Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. pergi
Kondisi Adel menjadi lebih baik, dia kini bisa melakukan rutinitasnya yakni mengurus Al yaitu membantu Al mandi dan juga memasak untuk Al, meskipun suaminya itu telah melarangnya Adel tetaplah Adel wanita yang keras kepala.
"Ayo makan, keburu dingin." Ucap Adel menyodorkan makanannya.
"hem."
"Gua tonjok nih lama-lama, jawabnya ham hem aja." Desis Adel yang masih bisa terdengar oleh Al.
"Aku mendengarnya." Ucap Al menatap kearah istrinya itu.
Adel menampakkan gigi putihnya ke arah Al beserta lesung pipi yang menambah kesan kemanisannya, Al menyuapkan makanannya namun matanya tak lepas memandangi wajah Adel.
"Saking cantiknya gak mau kicep tuh mata, ampe sendok aja masuk ke hidung bukan ke mulut." Goda Adel.
Al langsung sadar dan memeriksanya sendiri apa yang Adel katakan, ternyata benar saja mulutnya memang terbuka namun sendoknya berada di pangkal hidung.
Adel tertawa namun tawanya langsung berhenti saat Al menyumpal mulutnya dengan menyuapkan satu sendok penuh makanan kepadanya.
Haappp..
"Berisik..! Sama seperti beo." Gerutu Al.
"Sembarangan..!" Sahut Adel dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Dari pagi sampai sore hari Al tidak mengamuk dan mengeluhkan sakit kepala, kehadiran Adel membuat pikirannya lebih baik meskipun menyebalkan tapi bisa di buktikan bahwasannya istrinya itu sedikit demi sedikit bisa mengubah dirinya.
Tok .. Tok .. Tok..
"Masuk." Sahut Al dari dalam.
Indah membuka pintu kamar Al, dia mengedarkan pandangannya melihat sekeliling kamar yang bersih, rapih dan juga wangi berbeda dengan sebelumnya kamar Al layaknya gudang yang gelap, bau apek dan juga banyak pecahan kaca di bawah lantai.
"Kalian lanjutkan saja makannya, nanti Mommy kembali lagi." Ucap Indah tidak ingin mengganggu kebersamaan Adel dan Al.
"Gapapa Mom sini Aja, orang cuman Al yang makan ini juga tinggal dikit kok." Ucap Adel memperlihatkan piring Al.
"Baiklah." Ucap Indah.
"Kau habiskan makanannya, aku dan Mommy akan berbicara sebentar." ucap Adel pada suaminya itu.
Al berdehem sebagai jawaban, namun sebelum berdiri Adel menyomot bibir Al yang dianggapnya tidak berfungsi, dia heran kenapa kata hemm selalu terlontar dari mulut hemat suaminya itu. Indah melongo melihat betapa beraninya Adel terhadap anaknya dan juga reaksi Al hanya diam saja, jika bukan Adel yang melakukannya bisa di pastikan tangan orang tersebut bisa patah seketika, pasalnya hanya di sentuh saja mata Al langsung berubah menyeramkan maka dari itu tidak ada satupun yang berani mau itu keluarga ataupun sahabat dekatnya.
Adel beranjak dari duduknya, dia menghampiri Indah yang menunggu di kursi sofa yang berada tak jauh dari kasur Al.
"Ada apa Mom?" Tanya Adel.
"Mommy kesini hanya ingin memberitahukan kalau Mommy akan berangkat ke luar negeri untuk beberapa bulan, untuk itu Mommy minta kamu menjaga Al dan juga Cindy selama Mommy pergi." Ucap Indah.
Al berhenti mengunyah makanannya, dia terkejut tiba-tiba ibunya mengatakan akan ke luar negeri.
"Memangnya kapan mommy berangkatnya?" Tanya Adel.
Albert mendengarkan percakapan ibu dan istrinya, dia masih terkejut dan berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut sang ibu.
"Besok Lusa, Mommy akan pergi bersama Rasya." Jawab Indah.
"Ada keperluan apa mommy di luar negeri?" Tanya Al menyelidik.
"Mommy mau membuka bisnis baru disana, agar tidak capek pulang pergi terus mommy akan tinggal beberapa bulan disana sampai semuanya beres." Jelas Indah.
Al menatap curiga kepada ibunya, dia melihat ada yang janggal di dalam kata-kata yang di keluarkan oleh Indah tapi dia tak bisa menebaknya untuk saat ini.
"Kenapa tidak memberitahu dari jauh-jauh hari mom, cepet banget perginya ." Keluh Adel.
Indah tersenyum dan memegang tangan Adel.
"Sekarang aku tidak perlu mengkhawatirkan Al lagi karena sudah ada kamu yang bisa mommy percaya mengurus segala keperluan Al." Ucap Indah.
"Baiklah, jika mommy mau pergi silahkan saja asal terus kabari orang rumah setiap harinya, jangan khawatirkan Al jika dia nakal aku tidak akan segan-segan melemparnya ke bawah." Ucap Adel.
"Kan Mommy minta kamu untuk menjaganya bukan membunuhnya." Ucap Indah seraya menggelengkan kepalanya, menantu ajaibnya ini ada saja gebrakannya.
"Bercanda kali Mom, serius amat." Ucap Adel nyengir kuda.
"Al apa kamu keberatan mommy tinggal?" Tanya Indah menatap kearah putra sulungnya.
"Pergilah." Jawab Al.