LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
LL4
Keesokan harinya Lune dan Sasha bersiap untuk pergi ke kantor pusat perusahaan tempat mereka bekerja.
Mereka berangjat terburu buru karena sama sama telat bangun.
"Ini semua gara gara kau, Lune," ucap Sasha sambil berjalan cepat menuju basement parkir.
"What? Kau yang mengajakku begadang semalam," sahut Lune.
"Oke oke, ayo cepat masuk," kata Sasha dan masuk ke dalam mobil kakaknya.
"Ini mobil kakakmu?" tanya Sasha.
"Ya, dia cukup kaya karena bekerja di perusahaan Kingsford. Salah satu perusahaan terkemuka di dunia," jawab Sasha.
"Woow ... Itu keren," sahut Lune.
"Apakah dia sudah menikah?" tanya Lune.
"Belum. Dia betah melajang di usianya yang sudah 45 tahun. Dia benar benar menikmati menjadi wanita karir," jawab Sasha sembari fokus menyetir.
"Ooouuuhhh ...." Lune memegang kepalanya yang kembali pusing tiba tiba.
"Hei, kau tak apa apa?" tanya Sasha.
"Ya, aku tak apa apa. Aku sudah biasa mengalaminya tapi akhir akhir ini sangat sering kualami.
Lalu Lune mengambil obat di tas nya dan meminumnya.
"Sudah lebih baik?" tanya Sasha.
"Ya," jawab Lune.
"Syukurlah. Aku bisa mengantarmu ke dokter nanti," kata Sasha.
"Tidak perlu. Aku masih bisa menahan sakitnya," jawab Lune.
"Oke," sahut Sasha.
Satu jam kemudian, mereka pun sampai di perusahaan.
Lune dan Sasha langsung menghadap pimpinan perusahaan yang bernama Tuan Silva.
"Selamat datang. Kuharap kalian akan bekerja dengan baik selama di sini. Aku mendengar kinerja kalian sangat baik di perusahaan cabang Singapura," kata Silva yang pakaiannya tampak ketat di tubuh tambunnya.
"Baik, Tuan. Kami akan berusaha sebaik mungkin di sini dan menyerap ilmu yang diajarkan di perusahaan ini," jawab Sasha.
"Besok akan ada seminar bisnis. Gantikan aku untuk menghadirinya. Dan catat info penting dari seminar itu," kata Silva.
"Baik, Tuan," jawab Lune tersenyum.
"Kau sangat cantik. Mengingatkanku pada putriku," kata Silva pada Lune.
"Terima kasih pujiannya," jawab Lune yang masih tersenyum itu.
"Baiklah, kembalilah bekerja dan tempat kalian sama dengan divisi kalian di Singapura," kata Silva.
"Baik, Tuan. Permisi," sahut Sasha.
Lalua Sasha dan Lune pun keluar dari sana. Mereka menuju ke ruangan kerja mereka masing masing.
Mereka cukup cepat beradaptasi dengan para pegawai di sana meskipun karakter pegawai di sana individual yang lebih fokus dengan pekerjaan mereka.
Sasha dan Lune bekerja sampai malam dan akhirnya pulang dari perusahaan pukul 7 malam.
"Kita makan dulu di restoran," kata Sasha.
"Baiklah. Huuuffftt ... Baru sehari bekerja aku sudah sangat lelah. Mereka sangat disiplin dan sama sekali tak ada waktu kosong sama sekali," kata Lune.
"Ya, itu menyebalkan. Kurasa kita tak akan bisa pesta karena kita terlalu capek setelah pulang kerja. Mungkin kita bisa bersenang senang di waktu weekend saja," jawab Sasha.
"Hmm, terserah kau saja," sahut Lune.
Lalu mereka tiba di sebuah restoran dan makan malam di sana. Di tengah tengah makan malamnya, ponsel Lune berbunyi.
Dia segera mengangkatnya karena itu panggilan dari ibunya.
"Hai, Mom. I miss you so much," ucap Lune.
"I miss you too, Honey. Bagaimana kabarmu?" tanya Lourdes.
"Aku sangat baik dan sekarang sedang makan malam bersama Sasha," jawab Lune.
"Apakah kau sibuk sekali hari ini?" tanya Lourdes.
"Ya, Mom. Mungkin aku akan jarang menelepon mommy karena aku sangat sibuk di sini," jawab Lune.
"Tak masalah, Sayang. Kau cukup mengirim pesan tiap hari pada kami," kata Lourdes.
Lune dan Lourdes saling mengobrol hingga makanan Lune pun habis.
Setelah itu, mereka menyelesaikan obrolannya dan menutup sambungan teleponnya.
Lalu Lune dan Sasha pun pulang ke apartemen. Setibanya di sana, mereka langsung tidur karena besok akan menghadiri sebuah seminar bisnis yang akan diisi oleh beberapa pengusaha ternama di dunia.
Dan Lune sangat antusias dengan seminar itu, setidaknya dia bisa mendapat ilmu pengetahuan tentang bisnis dan bisa dipakainya untuk pekerjaannya nanti.
"Good night, Sasha," ucap Lune sebelum masuk ke kamarnya.
"Good night," sahut Sasha.
*
*
Tampak sebuah jamuan makan malam diadakan di kediaman keluarga Kingsford.
Semua kelurga besar Kingsford hadir meskioun dari pihak Thea dan Jared Kingsford hanya ada ada Louis dan Vea saja yang hadir.
Claire terlihat sudah membaur dan mengenal baik keluarga Kingsford karena Thea sering mengundangnya jika ada acara keluarga Kingsford.
"Louis mengundur pernikahannya lagi, Thea?" tanya Beau ketika mereka sedang menyiapkan kue.
"Ya, entahlah apa yang ditunggunya. Apakah aku perlu membuatnya cemburu dengan menghadirkan pria lain di antara mereka?" Ucap Thea.
"Ide yang bagus. Coba saja," jawab Beau tersenyum.
"Ya, mungkin aku harus melakukan itu. Dia paling keras kepala di antara anakku yang lainnya," kata Thea.
"Apa yang mebuatnya sedingin itu?" tanya Beau.
"Cinta masa lalu. Sepertinya itu sangat membekas di hatinya yang terdalam," jawab Thea.
"Apakah dia dihianati?" tanya Beau.
"Ya, dia ditinggalkan. Dan untuk selamanya. Dia merasa bersalah atas hal itu hingga akhirnya menutup hatinya bagi wanita manapun yang mendekat," jawab Thea.
"Oh my God. Itu kisah cinta yang tragis, Thea," kata Beau.
"Ya, dan Claire yang menemaninya selama ini. Bukankah seharusnya dia sudah move on?" Ucap Thea.
"Tak semudah itu, Thea," jawab Beau.
"Hmm, semoga dia cepat bisa melupakannya. Dia terlalu sering bermain main dengan wanita, Beau. Itulah yang membuatku khawatir. Semoga dia tak menyakiti Claire," kata Thea.
"I hope so. Claire wanita yang baik," jawab Beau.
*
Acara makan malam di rumah Kingsford berlangsung ramai dan menyenangkan.
Mereka tampak saling mengobrol akrab.
"Biar aku yang membereskannya, Aunty," kata Claire ketika melihat Thea membereskan beberapa gelas kosong.
"Baiklah, Sayang," jawab The tersenyum.
Lalu Claire pun membawa gelas gelas kosong itu ke area dapur.
PYAR!!
Gelas yang dibawa Claire jatuh dan pecahannya mengenai tanganya.
Louis yang melihat hal itu langsung menghampirinya dan memegang tangannya.
"Kau tak apa apa? Bukankah ada pelayan?" Ucap Louis sedikit khawatir melihat tangan Claire yang berdarah karena tergores pecahan kaca.
"Ini luka kecil, Louis. Aku tidak apa apa," jawab Claire.
"Ayo, aku akan mengobatimu," kata Louis dan membawa Claire menuju tempat duduk.
"Kau tak apa apa?" tanya Thea khawatir.
"Hanya tergores saja, Aunty. It's okey," jawab Claire.
Louis tampak mengambil kotak obat dan membawanya ke arah Claire.
Dia mulai mengobati luka Claire dan Claire tersenyum melihat hal itu.
Dia merasa diperhatikan oleh Louis meskipun menurut orang itu adalah hal yang biasa. Tapi baginya itu hal yang luar biasa.
"Lain kali berhati hati lah," kata Louis.
"Hmm, thank you," sahut Claire dan mengecup bibir Louis.
Louis tersenyum dan mengusap pipi Claire. Thea cukup senang melihat pemandangan itu. Setidaknya Louis sudah memiliki rasa yang mendalam pada Claire meskipun belum seutuhnya.