PESONA ISTRI DARI DESA (TERPAKSA MENIKAH)

PESONA ISTRI DARI DESA (TERPAKSA MENIKAH)

BAB 1

KARIN ASKARA gadis cantik berusia 19 tahun yang berasal dari desa terpencil, ia tumbuh dengan kasih sayang orang tuanya, meskipun kehidupannya sederhana tapi Karin tidak pernah merasa kekurangan, namun meskipun begitu Karin tetap tidak ingin membebani kedua orang tuanya, gadis itu memilih untuk membantu kedua orang tuanya di kebun dari pada melanjut kan sekolahnya.

“Karin, ibu dan ayah pulang dulu ya, ada tamu dirumah, kamu kalau mau ikut ayo sekalian pulang.”

Teriak Asri pada putri semata wayangnya itu, Karin yang tengah memetik sayuran pun menoleh ke sang ibu.

“Nanti saja Bu, Karin hampir selesai, nanti Karin menyusul.”

Ucap Karin, sebenarnya ia memang sengaja tidak ikut pulang lantaran sudah punya janji dengan pria desa yang ia kenal, Asri yang mendengar jawaban putrinya itu pun mengangguk lalu segera menyusul suaminya yang sudah pulang lebih dulu, sedangkan Karin kini menoleh menatap ayah dan ibunya yang sudah menjauh.

Tak lama ia mengeluarkan ponsel jadulnya dari dalam saku rok nya lalu segera menghubungi pria yang bernama Aska yang berusia 22 tahun, mereka sudah berjanji akan bertemu di kebun sore ini, tapi mumpung ibu dan ayah Kiran sudah pulang lebih awal, Karin mengambil kesempatan untuk bertemu dengan Aska lebih lama.

“Kang? Dimana? Ibu dan Ayah sudah pulang.”

Ucap Karin.

“Akang kesana sebentar lagi.”

Ucap Aska, Kiran pun segera menutup sambungan telepon lalu segera mempercepat pekerjaannya, tak lama kemudian Aska tiba di kebun milik orang tua Karin, keduanya kemudian duduk di bawah pondok, Aska mengeluarkan sebatang bunga mawar merah yang sejak tadi ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

“Karin, ini buat karin.”

Ucap Aska menyerahkan bunga mawar merah itu pada Karin, melihat itu Karin segera mengambilnya lalu memperlihatkan senyumnya pada Aska, Karin mencium aroma wangi bunga mawar itu membuat Aska tersenyum, tak lama pria itu menarik salah satu tangan Karin membuat gadis itu terkejut.

“Akang sudah lama suka dengan Karin, apa Karin mau menerima cinta Akang?”

Tanya pria itu gugup, terlebih saat melihat raut wajah Karin yang mendadak berubah, gadis itu menatap lekat pria dihadapannya lalu menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, hal itu tentu membuat Aska terkejut, lagi pria itu menanyakan kejelasan dari jawaban gadis yang ia cintai itu.

“Karin mau? Benarkah?”

Tanya Aska dengan mata berbinar-binar.

“Iya, Karin mau, Karin juga suka sama kang Aska.”

Ucap Karin malu malu, Aska yang mendengar itu pun tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, pria itu kemudian memeluk Karin membuat gadis itu begitu gugup, pasalnya ini pertama kalinya ia dipeluk oleh seorang pria terlebih pria yang ia cintai, Aska yang juga baru menyadari perbuatannya langsung melepaskan pelukannya.

“Maaf, Akang terlalu bahagia jadi kelepasan.”

Ucap Aska gugup, Karin juga hanya mengangguk seraya memalingkan wajahnya lantaran tak ingin jika Aska melihat wajahnya yang memerah karena merasa malu, sore pun tiba keduanya akhirnya memilih pulang, Aska juga mengantar Karin pulang meskipun hanya sampai persimpangan lantaran Karin tak ingin jika orang tuanya melihat ia bersama pria.

Lantaran ayah Karin melarang dirinya untuk berhubungan dengan pria apalagi menjalin hubungan, pasalnya ayah Karin menganggap jika Karin masih sangat muda, Karin juga tidak ingin membuat ayahnya marah itulah sebabnya ia meminta pada Aska untuk merahasiakan hubungan mereka sampai orang tua Karin mengizinkan nya untuk berpacaran.

“Sampai sini saja kang, terima kasih ya.”

Ucap Karin pada Aska, pria itu kemudian menggenggam tangan Karin seolah belum ingin berpisah namun dengan cepat Karin menepisnya lantaran takut dilihat oleh orang lain, bagaimana jika ada yang mengadu pada Ayahnya nanti? Aska mengerti dengan situasi Karin dan akhirnya memilih untuk pulang.

“Akang pulang dulu ya, sampai jumpa besok Karin sayang.”

Blush, memerah sudah wajah Karin mendengar Aska memanggil nya dengan sebutan sayang, dengan malu malu Karin melambaikan tangan pada Aska lalu segera berjalan menuju rumahnya, seketika keningnya berkerut kala melihat sebuah mobil mewah terparkir didepan rumahnya.

“Siapa yang datang?”

Gumam Karin lalu segera masuk kedalam rumahnya, setelah mengucapkan salam Karin pun masuk, gadis itu sedikit terkejut melihat semua orang yang menatapnya.

“Ini dia Karin.”

Ucap Retno pada tamu tamunya.

“Dia Karin? Sudah besar ya dan sangat cantik.”

Ucap Erika Herlando, anak perempuan pertama dari Wita Herlando dan Bambang Herlando, ketiga orang itu berasal dari kota, Bambang dan Retno berteman sejak kecil hingga sekarang, mereka juga merintis bisnis bersama, namun sayangnya bisnis yang Retno perjuangkan justru bangkrut di tengah tengah masa kejayaannya hingga akhirnya ia memilih untuk hidup di desa saja bersama istri dan anaknya masih berusia 6 tahun.

Sedangkan Karin yang mendengar wanita itu berbicara seolah olah sudah mengenalnya hanya bisa tersenyum canggung, jujur ia tidak tahu siapa ketiga orang itu.

“Karin, ayo kesini, mereka teman ayah, dulu waktu kamu masih kecil, kamu sering bermain dengan kak Erika ini,”

Ucap Retno membuat Karin akhirnya ikut nimbrung disana.

“Hai kak Erika, perkenalkan saya Karin, maaf kalau Karin tidak ingat dengan kak Erika dan om, juga tante.”

Ucap Erika merasa sedikit tidak enak lantaran tidak mengingat semuanya, semuanya tersenyum mendengar tutur lembut Karin.

“Tidak apa apa sayang, toh kamu dulu masih umur 6 tahun jadi tentu tidak ingat apapun.”

Ucap Wita tersenyum pada Karin, Karin pun menganggukkan kepalanya.

“Baiklah Retno, berhubung sudah sore kami pamit pulang dulu, dan jangan lupa dengan kesepakatan yang kita buat tadi.”

Ucap Bambang pada sahabatnya itu, Retno pun menganggukkan kepalanya lalu segera mengantar tamunya itu keluar, setelah kepergian keluarga Herlando, Retno segera masuk lalu memanggil Karin untuk membicarakan sesuatu.

”Karin, ada yang ingin ayah katakan padamu.”

Ucap Retno pada anak satu satunya itu.

“Apa yah?”

Tanya Karin.

“Ayah ingin Karin menikah dengan anak pak Bambang.”

Deg!

“Apa?!!”

Pekik Karin terkejut mendengar permintaan sang ayah, apa maksudnya Karin harus menikah dengan anak pak Bambang yang bahkan tidak dikenal, melihat wajahnya saja belum.

“Tapi Yah, kenapa? Karin masih sangat muda, bukankah Ayah tidak mengizinkan Karin menjalin hubungan dengan pria manapun? Tapi kenapa sekarang ayah justru meminta Karin untuk menikah dengan pria yang tidak Karin kenal?”

Ucap Karin tidak terima jika ia tiba tiba dijodohkan tanpa bertanya pada nya terlebih dahulu.

“Karin tidak perlu mengenal anak pak Bambang lebih jauh, Ayah yakin anak pak Bambang baik, karena Ayah sudah mengenal pak Bambang sejak kecil.”

Jelas Retno, Bambang dan dirinya sudah mengenal sejak kecil, jadi ia yakin sifat anak laki laki Bambang juga sama dengan Bambang meskipun ia sudah lama tidak melihat anak Bambang.

“Tapi yah...”

“Kalian juga sudah mengenal sejak kecil, kalian sering bermain dulu, tidak ada alasan untuk menolak!”

Ucap Retno lalu segera masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Karin yang terdiam di tempat.

.

.

.

Hai jangan lupa support Author ya, terima kasih😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!