Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 34.
Lucas membawa istri dan anaknya makan ke sebuah restoran terkenal di kota mereka.
Saat di dalam mobil tadi, Lucas sudah melakukan reservasi untuk ruang VIP, dia ingin makan bertiga saja dengan keluarga kecilnya.
Julia begitu melihat restoran yang mereka tuju, dia sudah tahu kalau restoran itu adalah restoran yang sangat mahal.
Harga satu menu makanan saja bisa sampai satu juta rupiah, sungguh mahal.
"Kenapa makan siang di sini?" tanya Julia kurang setuju.
Ini namanya pemborosan, hanya makan siang dengan empat menu saja, bisa mencapai sepuluh juta.
"Tidak apa-apa, aku ingin menyenangkan keluarga ku!" sahut Lucas tersenyum manis, mencoba untuk memikat hati Julia agar tidak membatalkan makan siangnya bersama dengannya.
"Kan bisa di restoran lain, di sini terlalu mahal!" ujar Julia masih kurang setuju.
"Ayo masuk!" Lucas tidak mendengarkan Julia, pria itu menggenggam tangan Julia, dan tangan satu lagi sudah kembali menggendong Harry.
"Kayaknya makan di sini enak ya Pa?" sahut Harry memeluk leher Ayahnya.
"Iya nak!" jawab Lucas, lalu membawa Julia dan Harry mengikuti Manajer restoran menuju ruang VIP yang telah di pesannya.
"Silahkan Tuan dan Nyonya!" sahut si Manajer mempersilahkan Lucas dan Julia untuk masuk ke dalam ruang VIP tersebut.
Manajer restoran itu membukakan pintu VIP lebar-lebar untuk mereka.
Lucas dan Julia kemudian masuk ke dalam.
Setelah pintu di tutup kembali oleh si Manajer, Lucas meletakkan putranya ke atas salah satu kursi yang di tariknya.
Harry diam saja saat di letakkan Ayahnya untuk duduk di kursi.
"Duduklah!" sahut Lucas begitu Harry telah dia letakkan di kursi.
Lucas menarik satu kursi untuk Julia, dan dengan perlahan Julia duduk pada kursi yang di tarik Lucas tersebut.
Tidak berapa lama pintu ruang VIP terbuka, dan masuklah menu pertama makan siang mereka.
Harry menatap satu piring makanan pembuka yang telah di letakkan di depannya di atas meja.
"Kayaknya ini enak sekali Pa!" sahutnya dengan mata berbinar.
"Iya nak, makanlah dengan perlahan!" ujar Lucas.
"Iya Pa!" jawab Harry dengan patuh.
"Makanlah sayang!" sahut Lucas menoleh ke arah Julia.
Julia memandang Lucas, dia merasa terasa canggung dengan panggilan 'sayang' yang di ucapkan Lucas memanggil dirinya.
"Kenapa?" tanya Lucas menatap Julia yang terlihat merasa tidak nyaman.
"Panggil namaku saja!" ujar Julia dengan datar.
Dia tidak ingin Lucas memanggilnya dengan mesra seperti itu, mereka bukanlah sepasang suami-istri yang menikah karena di dasarkan atas cinta.
Mereka menikah karena Harry, bukan karena saling mencintai.
Jadi Julia merasa tidak nyaman dengan panggilan 'sayang' Lucas tersebut.
Lucas menghentikan tangannya yang akan menyedok makanannya, begitu mendengar apa yang di katakan Julia itu.
Lucas merasakan Julia sepertinya ingin menjaga jarak dengannya, karena kesalahan yang telah dia buat, makanya mereka bisa menjadi suami-istri.
Lucas merenungkan apa yang membuat dia begitu senang akhirnya bisa menikah dengan Julia, apakah hanya karena rasa ingin bertanggung jawab saja?
Atau ada rasa sesuatu yang lain dalam hatinya, yang membuat dia merasa nyaman dekat dengan Julia.
Lucas selama ini memang lebih suka dekat dengan wanita yang sudah dia kenal, bukan wanita yang tidak dia ketahui latar belakang wanita itu.
Tapi, saat pertama sekali bertemu dengan Julia di kamar hotel itu, entah kenapa ada hasrat yang begitu dalam pada diri Lucas begitu melihat Julia.
Seakan Julia sudah dia kenal, dan dia merasa ada sesuatu dari diri Julia yang menarik dirinya, untuk mendekat pada gadis itu tanpa merasa risih karena belum mengenal Julia.
Dari semenjak Lucas memikirkan terus akan sosok Julia, dia masih merenungkan apa arti dari perasaannya ini.
Apakah ini rasa suka atau rasa mengagumi, karena Julia wanita yang kuat, tidak begitu mengeluh dengan apa yang telah di alaminya selama ini?
Apa lagi mengetahui latar belakang Julia, ada rasa yang begitu kuat pada diri Lucas ingin memiliki Julia.
Kehidupan Julia yang keras dan kerap di tindas oleh tante dan sepupu gadis itu, membuat Lucas ingin menyelamatkan Julia dari situasi yang di alaminya.
Bersambung.....
cerita ini bagus bangt...