Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Mama Nadyn dibantu bibi, sudah menyiapkan banyak hidangan yang tertata rapi di meja makan.
"Tok tok tok
"Ceklek
Daniel sudah sampai dari penjara dijemput Papa dan Deni perjalanan memang padat merayap. Jadi sampai rumah sampai menjelang zhuhur.
"Papa...."Icha berlari langung menghambur memeluk Papanya, wajahnya menyelusup ke perut Daniel. Mencium aroma yang selama ini Icha nantikan.
Daniel mengelus pucuk kepala anaknya air matanya tidak bisa ia tahan. Air mata beningnya jatuh tepat ke pipi Icha.
Icha lalu mendongak ke atas. "Papa jangan nangis hu huuu.." Icha bilang Papanya tidak boleh menangis tetapi dirinya malah meraung.
"Papa kenapa rapatnya lama?" hu huuu..." Selama Daniel di penjara yang Icha tahu Papanya sedang rapat. Tidak mungkin juga Mama bilang kalau Daniel di penjara.
Walaupun Icha juga sudah mengerti, di tangkap polisi lalu di gelandang. Otak cerdasnya sudah mengerti hal itu. Tetapi Icha menepis pemikiran sendiri dan meyakini bahwa Papanya sedang rapat dapat menghibur diri sendiri.
"Eh sudah-sudah! Papanya biar bersih-bersih dulu, baru pulang pasti badan Papa bau." Tutur Mama Nadyn.
"Badan Papa wangi kok ti, nggak bau" Kata Icha mengendus menjelajahi tubuh Daniel yang saat ini sedang bersandar di kursi sofa memangku anaknya.
Ucapan Icha membuat gelak tawa seisi rumah. Hari-hari yang keluarga Mama Nadyn lalui selama tidak ada Daniel, hampir tidak ada tawa, semua larut dalam kesedihan. Baru hari ini mereka bisa merasakan senang.
"Papa mandi dulu ya sayang..." Kata Daniel. Icha mengangguk.
Daniel menapaki anak tangga. Icha terus memandangi Papanya. Daniel badanya agak kurus dan matanya sedikit cekung.
Sampai di kamar, Daniel bergegas ke kamar mandi bersih bersih. 15 menit kemudian keluar tampak lebih segar. Ia mencari kaos santai dan memakai nya.
Daniel membuka lemari baju, milik Rani. Barang-barang milik Rani ia susun dalam satu lemari setelah pindah dari BSD, Daniel tinggal di rumah Mama di Pondok indah. Surat-surat atas Nama Almira sudah ia rubah. Daniel berniat akan menjual rumah itu. Harga rumah di BSD hanya setengahnya dari perhiasan yang Sherly curi. Sedangkan Rumah yang baru di bangun di Pamulang ada ART yang menempati.
Daniel membuka kotak perhiasan di lemari Rani dan menciumnya. "Aku cinta sama kamu yank, semoga Allah selalu melindungi kamu"
Daniel lalu membuka laci melihat kalung dan liontin yang di kenakan Sherly. Ketika Sherly ke kantornya dan menggodanya Daniel menarik kalung beralaskan sapu tangan.
"Tunggu gue Sherly, loe boleh tertawa bahagia sekarang, dan bisa merayakan kemenangan loe, tapi loe sudah menabuh genderang perang. Siap-siap saja loe akan menerima balasan goe, tidak hanya loe, catatan kejahatan Papa loe sudah di tangan keluarga gue.
Tok tok tok.
"Masuk" Daniel segera menyimpan kalung milik Almira
"Papa lama banget di kamar mandi? Uti, Akung, Om Deni sudah menunggu Pa" Tutur Icha. Icha sudah lapar dari tadi tapi menunggu Papanya lama.
"Okay cantiknya Papa, kita kebawah..." Kata Daniel ingin menggandeng tangan Icha. Tapi tangannya di lepas oleh Icha.
"Kenapa?" Daniel mengerlingkan mata kearah Icha.
"Gendong!" Rengek Icha manja. Daniel berjongkok siap menggendong Icha.
"Adududuuuh...anak Papa sudah berat sekali sekarang" Kata Daniel menggendong Icha yang sudah menemplok di punggungnya.
"Iya kan Icha sudah hampir 10 tahun Pa, bentar lagi naik kelas empat" Kata Icha.
Daniel dan Icha menuruni anak tangga dan ikut bergabung dengan keluarga yang sudah menunggu di meja makan.
"Duuh yang lagi kangen! sampai minta di gendong" Ucap Deni menggoda Icha.
"Sudah, sekarang kita makan dulu." Titah Mama Nadyn. Mama Nadyn senang sekali, saat ini keluarganya bisa berkumpul lagi.
Mereka makan dalam diam. Selesai makan mereka duduk di sofa sambil bercerita tentang hal-hal penting yang di alami selama Daniel di penjara.
"Hoam.." Icha rupanya mengantuk.
"Anak Papa ngantuk ya! ayo shalat dzuhur dulu terus bobok" Titah Daniel.
Keluarga Papa Nano shalat dzuhur berjamaah. Sudah lama hal ini tidak mereka lakukan selama Daniel di penjara. Daniel menggendong Icha kembali dan membawanya ke kamar Icha.
Deni juga masuk kamar.
Sementara Uti sudah merebahkan tubuhnya di kasur mimpi buruknya membuat dirinya akhir-akhir ini tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Papa Nano akhirnya menyusul isterinya. Papa Nano tiba-tiba melahap bibir istrinya, akhir-akhir ini Papa tidak mendapatkan jatah dari istri tercintanya. Karena meratapi nasib yang di tinggal anak semata wayangnya. Tetapi bukan pergi kunjungan kerja seperti biasa, melainkan masuk kedalam bui.
"Iiihhh Papa mau apa?" Tanya Mama serasa berbalik badan memunggungi suaminya.
"Istriku..Papa kangen! Please" Papa membalik tubuh Istrinya dan terjadilah pergulatan siang.
*****
Tiga hari kemudian Daniel sudah masuk kerja menjalankan rutinitas seperti biasa.
Deeerrr deeerrr deerrr.
Daniel ambil handphone di sebelahnya, dan mengamati nama yang tertera, ternyata dokter Zulmy yang telepon.
"Hallo selamat siang" Sapa Daniel. Tangan kiri mengangkat telepon, dan tangan kanannya masih membolak balikkan berkas.
"Hallo Dan, loe sibuk nggak?" Tanya dokter Zulmy.
Daniel melirik jam di lengannya.
"Sebentar lagi istirahat kok, kenapa memang?" Tanya Daniel. Tidak biasanya sahabat SMA nya telepon, biasanya justeru dirinya yang telepon ketika sedang sakit.
"Gue tunggu di Cafe xxx ya gue ingin ketemu sama loe" Kata dokter Zulmy.
"Okay siip! goe meluncur kesana" Daniel kemudian merapikan berkas menumpuk kertas di meja kerjanya.
Kemudian Daniel menghubungi Deni diruang sebelah. Tidak lama kemudian Denì masuk.
"Ada apa bang?" Tanya Deni lalu duduk bersandar di kursi sofa.
Deni terlihat sangat lelah.
"Gue mau keluar dulu ya, barusan Zulmy telepon." Ucap Daniel lalu berdiri dari kursi goyang kebesaranya.
"Siapa yang sakit bang?" Tanya Deni ia pikir ada yang sakit.
"Tidak ada yang sakit, tiba-tiba Zulmy telepon ingin ketemuan sama gue, gue penasaran juga ingin ketemu." Tutur Daniel.
"Ya sudah! temui saja" Ucap Deni sambil berlalu meninggalkan Daniel. Dan kembali keruangan sendiri melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Daniel bergegas turun dari lift menuju lantai bawah. Sebenarnya selepas makan siang, Daniel ada agenda lain yaitu mengecek stok barang dalam gudang. Tetapi biarlah Daniel sendiri juga ingin melepas penat. Selama di penjara yang ia rasa hanya gurat kesedihan.
Daniel menuju tempat parkir kemudian menyalakan mobilnya lalu pergi meninggalkan kantor.
25 menit Daniel sampai di Cafe xxx
Mencari tempat parkir. Setelah memarkirkan mobilnya kemudian berjalan masuk kedalam Cafe. mencari sahabatnya.
Daniel netranya menelusuri seluruh ruangan akhirnya pandangannya menangkap Zulmy sedang duduk berdua dengan seorang pria. Tetapi tidak bisa terlihat wajahnya sebab posisi Daniel di belakang pria tersebut .
I
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭