NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara

"Penantianmu tidak sia-sia, Ka ... Megumi masih ada, dia selamat dari kecelakaan itu dan sempat koma, tapi sekarang sudah sadar, dan kau tahu? Satu-satunya yang dia ingat hanya namamu."

"A-apa?" Seharusnya Azka bahagia, tapi nyatanya tidak. Mata Azkara membola dengan dada yang terasa sempit seketika.

Berbulan-bulan Azkara menunggu, bahkan di saat keluarga besar memintanya untuk ikhlas, Azkara bersikeras meyakini jika Megumi masih ada dan akan kembali padanya. Akan tetapi, di saat Azkara sudah berada di titik rela dan ikhlas akan kepergiannya, kabar tak terduga justru terdengar.

Lebih membingungkan lagi, hal itu baru Azka ketahui setelah dia memiliki istri. Sebagai seorang Hamba yang imannya memang lebih kerap goyah, jelas saja Azkara bertanya.

Apa Tuhan tengah mempermainkannya? Seolah tidak ada waktu dimana dia bisa tenang dan bahagia. Selalu saja ada kerikil yang mengguncang hatinya, Azkara bingung apa sebanyak itu dosa di masa lalunya sampai Tuhan menghukumnya dengan cara sehalus ini.

"Azkara ... Hai, kau dengar aku?"

"Ehm? I-iya dengar, aku mendengarmu," jawab Azkara mengusap kasar wajahnya.

Sesekali dia menatap Shanum yang masih terbaring dan tampak menunggunya untuk kembali. Belum apa-apa, hati Azka seolah sakit dan bingung dalam satu waktu.

"Megum_"

"Rega_ aku ...." Seolah tidak mau mendengar kelanjutannya, Azkara memotong pembicaraan pria di balik telepon itu.

Azkara gusar, beberapa kali mengusap wajahnya begitu kasar. "Ga, kenap_ kenapa baru sekarang?"

"Kenapa memangnya? Kau tahu kita sudah berusaha, Asraf juga tidak diam tapi mau bagaimana lagi? Memang baru sekarang waktunya ... juga, kenapa kau seperti mempermasalahkan ini? Bukankah kau sendiri yang mengatakan, tidak peduli walau sampai harus bertahun-tahun, selagi Megumi belum jelas kabarnya kau akan menunggu, 'kan?"

Benar, Azkara memang sempat mengatakan itu. Akan tetapi, itu dulu, sebelum dia berada di titik ikhlas dan bertemu istrinya. Kalau untuk sekarang? Jujur saja, kabar ini sebenarnya membuat kepala Azkara semakin sakit saja.

"Keadaannya sudah berbeda, Ga."

"Beda? Beda bagaimana? Kau masih Azka yang kutahu, 'kan? Azka yang bodoh sampai rela menghancurkan diri sendiri hanya karena Megumi yang dia jad_"

Tuuut

Azka tidak ingin mendengar lebih banyak, dia memutuskan sambungan teleponnya sepihak. Kembali menghampiri sang istri yang masih terlihat lemas di atas pembaringan.

"Siapa yang telepon?" tanya Shanum begitu lembut.

Sebuah pertanyaan klise yang mungkin akan ditanya semua istri jika sang suami sampai sengaja menjauh hanya untuk menerima panggilan telepon.

"Temen," jawab Azka lembut, kembali duduk di tempat yang telah disediakan kemudian menyentuh ujung hidungnya.

Hal itu tak lepas dari pandangan Shanum yang terus menatapnya penuh tanya. "Oh temen," sahut Shanum kemudian menghela napas panjang.

Dia perlahan ingin duduk, berbaring terus menerus ternyata cukup membuatnya tak nyaman. Azkara bergerak cepat, heran juga kenapa Shanum kebiasaan tidak meminta tolong jika hendak melakukan sesuatu.

"Capek ya?"

"Iya, pegal sininya," jawab Shanum menepuk pundaknya.

Tak dapat dipungkiri, berada di rumah sakit begini sangatlah tersiksa. Jika boleh, dia ingin pulang segera karena Shanum tidak menyukai suasana di rumah sakit sebenarnya.

Hanya dengan sekali mengadu, Azkara memijat pundak sang istri demi memberikan kenyamanan. Perlakuan Azkara semakin nyata, bahkan tanpa menunggu Shanum meminta, Azkara sudah bertindak lebih dulu.

Hal itu tidak hanya berlangsung sesaat, sangat lama. Hampir seharian Azkara benar-benar hanya berada di sisi Shanum. Sudah beberapa orang yang menjenguk, dan sikap Azka sudah terang-terangan sekalipun itu di hadapan keluarga besarnya.

"Mas, aku beneran bisa sendirian ... kamu duduk di sana saja tidak masalah," ucap Shanum memerintahkan Azkara untuk duduk di dekat beberapa omnya di sofa yang tersedia.

Namun, alih-alih menurut Azkara benar-benar tidak pernah meninggalkan Shanum walau sedetik saja. Dia yang Shanum ketahui memaksakan diri untuk berpuasa tanpa makan sahur itu tetap bersikeras menyuapinya saat jam makan siang, dalam keadaan lapar-laparnya.

"Tidak mau, mereka juga ngobrol di sana ... cepat makan."

"Ya maksudku Mas juga ikutan git_" Shanum kembali memintanya, tapi seketika dibalas dengan tatapan tak terbaca yang membuat Shanum membuka mulut segera.

Dari kejauhan beberapa saksi mata yang melihat interaksi Azkara bernapas lega. Bagaimana tidak? Melihat Azkara kembali berseri dan menemukan dunianya begitu adalah hal yang mustahil, jelas saja kebahagiaan Azkara menjadi kebahagiaan mereka.

"Mereka benar-benar menikah karena terpaksa?"

"Menurut pengakuan Kak Evan begitu, bahkan maharnya cuma 75.000 rupiah," sahut Zain menanggapi pertanyaan saudaranya.

"Keren, bisa langsung sedekat itu ya? Aku saja mahar 2M plus uang jajan dua digit awal-awal menikah berantem dulu, mana ngata-ngatain lagi," tutur Zeshan mulai bernostalgia tentang perjalanan cintanya bersama sang istri.

"Sebenarnya hubungan itu tergantung dari prianya ... kami tim nikah dadakan akur-akur saja, kau saja yang aneh," timpal Om Sean tidak ingin ketinggalan karena memang Zeshan seheran itu melihat manisnya pernikahan Azkara dan Shanum.

"Setuju, kebanyakan wanita yang tahu dan paham kodratnya sebagai istri mereka tidak akan banyak ulah, asal diperlakukan dengan baik layaknya istri maka pernikahan itu akan bahagia, percayalah," pungkas Zain ikut membenarkan pernyataan Sean sembari memilih apel dari keranjang buah yang dibawakan khusus pasien untuk dia bawa pulang.

.

.

Tidak hanya keluarganya yang bingung, tapi Shanum juga sebenarnya. Setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari, Shanum diizinkan pulang dan candaan Tante Ameera yang mengatakan jika Shanum akan lebaran di rumah sakit nyatanya tidak terjadi.

Kendati demikian, walau sudah diizinkan pulang Azkara tetap memperlakukannya persis orang sakit. Untuk pulang, Azkara dijemput Pak Boim, sopir pribadi keluarganya lantaran Mama Mikhayla dan Papa Evan tidak bisa menemani.

"Pelan-pelan ya, Pak," pinta Azkara lagi, padahal peraturan itu sudah Pak Boim dengar berkali-kali oleh nyonya besarnya.

Shanum yang memang masih lelah tak berontak tatkala Azkara memintanya bersandar di pundak. Dalam keadaan lemas, dia bahkan tertidur karena memang suasana di dalam mobil terlalu nyaman.

Wajahnya yang begitu lelap tak lepas dari tatapan Azkara. Semakin lama dia pandangi, jika tentang Shanum sudah pasti tidak akan cukup hanya sebatas itu, perlahan Azkara mengikis jarak dan mengecup bibir sang istri tanpa malu sekalipun ada orang lain.

Usai memberikan kecupan tersebut, Azkara seketika ingat akan sesuatu. Dia sempat membisukan panggilan dan mengabaikan pesan dari Rega, padahal masih ada yang belum dia lakukan. Bergegas pria itu merogoh ponsel dan mencari nomor pria itu.

Tanpa keraguan, Azkara menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian mengetik pesan singkat untuk membalas semua pertanyaan dari Rega.

Maaf soal kemarin. Terima kasih telah berusaha semaksimal mungkin, tapi aku melupakan sesuatu ... tentang keadaanku yang tidak lagi sama, itu benar adanya. Aku sudah menikah, belum lama, tapi di mata Tuhan saat ini dia wanitaku, Ga. Aku mungkin tidak akan datang ke Jepang, tolong jelaskan dan sampaikan permintaan maafku padanya di sana.~ Azka Wilantara

Azkara membaca ulang pesan yang dia ketik setelah lama berpikir, dia memejamkan mata sebelum kemudian mengirim pesan yang secara tidak langsung adalah cara Azkara mengakhiri hubungan yang sudah terjalin cukup lama. "Maaf, maafkan aku, Megumi."

.

.

- To Be Continued -

1
Jihanisa Jihan
hayolojhhhhhh
tanggung jawab Azka nanti sm opa khail
Jihanisa Jihan
ngau ngau ngau.
🐈 birahi 🤣🤣🤣
Jihanisa Jihan
tp gmn ceritanya azkara BS JD panutan si saka.
Hanifah NM
aku baru mampir
setelah baca anet thor
duoNaNa
astaga....kelakuan 🤣🤣🙏
duoNaNa
buat narra
Jihanisa Jihan
trus papa Evan mana. kok ga tau saka anak kiyai Habsyi. bingung bingung ku memikirkan
Jihanisa Jihan
sepertinya terjadi kesalahpahaman deh.
Camera Gaming
ini kaya nya edisi ngasih penjelasan harus detail dan di sebut satu persatu,,,aduh azkaaa ada aj akalnya/Facepalm//Facepalm/
Otih Nuraeni
lanjut thor
Hanifah NM
aku baru hadir thor
Mari Anah
🤣🤣🤣🤣dasar azkara
Darna Syukaira
semua karyamu enak dibaca....
Desy Puspita: Mamacih Kak
total 1 replies
Jihanisa Jihan
waaahhhh siapa yaa
knp dipenjara. eleh eleh bisa Bae bikin penasaran 🫠🫠🫠
duoNaNa
waduh...menaang banyak azkara dapet yang pollllooosss....
duoNaNa
azka buka nya ga taggung2..baru kenal juga 🤣
duoNaNa
embek kali...ga suka aer 🤣🤣
Jihanisa Jihan
Luar biasa
Camera Gaming
Rangga kurang ajar mulutnya, good job Azka laki macam tu mesti di bikin perkedel kalo perlu
Ning Fifi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!