TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Keiina dengan mudah beradaptasi dengan pekerjaannya sebagai administrasi di sebuah showroom mobil mewah. Reno pun dengan gencar slalu mendekati Keiina namun Keiina berlagak sok jual mahal agar membuat Reno semakin penasaran terhadap dirinya.
"Reno, sedang apa kamu di sini?" Tegur Fajar pemilik showroom.
"Tidak, hanya kebetulan lewat saja." Ucap Reno santai.
"Jangan ganggu karyawan di sini, lebih baik kamu fokus pada penjualanmu. Bulan ini kamu belum menjual satu pun mobil." Kata Fajar dengan tegas.
Reno hanya memutar malas bola mata lalu melangkah pergi meninggalkan Fajar. Sementara Fajar langsung memberi kabar melalui pesan singkat pada Anhar tentang kelakuan anak tirinya itu, Anhar telah meminta Fajar untuk mengawasi Reno agar tidak mendekati Keiina.
Anhar mengepalkan jari jarinya saat membaca pesan yang di kirimkan oleh Fajar.
Ingin rasanya Anhar meminta Fajar untuk memecat Reno saja, namun ia tidak bisa melakukannya karena nantinya Reno akan terus merengek meminta uang pada Riska yang berarti juga itu adalah uangnya juga.
Jam istirahat tiba, Reno menunggu Keiina untuk istirahat bersama, namun Keiina tetap bersikap jual mahal, menghindari Reno agar Reno semakin penasaran terhadapnya.
"Kucing liar, lihat saja, aku akan mendapatkanmu lalu membuangmu seperti wanita wanita lain di hidupku." Gumam Reno saat Keiina menghindarinya.
Sementara itu, Keiina tengah makan di warung tenda yang menjual soto bersama salah satu temannya juga di bagian administrasi. Ponselnya berbunyi menandakan notifikasi sebuah pesan masuk, Anhar dengan begitu perhatiannya mengirimi Keiina pesan.
"Hai, bagaimana pekerjaanmu? Jangan lupa makan siang ya." ~Anhar~
"Terimakasih Tuan, aku sedang makan bersama teman baruku di sini." Balas Keiina.
"Siapa? Laki laki atau perempuan?" ~Anhar~
"Perempuan, aku tidak bisa dekat dengan pria lain, selain...." Balas Keiina menggantung kalimatnya.
"Selain siapa?" ~Anhar~
"Selain dengan Tuan." Balas Keiina lalu tersenyum mengejek.
Namun pesan balasan dari Keiina membuat senyum Anhar mengembang, hatinya berbunga bunga seperti pria yang sedang jatuh cinta. Mungkin Anhar tengah merasakan puber ke dua, tanpa ia sadari jika Keiina adalah putri kandungnya sendiri yang sedang menjalankan misi balas dendamnya karena perbuatan Anhar di masa lalu.
**
Di Kantor pusat WG Group, Audrey memilih istirahat di kantin perusahaan. Ia memilih meja di pojokan yang tidak terlalu ramai. Wajah cantik Audrey membuat banyak pria menarik perhatikannya, namun Audrey bersikap Acuh. Hal itu tanpa sengaja terlihat oleh Kaisar sendiri.
"Boleh duduk di sini?" Tanya seorang pria pada Audrey. Namun Audrey tidak menggubrisnya, bahkan menoleh padanya saja juga tidak.
Audrey menghentikan aktivitas makannya dan berdiri lalu meninggalkan meja kantin, ia tidak suka jika ada seseorang mengusiknya. Di tinggalkan oleh ke dua orang tuanya, membuat Audrey tidak percaya diri, terlebih banyak yang melihat sinis kepadanya. Hanya pada Ferdy saja ia mulai membuka hati, itu karna sikap Ferdy yang hangat dan dewasa, membuat Audrey merasa nyaman, hingga semua terungkap, jika Ferdy ternyata pria beristri dan Audrey langsung memblokir semua tentang Ferdy.
Audrey menuju lantai tertinggi di gedungnya, jam istirahatnya masih tersisa tiga puluh menit lagi, ia akan menyendiri di atas rooftop itu sampai jam istirahatnya berakhir.
"Di sini panas. Wanita biasanya tidak suka di tempat yang terik begini." Kata Kaisar dan Audrey menghembuskan nafasnya kasar.
Audrey memutar tubuhnya dan ingin kembali ke ruangannya namun tangan Kaisar mencekal lengannya.
"Ada apa?" Tanya Audrey malas.
"Tatap lawan bicaramu jika sedang berbicara." Kata Kaisar.
"Ini jam istirahat, bisa kah tidak menggangguku?" Tanya Audrey.
"Apa aku mengganggumu?" Kaisar bertanya dengan sedikit melembut.
"Jangan baik padaku, setidaknya Ryu pasti sudah memberitahumu aku ini orang seperti apa." Audrey menjeda kalimatnya sejenak. "Kita cukup berhubungan soal pekerjaan saja. Selebihnya, aku mohon kita seperti tidak saling mengenal saja."
"Kenapa harus seperti itu?" Tanya Kaisar ingin tau. "Setidaknya kita bisa berteman di luar jam kerja." Kata Kaisar lagi.
Audrey melepaskan cekalan tangan Kaisar dan segera meninggalkan Kaisar seorang diri.
Kaisar menatap kepergian Audrey dengan perasaan entah.
**
1 Bulan terlewati,
Audrey menatap takjub pada nominal angka yang ia terima di rekeningnya. Setidaknya, Audrey biaa sedikit tenang untuk membayar cicilan apartemen type studionya itu.
Selama satu bulan, Audrey belajar memahami pekerjaannya dengan cepat, Aldo sendiri mengajari Audrey karena Audrey sendiri sangat rajin dan tidak malas untuk belajar mengenai pekerjaannya.
Semenjak kejadian di rooftop gedung perkantoran, Kaisar tidak lagi mengganggu Audrey kecuali yang berhubungan dengan pekerjaan. Namun, Kaisar tetap memperhatikan Audrey dan mencoba memahami karakternya.
Sementara dengan Keiina, hubungannya dengan Anhar semakin dekat meski Keiina sendiri merasa sangat membenci Anhar.
Reno sendiri tidak menyerah untuk mendekati Keiina dengan memberikan Keiina barang barang mewah dan tentu saja Keiina memanfaatkan keadaannya.
Kaisar juga tidak pernah mencurigai sang adik, ia begitu percaya sekali pada Keiina.
Hubungan Anhar dan Riska terus merenggang, terlebih kini Anhar sudah tidak mau satu kamar lagi dengan Riska, membuat Riska menjadi curiga, apa lagi Anhar sering kali terlihat bertukar pesan dan tersenyum sendiri.
Malam ini, Riska memakai lingeri yang sangat seksi, ia menyelinap masuk ke dalam kamar yang Anhar tempati. Melihat Anhar yang sudah terlelap dengan selimut tebal, Riska pun naik keatas ranjang dan masuk ke dalam selimut yang Anhar pakai. Tangan nakal Riska mulai meraba dada Anhar lalu turun ke perut dan memasukan tangannya ke dalam celana piyama Anhar, memegang sesuatu di dalam sana dan meremmass nya dengan perlahan.
Anhar terkesiap, mengerjapkan matanya perlahan lalu tersadar, Anhar mendorong Riska hingga Riska hampir terjungkal ke bawah.
"Apa yang kau lakukan, hah?" Pekik Anhar.
"Mas..." Panggil Riska dengan manja.
Anhar menatap tubuh Riska yang masih terawat, namun entah mengapa kini Anhar tak berhasrat menyentuh Riska. Bahkan Anhar lebih memilih menuntaskan hasratnya seorang diri dengan bermain solo, dan menjadikan wajah Adelia sebagai fantasinya. Anhar melakukan hal itu semenjak mengenal Keiina, ia merasa seperti kembali bertemu dengan Adelia, istri yang pernah ia sia siakan.
Anhar mengusap wajahnya kasar dan menggusar rambutnya kebelakang.
"Keluar, Riska." Kata Anhar dengan suara berat karena menahan hasratnya.
"Mas..." Riska bukannya keluar namun malah samakin merapatkan dirinya ke tubuh Anhar.
"Kita sudah lama tidak melakukannya." Goda Riska kemudian menggigit kecil leher Anhar dan menyesapnya hingga kemerahan.
"Katakan jika kamu tidak ingin, Mas." Tangan Riska kembali menyentuh dengan sensual dari dada, hingga turun ke perut dan semakin turun menyentuh pusaka Anhar yang sudah menegang.
Meski Anhar tidak berhasrat, namun pusakanya berperang dengan hatinya, terlihat menantang dan siap untuk bertempur, itu semua karena Anhar tetaplah lelaki normal.
Anhar memejamkan matanya, mencoba menahannya, namun Riska pandai sekali menggodanya. Tiba tiba saja Anhar mendorong Riska dan terjatuh di atas bantal, Anhar menindihnya dan menciuminya dengan brutal. Bagai kuda liar yang tengah lapar, ia kembali menggaulli Riska malam itu.
...****************...