Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 24
Jam sembilan pagi Zayn sudah ada di rumah Hasha. Hanya ada pembantu dan Hasha yang masih tidur. Seluruh anggota keluarga Hasha yang lain sudah pergi kerja. Mama Hasha juga. Wanita itu bekerja di sebuah yayasan sosial yang mengurus anak-anak terlantar.
"Pagi den Zayn," seorang pembantu menyapa Zayn dengan ramah. Ia adalah pembantu yang sudah lama bekerja di rumah ini dari Hasha dan abang-abangnya masih kecil, jadi dia sudah kenal baik Zayn.
"Den Zayn mau ketemu non Hasha?"
Zayn mengangguk.
"Yang lain kemana bi?" tanya Zayn.
"Udah pergi kerja den. Biasanya kalo pagi-pagi begini yang di rumah non Hasha aja." jawab si bibi bernama Parmi.
"Terus Hasha-nya mana?"
"Di kamar den, masih tidur. Nyonya pesan kalo den Zayn datang terus non Hasha-nya belum bangun, den Zayn bangunin aja. Soalnya kalo bibi yang bangunin susah den."
Zayn tersenyum.
"Ya sudah, kalau begitu aku ke atas ya bi."
Lelaki itu segera naik ke lantai atas. Bi Parmi pun biasa-biasa saja tidak merasa aneh, apalagi dia tahu nona mudanya dan laki-laki tampan itu akan segera menikah.
Zayn tahu yang mana kamar Hasha. Dulu sewaktu kuliah S-1 ia sering main ke sini. Kamar Hasha berada di tengah-tengah kamar Flynn dan Suho. Zayn sudah kenal Hasha mulai dari gadis itu beranjak remaja. Awalnya perasaannya terhadap gadis itu biasa saja karena dulu Hasha terlihat masih anak-anak di matanya.
Zayn ingat waktu pertama kali ia bertemu Hasha, Hasha baru mau masuk SMP. Badannya masih seperti anak kecil dengan wajah yang imut-imut bak boneka hidup. Ya, Zayn akui wajah Hasha cantik sekali. Ketika Flynn mengenalkan gadis itu kepadanya, Hasha tiap hari mengekorinya. Adik Flynn itu bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa dia adalah milik gadis itu.
Waktu itu Zayn tidak menganggapnya serius karena Hasha masih terlalu kecil dan ia belum ada perasaan kepada gadis itu. Dia masih menganggap Hasha seperti adiknya. Namun perasaannya terhadap adik sahabatnya itu tiba-tiba berubah saat Hasha berumur enam belas tahun.
Zayn tidak lagi menganggap Hasha anak kecil dan seorang adik. Ia menyadari hatinya berdebar-debar tiap kali Hasha ada di dekatnya. Dan akhirnya Zayn sadar, bahwa dirinya telah jatuh hati pada Hasha. Bahkan perasaannya bukanlah perasaan biasa yang dengan gampangnya bisa hilang. Zayn telah mengklaim Hasha sebagai miliknya.
Meski begitu, ketika Hasha dengan berani menembak dan mengajaknya pacaran, Zayn menolak. Waktu itu Hasha baru kelas satu SMA. Zayn ingin gadis itu belajar dengan serius semasa sekolahnya. Pria itu sendiri sedang dalam persiapan melanjutkan studinya keluar negeri. Waktunya belum pas. Zayn ingin saat bersama Hasha, dia sudah memiliki segalanya dengan usahanya sendiri. Karena ia ingin meratukan wanita yang dia cintai.
Tahun ini adalah waktu yang pas. Umur Hasha sudah pas, dia pun sudah sangat mapan. Zayn berhenti tepat di depan kamar calon isterinya.
Tok tok tok
Pria itu mengetuk dulu. Beberapa kali mengetuk Hasha tetap tidak bangun. Ia pun membuka pintu. Pintu kamar wanita itu tidak terkunci. Ketika pintu terbuka, langsung tercium wangi yang menyegarkan. Aroma khas dari parfum yang biasa dia cium di badan Hasha. Sangat segar, Zayn suka wanginya.
Kamar Hasha terang benderang karena lampu. Jendela kamarnya masih tertutup rapat padahal di luar matahari sudah terbit. Zayn menutup pintu kamar dan menguncinya, kemudian melangkah mendekati Hasha. Wanita itu masih tertidur pulas.
Zayn tersenyum. Hasha ini memang lebih cocok menikah dengannya. Karena dia tidak akan mempermasalahkan pasangannya yang suka bangun siang. Bahkan tidak kerja lebih baik asal istrinya tetap bahagia. Tidak bisa masak pun tidak apa-apa. Dirinya punya banyak uang, bisa sewa chef untuk memasukkan makanan mereka setiap hari. Apalagi Hasha dari kecil sudah hidup dimanjakan bak seorang putri. Tentu Zayn sudah tahu apa jadinya kalau menikahi wanita seperti Hasha ini. Dan dia tidak ada masalah sama sekali.
Zayn duduk di tepi ranjang lalu membelai-belai wajah Hasha.
"Hei pemalas, sudah jam berapa ini? Ayo bangun." Hasha terusik, namun hanya bergerak, tidak membuka matanya. Dia belum benar-benar terbangun. Tidak sadar juga kalau Zayn ada di dalam kamarnya sekarang.
"Sayang," Zayn mencubit pipi Hasha gemas. Wajah Hasha saat tidur sangat menggemaskan. Aslinya sudah cantik sekali. Tidur pun tetap cantik.
"Bangun sayang, kita harus fitting baju hari ini." gumam Zayn lagi.
Hasha perlahan membuka matanya. Samar-samar ia melihat wajah Zayn. Dia pikir dirinya sedang bermimpi dibangunkan oleh pria itu.
"Bang Zayn lagi bang Zayn lagi. Di mimpi aja masih muncul. Pergi sana, dasar cowok mesum!" Hasha menggeplak wajah Zayn dengan tangannya. Mulutnya terus berkomat-kamit.
"Mesum?" Zayn terkekeh. Pikirannya mulai liar.
"Kamu mau rasa lagi gimana mesumnya aku? Mau bangun atau tidak, hm?" pria itu mencubit pipi Hasha lagi, namun wanita itu tidak bangun-bangun juga. Mulutnya terus berkomat-kamit.
"Sepertinya kamu memang harus di emut sebentar biar bangun." Zayn tersenyum nakal. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuh Hasha. Wanita itu memakai celana pendek yang menampakkan paha mulus indahnya, dan tanktop tanpa bra. Keliatan jelas tonjolan dari dalam tanktop-nya.
Zayn menelan salivanya. Ia jadi lapar melihat Hasha yang begitu menggoda. Pria itu naik ke tempat tidur lalu menaikan tanktop Hasha hingga gunung kembarnya terpampang jelas dengan pucuk yang menantang.
Tanpa aba-aba jemari Zayn menyentuh pucuk merah muda itu dan memilinnya. Mulutnya bermain dibagian kiri dada Hasha. Mengu-lumnya tanpa ampun hingga berhasil membuat Hasha mengeluarkan suara erangan.
"Eungh .." erang Hasha. Tubuhnya mulai bergerak tak nyaman. Ia pikir yang terjadi hanyalah mimpi, namun anehnya mimpi itu terasa begitu nyata. Badannya bergetar hebat dengan sensasi aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya.
"Ahh ..."
Sekarang Hasha merasakan bagian intinya di emut. Matanya terbuka. Ia melotot hebat saat melihat Zayn sedang bermain di bawah sana dengan mulut, di dalam intinya. Ternyata ini kenyataan, bukan mimpi.
"Ba ... Bang Zayn! Aahh ..." Hasha mendorong kepala Zayn kuat-kuat, sayang tidak bisa. Zayn menekan kan lidahnya makin dalam hingga Hasha tidak berdaya. Zayn mempercepat gerakan lidahnya. Tubuh Hasha bergerak-gerak seperti cacing kepanasan.
"Bang ... Bang Za-yn Hasha mau ... Ahhh ... Hhh ... Hhhh ..." badan Hasha menggelinjang hebat begitu mendapatkan puncaknya.
Zayn mengangkat wajahnya dan tersenyum puas. Wajah Hasha merah sekali.
"Sekarang pilih, mau aku mandiin, atau mandi sendiri?"
"Mandi sendiri!" seru Hasha dan langsung melompat dari atas tempat tidur masuk ke toiletnya. Zayn hanya tertawa.