"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
saat mereka sedang mengobrol tiba tiba seorang dokter masuk ke ruangan itu untuk memeriksa kondisi arif
dokter itu pun mulai menjelaskan kepada dinda terkait kondisi arif
"jadi mbak dinda ini adik nya pak arif ya " tanya dokter tampan itu tersenyum
"iya dok, saya adik dari pasien, bagaimana keadaan abang saya? " ucap dinda kepada dokter itu
"kondisi pak arif sudah mulai membaik mbak dinda , kalau mau pulang pun sudah bisa " ucap dokter tersebut tersenyum
"oh baiklah dok, abang saya biar pulang saja " ucap dinda
dokter tersebut pun izin pergi dari ruangan itu, dinda melihat arif hanya melamun saja "bang... ada apa? " tanya dinda membuyarkan lamunan arif
"eh, nggak apa apa din" ucap arif yang sebenarnya mau bertanya kepada dinda maksud omongan nya tentang ibu nya tetapi dia malu bertanya karena ada orang tua Naura
"yaudah dinda urusan administrasi udah saya bayarin saya pulang dulu ya nanti kamu langsung ke rumah saya saja setelah mengurus abang mu "ucap bagas tersenyum
" iya dinda saya sama suami saya pulang dulu ya, saya tunggu kamu "ucap arini
" iya Pak, bu terimakasih banyak atas semuanya "ucap dinda
arini dan bagas pun keluar dari ruangan arif " kamu apaan si din, terimakasih apanya yang bikin abang masuk penjara saja dia buat apa kamu berterimakasih kepada mereka? "ucap arif kesal
" bang, justru mereka sudah sangat baik sama aku, walaupun mereka sudah abang kecewakan tetapi mereka tetap mau membantu ku "ucap dinda mulai membereskan barang arif
" bantu apaan sih din... "belum selesai arif bicara sudah di potong oleh dinda
" sudah lah bang ayo kita beberes biar cepet selesai habis itu abang pulang ke rumah ibu di kampung nanti aku kasih alamat nya aku harus ke rumah bu arini "ucap dinda sambil membereskan beberapa baju arif
" apa maksud kamu kampung din? kenapa aku pulang ke rumah ibu di kampung? "tanya arif penasaran
dinda pun mulai menceritakan semua nya kepada sang abang termasuk cara dia membebaskan abang nya itu
" kenapa mereka tidak mengikhlaskan saja sih... lagian kan mereka kaya uang mereka banyak"ucap arif kesal
"heh bang uang segitu abang fikir sedikit? itu banyak banget loh bang aku kalau jadi mereka tidak akan meringankan keluarga nya seperti ini" ucap dinda kesal
"oh iya din, bagaimana kabar Bianca? " tanya arif tiba tiba
"kamu itu bang masih saja mengingat wanita itu, jelas jelas karena dia kamu jadi hancur seperti ini, lagian juga dia sedang bersenang senang dengan pacar nya sekarang " ucap dinda yang memang sudah sejak lama mengetahui sifat asli Bianca
namun dinda tidak pernah di percaya oleh ibu dan abang nya itu setiap menceritakan keburukan Bianca
"jaga bicara mu adinda!! biar bagaimana pun dia tetap istri ku, jangan kamu fitnah dia" ucap arif marah marah kepada dinda
"kalau abang tidak percaya silahkan saja abang ke rumah nya, agar terbuka mata abang " ucap dinda pergi ke kamar mandi agar tidak berdebat lagi dengan sang abang
*sudah tau hidup nya hancur karena wanita itu masih saja tidak sadar *ucap dinda dalam hati nya
arif pun berjalan ke arah jendela, kebetulan selang infus nya juga sudah di lepas oleh dokter, dia memandangi pemandangan yang terlihat dari jendela
"abang ingin ke rumah Bianca dulu dek" ucap arif saat dinda sudah keluar dari kamar mandi