Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kenangan Buruk
Tubuh kecil Daniah ditarik ibunya keluar rumah, wanita itu sudah membuka pintu mobil dan mendorongnya masuk ke dalam.
“Bu, kita mau ke mana? Bu?” Anak kecil itu mulai merengek.
Wanita itu diam tidak menjawab, dia menghidupkan mobil lalu membawanya melaju memecah keramaian kota. Tidak bicara apa pun, dia hanya menatap anak tirinya sekali. Lalu melengos dan menatap jalanan lagi.
Aku harus memberimu pelajaran berharga, supaya kamu tahu siapa yang berkuasa di dalam rumah. Dasar, kenapa aku harus membesarkan anak orang lain sepertimu. Lebih sebal lagi ayahmu yang tidak mau membuangmu, mengembalikanmu pada keluarga ibumu. Kalau kau pergi semuanya jadi mudah kan.
“Ibu, kita mau ke mana?” Daniah merasa takut, tangannya sudah gemetar. Wanita di sampingnya tidak menjawab membuatnya semakin ketakutan. “Ibu.”
“Aku bukan ibumu!”
Kata-kata itu mencekik Daniah, dia yang sudah mau merengek takut mengunci mulutnya. Dia menyadari kalau wanita yang sedang mengemudikan mobil di sampingnya ini sedang marah. Dia tahu, dia tidak disukai oleh ibu tirinya. Beberapa kali dia dimarahi untuk alasan yang tidak jelas. Dia tidak mengganggu adik tirinya, tapi dia selalu dituduh bersalah kalau adiknya menangis.
Mobil terus berjalan tidak tahu ke mana tujuan, Daniah menatap keluar kaca mobil, mereka memasuki kawasan pinggiran perkotaan. Dia bisa melihat pohon-pohon besar sepanjang jalan. Mobil berhenti. Daniah mengkerut di kursinya. Sementara ibu tirinya turun.
Dia membuka pintu mobil dan menarik tubuh Daniah.
“Ibu, maafkan aku Bu. Maafkan aku.” Airmata mulai menganak sungai dan pecah, suaranya sudah bergetar karena takut.
“Turun!” Wanita itu menarik lengan Daniah, anak kecil yang berpegangan pada kursi mobil itu kalah tenaga. Tubuhnya sudah tertarik, dan dia sudah turun dari mobil. Brak! Pintu mobil dibanting dengan keras.
“Ibu, Ibu mau ke mana? Jangan tinggalkan aku Bu.”
Ibu tirinya tidak bicara apa-apa, dia hanya menatap Daniah dengan kebencian. Lalu berjalan memutari mobil dan masuk ke dalam mobil. Dia menghidupkan mobil.
“Ibu jangan tinggalkan aku Bu.” Daniah berusaha membuka pintu mobil, tapi terkunci. “Maafkan aku Bu, maafkan aku. Aku bersalah, aku bersalah Bu. Jangan tinggalkan aku Bu. Aku takut. Ibu, buka pintu mobilnya Bu. Aku mohon Bu.” Mobil berjalan pelan. Daniah mulai berlari mengejar sambil mengetuk kaca pintu keras. “Ibu jangan pergi Bu, jangan tinggalkan aku. Aku mohon Bu.”
Daniah tersungkur jatuh saat mobil yang dia kejar semakin melaju kencang. Meninggalkannya sendirian. Tangis anak kecil itu pecah. Dia melihat sekeliling hanya ada pohon-pohon besar di mana-mana.
“Maafkan aku Bu, maafkan aku. Jangan buang aku, jangan usir aku Bu. Maafkan aku Bu. Aku takut.” Tubuh Daniah menggigil, dia ketakutan. Berjongkok sambil menangis sekerasnya yang bisa dia lakukan.
Udara di sekelilingnya sudah terasa semakin dingin, matahari pun sudah mulai meredup. Daniah kecil masih menangis sesenggukan. Duduk bersimpuh di tanah. Dia mendongak saat mendengar suara mobil. Dia bangun dari duduk saat ia tahu itu mobil ibunya yang kembali. Dia berlari saat mobil sudah berhenti.
Wanita yang tadi menariknya paksa keluar dari mobil, Daniah memeluk kaki wanita itu erat. Seperti menjaga benda paling berharga miliknya.
“Maafkan aku Bu, aku salah, aku nakal. Aku akan jadi anak baik dan patuh pada ibu dan ayah. Jangan buang aku Bu, jangan usir aku.”
Ibu tirinya menyentuh kepala Daniah.
“Kamu tahu kan sekarang, anak yang tidak patuh akan diusir dan dibuang. Kamu akan tinggal sendirian, tidak punya rumah dan keluarga seperti ini. Kamu mau?”
“Tidak Bu, maafkan aku Bu. Aku akan patuh pada Ibu, jangan buang aku Bu.” Airmata masih membanjir, dia tidak melepaskan pelukan eratnya di kaki ibu tirinya.
“Nah begitu, kalau kamu jadi anak yang patuh, aku juga akan merawatmu.”
“Ia Bu, aku akan patuh dan menurut, jadi jangan buang aku Bu, jangan usir aku.”
“Masuklah, kita pulang.”
“Ia Bu.”
Tubuh Daniah yang masih gemetar masuk ke dalam mobil. Dia menerima sebotol minuman. “Minum, kalau ayahmu bertanya dari mana, jawab kalau ibu mengajakmu pergi jalan-jalan.”
“Ia Bu.”
Sejak hari itu, Daniah tumbuh dengan rasa takut di hatinya, takut untuk dibuang jika dia tidak patuh, takut terusir dari rumah jika dia tidak mendengarkan ibu tirinya. Dia selalu menganggukkan kepala bahkan sampai dia dewasa. Walaupun seiring waktu, kepatuhan pada ibunya berubah menjadi kebencian, namun dia sama sekali tidak berani melawan. Apa pun yang diputuskan orang tuanya. Termasuk menikahi Saga Rahardian.
“Maaf Bu. Maaf.”
“Mbak Niah, Mbak Niah bangun.” Tika mengguncang-guncang tubuh Daniah agar gadis itu terjaga. Daniah mengerjapkan mata terkejut. “ Mbak nggak papa Mimpi buruk ya?”
Daniah mengusap wajahnya, keringat membanjir. Dia mengingat apa yang baru saja ia impikan. Kenapa kenangan buruk itu muncul lagi di ingatannya. Ia selalu kehabisan nafas kalau mengingat kejadian dulu di masa kecilnya.
“Tika bisa tolong ambilkan air dingin.”
“Ia Mbak sebentar. Mbak Niah sakit ya?”
“Gak papa, hanya pusing. Terimakasih ya.” Daniah menerima minumannya. Dia meminum hampir setengah botol. Bayangan gelap itu belum berhasil dia usir. Masih menggantung di pelupuk mata bayangan kecilnya yang meringkuk di tanah karena ketakutan. Takut dibuang, takut diusir dari keluarga.
BERSAMBUNG..................
ini cerita tuan saga knpa harus di hilangin separo nya sih jdi kurang greget ,biasanya bnyk adegan daniah berantem mulu sama si han ,awal saga masih galak bgt klo yg sekarang kaya to the poin gtu ceritanya