Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 32
Hari terus berjalan sesuai dengan rencana. Dan hari ini tepat hari pernikahan Arika dan Raiden.
Mereka melakukan resepsi kedua, yang minggu lalu mereka nikahnya di jepang dengan menggunakan adat jepang. Dan hari ini mereka mengulanginya menggunakan adat yang berada di indonesia, dan adat itu adalah adat suku makassar, di mana Arika mengambil suku kedua orang tuanya.
Raiden membantu Arika mengangkat gaunnya menuju palaminan. Arika begitu cantik menggunakan baju adat makassar. Jika di lihat, tidak ada yang akan percaya jika wanita itu sudah memiliki dua anak bujang.
Arika tersenyum menaroh tangannya ke bahu Raiden, dan Raiden mencium pucuk kepala Arika. Mereka melalukan sisi foto.
Setelah berfoto berdua, Arika mengajak kedua putranya naik ke atas pelaminan. Dan mereka foto berempat.
Momen ini tidak akan pernah Arika lupakan seumur hidupnya. Raiden benar-benar mengikuti keinginannya untuk menikah dua resepsi dan menikah menggunakan baju adat kedua orang tuanya.
Arika benar-benar terharu, di pernikahan keduanya. Dia begitu bebas mengatur sendiri acaranya. Beda saat menikah dengan Arian, semuanya diatur oleh sang Oma.
"Makasih, ya mas," ucap Arika.
"Tidak perlu terima kasih, sayang. Apa yang membuatmu bahagia, juga membuatku bahagia," balas Raiden.
Mereka pun duduk di kursi pelaminan, saat para tamu sudah menikmati sajian.
"Istriku ini pasti capek banget," ucap Raiden seraya mengipasi Arika.
"Capek banget, tapi bahagianya juga enggak terkira. Kamu benar-benar mengikuti apapun yang aku minta."
"Tidak ada kata tidak buat yang kamu minta, asalkan enggak nambah suami lagi."
Arika cemberutkan bibirnya, ia mencubit perut Raiden membuat lelaki itu terkekeh.
Acara berjalan dengan lancar. Awalnya Arika was-was, sebab di acara ia mengundang Arian dan Ema ke sana, ini permintaan kedua putranya.
Arvi dan Shaka sudah tau jika Arian adalah ayah kandung mereka. Hanya saja Arian belum tau.
Mereka berdua sempat membenci Arian, tapi mendengar nasehat mommynya dan Raiden membuat mereka berbuka hati kepada sang ayah kandung.
Arian menatap Arika yang berada di atas pelaminan, ketawa bahagia bersama dengan Raiden.
"Aku enggak bisa lepasin kamu, Arika. Sampai kapan pun itu, kamu akan kembali!" gumam Arian bersungguh-sungguh.
"Papa, cobain ini," sahut Karina menghampiri papanya. "Papa kok natap mommy dan daddy si kembar tajam banget?"
Arian mengalihkan pandangannya ke putrinya, ia menggeleng dan tersenyum.
"Coba kuenya enak, pah." Karina menyuapi papanya, dan Arian menerimanya dengan tulus.
Arvi dan Shaka mendekati pengantin baru, duduk di samping mereka.
"Kalian capek kan? Yaudah balik ke kamar hotel aja, acaranya udah mulai selesai," ucap Arvi.
Raiden menatap istrinya dan Arika menatap ke arah tamu.
"Mau balik kamar?"
Arika menatap ke arah mereka, ia terdiam sesaat. Dan pasa akhirnya mengangguk, ia juga begitu letih. Apalagi kepalanya begitu berat.
"Ayo."
Setelah kepergian mereka, Arvi dan Shaka saling tos.
"Mommy, daddy. Jangan lupa dedek bayinya," teriak Arvi.
Raiden dan Arika yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala saja. Mereka menuju kamar hotel.
Sesampainya di kamar, Raiden membantu Arika melepaskan gaunnya.
"Kepalanya pasti berat banget."
"Banget," ucap Arika.
Raiden hanya terkekeh. Setengah jam membantunya lepas gaun, dia juga membantu istrinya menghapus make up.
"Biar aku aja, mas."
"Biar mas aja." Raiden menghapus make up di wajah Arika, sedangkan Arika hanya duduk sambil memejamkan matanya.
Arika begitu deg-degaan saat saling dekatan begini, padahal mereka sudah malam pertama saat di jepang.
"Sudah," ucap Raiden.
"Yaudah mas mandi sana."
Raiden mengecup bibir Arika singkat membuat Arika memejamkan matanya.
"Habis mandi, kita buatin Arvi dan Shaka adik?" tanya Raiden.
Arika pura-pura tidak mendengar, ia naik ke atas ranjang.
"Sayang, kamu dengar enggak?"
"Dengar apa, mas?"
"Yang tadi." Raiden mendekati ranjang, dia duduk di samping istrinya yang menatap ke ponsel.
"Iya sebentar, kamu mandi dulu." Pada akhirnya Arika mengiyakannya.
"Muach..." Raiden mencium wajah Arika bertubi-tubi dan menuju kamar mandi.
"Kaya anak abg aja," gumam Arika geleng-geleng.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.