Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Silvia tersenyum malu-malu ketika James mengatakan dia cantik. Selama menjadi simpanan James, mana pernah pria itu memujinya. Walau mereka saling memberikan kehangatan di ranjang, tetapi James selalu saja bersikap dingin padanya.
Ketika berada di samping James untuk mengucap janji suci mereka di depan Tuhan, terekam semua kilas balik pertemuan mereka. James yang memberikan penawaran untuk menjadi simpanan dengan diimingi membayar pengobatan ibunya dan Silvia yang menerimanya begitu saja dengan pasrah.
Pun dengan James, dia mengingat kembali ketika Silvia pergi dari hidupnya. Perasaan hampa itu sangat terasa, tidak ada lagi ketenangan dalam hidupnya. Terlebih ketika mengetahui Silvia pergi dengan mengandung benihnya. Tidak akan James mengulangi perbuatannya yang telah berlalu.
"Kalian resmi menjadi suami istri," ucap sang pendeta yang menyatukan kedua insan tersebut.
Tanpa diberikan aba-aba, James langsung menyambar bibir ranum Silvia. Sedikit terkejut dengan kecepatan James, Silvia membelalakkan mata. Setelah beberapa lama, wanita itu memejamkan matanya untuk menikmati kecupan yang diberikan James.
"Selamat James dan Silvia," ujar beberapa orang sambil bersiul melihat kelakuan kedua sejoli yang telah memiliki anak itu. Sonia sibuk menutup mata Nathan ketika putranya mencium sang menantu.
"Nenek, aku mau melihat!" rengek Nathan yang disambut tawa beberapa orang yang duduk di dekat bocah tersebut.
Pesta pernikahan mereka diadakan di Mansion Keluarga Davis. Meskipun, hanya mengundang keluarga dan kerabat mereka, pesta pernikahan itu berlangsung dengan meriah. Walau terjalin dengan suasana yang privat, James memastikan kalau berita pernikahan mereka akan menjadi perbincangan hangat karena dia mempublikasikan pernikahannya.
Selain itu, dia juga memperkenalkan Nathan pada khalayak agar semua orang tahu kalau Keluarga Davis sudah memiliki seorang ahli waris. James dan Silvia berkeliling untuk berbicara dengan beberapa tamu.
"Nona, selamat atas pernikahan Anda!" ujar Gendis yang hadir di pesta pernikahan atasannya itu.
"Terima kasih, Gendis. Aku sangat berterima kasih padamu karena telah menghandle tokoku. Oh iya, kamu datang bersama siapa?" tanya Silvia penasaran.
Dari dulu, Gendis sangat dekat dengan Silvia. Dia menganggap wanita itu seperti adiknya sendiri. Memberikan tanggung jawab yang begitu besar pada Gendis tentunya tidak menjadi masalah bagi Silvia. Wanita itu yakin, Gendis dapat mengelola tokonya dengan baik.
"Dia datang bersamaku," ucap Raka yang tiba-tiba muncul di samping Gendis.
Terlihat raut wajah canggung dari Gendis. Perempuan itu terlihat tidak nyaman dengan kehadiran Raka. Tidak seperti tadi dia dengan ceria memberikan ucapan selamat pada Silvia.
"Wah, syukurlah. Aku kira Gendis datang seorang diri. Bukankah kamu katakan kalau tidak bisa hadir di pernikahanku?" tanya Silvia sambil terus memperhatikan Gendis.
"Hanya Ibu yang tidak bisa hadir di pernikahanmu, aku harus menemani Gendis agar dia tidak salah arah," jawab Raka sambil menggenggam tangan Gendis.
Silvia tersenyum merasa ada yang berbeda di antara keduanya. Dia selalu berdoa agar Raka mendapatkan gadis yang baik untuk mendampingi hidupnya. Selama ini, Silvia selalu diberikan bantuan dari Raka walau dia tidak dapat membalas perasaan pria itu.
"Terima kasih telah menemani Gendis!" ujarku dengan tulus.
"Ibu menitipkan salam, selamat atas pernikahanmu. Semoga kamu selalu berbahagia," ucap Raka tanpa ekspresi.
Dengan menghiraukan, ekspresi dari Raka. Silvia tersenyum kemudian membalas ucapan Raka. "Terima kasih, Raka. Sampaikan salamku pada Bu Yeni. Semoga beliau sehat selalu," balas Silvia.
"Sayang, kita ke sana dulu. Ada yang ingin aku kenalkan padamu!" ucap James yang sedari tadi hanya diam menyaksikan interaksi antara Silvia, Gendis, dan Raka.
"Baiklah!" ucap Silvia kemudian berpamitan pada Raka dan Gendis.
Namun, James membawa Silvia masuk menuju Mansion mereka. Awalnya, Silvia sedikit bingung dengan arah yang ditunjukkan James. Silvia semakin yakin kalau mereka meninggalkan pesta ketika James menggiring Silvia menuju lantai dua.
"Siapa yang akan kamu kenalkan padaku, James?" tanya Silvia sambil mengerutkan dahinya.
James terus menggandeng Silvia menuju kamar pengantin mereka. Dada Silvia berdegup kencang ketika mereka sampai di depan pintu. James membuka pintu tersebut perlahan. Seketika, pemandangan kamar yang tadinya merupakan kamar tidur milik James berubah menjadi dekorasi yang cantik.
"James, kita meninggalkan pesta? Tidak mungkin ada orang yang akan kita temui di kamar ini, bukan?" ucap Silvia dengan pelan.
Tangan James langsung meraih tubuh sang istri. Dia menggendong Silvia, lalu menutup pintu kamar dengan kakinya. Silvia yang terkejut dengan kelakuan James sedikit berteriak.
"Ah.... Apa yang kamu lakukan, James? Kita tidak bisa meninggalkan pesta lebih awal. Ini adalah hari pernikahan kita!" ujar Silvia.
"Sttttt... Diamlah, Sayang. Sedari tadi, aku menahan diriku untuk menyergapmu karena kamu begitu cantik malam ini. Melihatmu berbicara dengan pria yang nyatanya masih mencintaimu membuatku tidak bisa menahan diri. Jadi, kita tinggalkan saja pesta itu dan nikmati malam panjang ini. Aku tidak akan membiarkanmu tertidur hingga pagi menjelang," ucap James membuat Silvia meneguk ludahnya sendiri.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️
Aku sajikan yang manis-manis dulu ya, kakak-kakak pembaca. Komentar dong, kalian mau konflik yang berat atau yang ringan saja untuk menghiasi penikahan James dan Silvia. Hehee.
rumah tangga tampa goncangan itu luar biasa