"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Gagal
"Kok malah hujan gini ya, Tan?" Suci duduk di pondok yang terbengkalai.
"Kayak nya tadi enggak mendung padahal kan, malah mendadak saja hujan." Intan mengeluh karena hujan sangat deras.
Perjalanan mereka menuju rumah Purnama jadi gagal untuk sementara, semoga saja hujan segera reda agar dia bisa cepat sampai di rumah nya Purnama, sekarang malah berteduh di pondok dekat desa yang sudah lama mati itu, aroma tidak enak sudah mulai terasa di tubuh dua gadis ini. bila tidak karena terpaksa, jangan kan mau duduk di dekat sini, lewat saja rasa nya sangat terpaksa karena desa ini sangat lah menjadi momok begitu menakutkan.
"Kita tidak boleh lama lama di sini, ini bukan tempat yang bagus." bisik Suci cemas.
"Kalau agak terang sedikit saja langsung terobos ya, apa mau sekarang saja?" tanya Intan yang juga merasakan nya.
"Yah sekarang sekarang!" Suci cepat menghidupkan motor.
Intan yang di belakang tidak henti henti nya membaca doa agar allah melindungi mereka, namun dia mendadak tegang karena mata nya melihat sesuatu yang sama persis dengan yang ada di rumah nya. Suci bisa merasakan bahwa Intan mendadak saja kaku begini di atas motor, tak lupa membunyikan klakson dan mereka segera pergi ngebut walau air hujan terasa sakit menimpa tubuh.
"Kenapa setan nya sama?" lirih Intan bingung sekali di buat nya.
"Ya allah!" Suci terpekik kaget karena jalanan yang agak rendah di depan sana kena banjir yang sangat besar.
"Ndak bisa lewat, ini hampir sepinggang soal nya." ujar pria kurus yang baru keluar dari air.
"Motor enggak bisa ya, Pak?" tanya Intan.
"Oh enggak bisa, terima kasih kalau gitu ya, Pak." Suci langsung putar arah pulang.
Intan melongo karena tadi tampak nya Bapak itu mau jawab bahwa bisa kalau pilih yang pinggir, Suci melirik kaca spion dan ngebut saja karena dia melihat hal yang sangat ia takuti sekarang, Intan yang tidak tahu akan hal itu.
"Loh Bapak tadi kok hilang?" heran Intan menoleh kebelakang.
"Tolong jangan membahas nya sekarang, baca ayat kursi jangan berhenti." titah Suci.
"Baik lah." Intan mengangguk karena merasa ada yang tidak beres.
Desa mati juga sudah mereka lewati dengan aman, rintik hujan mereda begitu saja ketika mereka berjalan pulang kerumah, seolah hujan ini menghalangi niat mereka untuk kerumah nya Purnama yang akan minta bantuan. Intan menarik nafas berat karena sudah pasti gangguan ghaib ini akan berlangsung pada nya, bahkan setan berbaju hitam itu juga selalu ikut kemana pun dia pergi, aneh nya dia tidak mau menampakan wajah nya dengan benar.
"Bapak tadi itu punya tanduk di kepala nya, apa kau tidak lihat?" tanya Suci saat mereka sudah di desa nya sendiri.
"Tidak, aku cuma melihat badan dia yang sangat kurus." jawab Intan.
"Mata nya juga merah sekali, aku yakin dia iblis yang mau menyesatkan kita." duga Suci.
"Ya allah kok kayak nya rumit sekali ya." lirih Intan nelangsa.
"Terus berdoa sama allah, tidak ada yang bisa melawan kekuatan allah." nasihat Suci.
Intan menarik nafas berat dan mereka berhenti dulu di pos untuk menenangkan hati, Intan juga masih ragu mau pulang karena yang ada malah dia kembali punya urusan dengan setan yang sangat misterius itu.
"Sebenar nya dari malam kedua saja aku sudah di teror dengan setan yang ada di rumah ku." Intan bercerita.
"Kenapa kau tidak bilang dari kemarin?!" kaget Suci karena dia pikir Intan aman saja.
"Tapi aku merasa dia bukan Ibuku, Ci! apa mungkin dia juga setan yang mencelakai Ibu?" lirih Intan.
"Setan rumah mu ada setelah Ibu mu meninggal, jadi kamu semua yakin bahwa itu arwah nya Bu Nisa." jelas Suci.
"Malam itu aku yakin sekali sudah mengunci kamar ku rapat, namun tiba pagi bangun aku sudah di kamar Bibi Arini yang paling belakang." Intan menceritakan nya.
Suci menelan ludah karena membayangkan betapa seram nya kejadian yang Intan alami, mungkin bila dia sendiri yang mengalami sudah tidak berani lagi dia tinggal di rumah itu. Intan juga karena terpaksa karena sudah tidak punya tempat tinggal lagi, bila saja ada mungkin dia akan pindah.
"Setan itu berbaju hitam panjang." ucap Intan.
"Kafan hitam?!" Inah yang lewat jadi kaget karena mendengar percakapan mereka di pos.
"Eh Mbak Inah." Suci menyapa ramah.
Inah langsung meletakan keranjang yang dia bawa, dia ikut duduk karena mendengar setan yang sedang Intan bahas itu berkafan hitam, hanya Inah lah orang yang satu satu nya selamat saat pembantaian setan kafan hitam di desa mati lima tahun yang lalu.
"Maaf bukan nya saya mau ikut campur, namun bisakah sampean ceritakan wujud nya setan itu?" pinta Inah.
"Mbak Inah ini orang yang selamat dari desa mati lima tahun yang lalu, Tan! seluruh warga desa itu mati karena di bantai dengan setan kafan hitam." jelas Suci.
"Dia tinggi dan sebenar nya sejenis pocong karena itu memang seperti kafan, wajah nya belum ku lihat dengan jelas tapi yang pasti memang semua nya hitam." jelas Intan.
Inah menelan ludah nya dengan susah payah karena sekarang dia yakin bahwa itu memang setan kafan hitam yang sudah membantai warga desa lima tahun yang lalu, namun kenapa setan itu ada di rumah nya Bu Nisa selama setahun ini, apa mereka berdua sedang duet sehingga tinggal bersama di rumah itu.
"Aku sama sekali tidak pernah di tampak kan oleh Ibu ku." ujar Intan.
"Ku rasa itu setan yang beda, Mbak! sebab rumah Intan ada hantu nya setelah Bu Nisa meninggal." kekeh Suci.
"Kalau di pikir memang rasa nya tidak mungkin dia cuma diam saja, sedangkan kami yang menolong dia dan menguburkan nya saja langsung di habisi." sahut Inah yang berpikir lagi.
Intan sungguh bingung sekali sekarang, hati nya menolak percaya bahwa itu adalah setan Ibu nya, malah dia menduga bahwa setan itu adalah kiriman nya dari tukang santet yang sudah membunuh Ibu nya. pasti ada orang yang tidak suka pada Bu Nisa, kuburan nya saja di bakar oleh seseorang yang sama sekali tidak di kenal.
"Pokok nya kita memang harus ketemu sama Mbak Purnama!" tegas Suci.
"Lah gimana, ini saja kita gagal." sahut Intan lemas.
"Baik nya kau tidur saja di rumah ku malam ini, aku takut dia marah padamu dan membunuh mu." cemas Suci.
Intan mengangguk setuju untuk tidur di rumah nya Suci saja, ini malam keempat yang berarti malam genap lagi dia tidur di rumah itu, kemarin dia mendapatkan teror saat malam genap juga.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡