya menatap ranjang dimana Karin masih saja tidur, tumben sekali gadis itu belum bangun, namun tak alam terdengar suara ketukan pintu membuat Edgar terkejut, pasti mamanya yang mengetuk pintu membuat Edgar segera menyimpan bantal dan selimut kedalam lemari.
Edgar kemudian membangun kan Karin lalu memberitahu gadis itu jika mamanya ada di luar kamar mereka, Karin pun sedikit memberantakkan kasur, sedangkan Edgar berjalan menuju pintu lalu membukanya.
“Mama?”
Tanya Edgar, Wita segera masuk kedalam lalu menghampiri menantunya itu.
“Bagaimana keadaan mu sayang?”
Tanya Wita.
“Sudah lebih baik ma.”
Ucap Karin tersenyum, Wita kemudian menatap Edgar.
“Kau tidak boleh mandi Karin, jadi Edgar akan membantu membersihkan tubuhmu.”
Deg!