Mengandung Benih Sang Presdir
"Aku mencintaimu, James," ucap Silvia setelah melakukan pelepasan kesekian kalinya.
Wanita itu adalah sekretaris dari James Davis. Seorang Presiden Direktur yang perusahannya bergerak di bidang industri. Selain menjadi sekretaris dia juga merupakan simpanan sang Presdir.
Hubungan Silvia dan James hanya sekadar penghangat ranjang bagi James. Dia tidak menyukai keterikatan dengan orang lain.
Silvia menganggap James adalah dewa penolongnya. Ketika terpuruk dengan kematian Helga, dia tidak memiliki siapa pun di dunia ini. Sang ayah yang telah berselingkuh dengan wanita lain tidak mengindahkan penderitaan Silvia hingga James membantunya.
James menawarkan sebuah hubungan tanpa cinta yang tidak bisa diganggu gugat. Dia tidak ingin repot dengan segala pembicaraan tentang cinta. James hanya menginginkan pelepasan hasrat ketika bersama Silvia.
"Kau tahu jawabannya, Via. Tidak boleh ada cinta di antara kita, atau hubungan ini berakhir," ucap James dengan dingin.
Pria itu berdiri kemudian memakai pakaiannya. Dia sedang berada di apartemen yang dia berikan untuk Silvia. James memandang tajam Silvia yang hanya tertunduk mendengar ucapan James.
Dua tahun ini, dia mencoba untuk meluluhkan hati James. Mereka telah tinggal bersama, tetapi tidak pernah Silvia dengar ucapan cinta yang terdengar dari mulut James. Hubungan mereka benar-benar tidak berarti bagi James.
"Tapi aku...."
"Cukup, Silvia! Kita telah sepakat kalau kau hanya akan menjadi simpananku. Tidak akan ada cinta di antara kita. Kurasa itu semua sudah jelas. Jadi, jangan pernah mengatakan hal itu lagi, atau aku akan mengakhiri hubungan kita! Apa kau mengerti?" tukas James tidak ingin mendengarkan ucapan Silvia.
Silvia mengangguk tanda dia mengerti ucapan James. Wanita itu sudah kehabisan kata untuk menjawab ucapan James. Perasaan cinta membutakan dirinya yang rela menjadi budak nafsu James.
"Kau mau ke mana?" tanya Silvia yang melihat James telah rapi.
"Jangan menunggu kepulanganku, aku harus menemui ibuku di Kediaman Davis. Cukup menjadi wanita baik yang ada saat aku butuhkan. Maka, hubungan kita akan terus seperti ini," jawab James sambil mencium kening Silvia.
"Ya, aku mengerti James," balas Silvia.
Silvia telah terjerat dengan pesona atasannya itu. Dia tidak dapat menghindar atau pun memutuskan pergi begitu saja. Sesuai kesepakatan awal mereka, Silvia harus memenuhi kebutuhan biologis James sementara pria itu akan memenuhi semua kebutuhan Silvia.
James pergi begitu saja meninggalkan Silvia yang sedang berpikir. Tidak bisakah James mencintainya? Hubungan ini tidak mungkin dia pertahankan. Biar bagaimana pun dia ingin menikah dan memiliki sebuah keluarga yang utuh. Hal yang tidak mungkin dia dapatkan dari James.
***
James menuju Kediaman Davis untuk memenuhi undangan dari ibunya. Dia memiliki sedikit dugaan kalau sang ibu akan menjodohkannya dengan salah satu kenalannya seperti biasa. James sudah muak dengan semua itu, tetapi dia tidak mungkin menolak permintaan ibunya.
"Hai Mom," sapa James sambil mencium kening Sonia.
Sonia tersenyum menatap kedatangan James.
"Duduklah James, sudah lama kau tidak datang ke Mansion ini. Apa kau tidak merindukan Mommy?" tanya Sonia.
"Maaf Mom, aku begitu sibuk hingga tidak memiliki waktu untuk mengunjungimu," jawab James kemudian duduk di samping sang ibu.
Sonia ingin membalas ucapan James tetapi dia urungkan. Sudah lama dia mengetahui hubungan James dengan Silvia. Dia berusaha keras menyingkirkan Silvia. Namun, semua itu percuma karena James tetap mempertahankan wanita yang menurut Sonia hanya memanfaatkan James.
Oleh karena itu, Sonia mencoba mengenalkan James dengan seorang yang spesial. Perempuan yang sederajat dengan keluarga mereka yang bisa membawa nama baik Keluarga Davis. Sonia tersenyum memandang perempuan yang sudah duduk di sampingnya menunggu dikenalkan dengan James.
"Kenalkan anak teman Mommy yang cantik ini, James. Dia adalah Wilona," ucap Sonia sambil tersenyum.
James terpaku melihat Wilona, Sonia tahu kelemahannya. Wilona adalah salah seorang mantan kekasih James ketika mereka remaja. Cinta pertama yang menurut sebagian besar orang adalah cinta monyet. Masa indah ketika masih bersama kembali teringiang di benak James.
"Aku sudah mengenal Wilona, dia adalah teman SMA-ku," ujar James sedikit dingin ketika melihat perempuan di hadapannya dengan tajam.
Senyum gadis di depannya membuat hati James berdebar, tetapi ada yang mengganggu dalam pikirannya. Dia tiba-tiba terbayang dengan wajah sendu Silvia. Entah mengapa perasaannya mengatakan kalau Silvia tidak baik-baik saja saat ini. James menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh goyah, hubungannya dengan Silvia hanya sebatas untuk memuaskan hasratnya. Tidak mungkin dia memiliki perasaan lebih pada simpanannya.
"Mama ingin kalian saling mengenal. Kalian akan sangat cocok bila bersanding di pelaminan. Mama sudah berjanji pada Wenny - Mama Wilona- untuk mengatur pertemuan ini. Mama harap kau mau membuka hatimu, James," ucap Sonia pada putra satu-satunya itu.
James menghela napas mendengar ucapan Sonia. Sejauh ini, dia selalu menolak bila sang ibu menjodohkannya dengan seseorang. Mungkin kini saatnya dia membuka hati untuk wanita lain. Belum lagi, dia melihat Wilona berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
"Mama akan meninggalkan kalian agar kalian lebih leluasa mengobrol," ujar Sonia yang langsung meninggalkan kedua orang itu.
Terlihat Wilona malu-malu menatap James. Sedari dulu, dia ingin kembali menjalin hubungan dengan pria itu. Akan tetapi, belum ada jalan untuk mendekati James. Ketika tidak sengaja bertemu dengan Sonia di sebuah perkumpulan sosialita. Bak gayung bersambut, Sonia mengatakan akan menjodohkannya dengan James.
"Jadi, apa kau memiliki kekasih, Lona?" tanya James dengan senyum yang menawan.
***
Di sisi lain, Silvia memuntahkan semua makan malamnya. Perutnya terasa sangat mual hingga tidak dapat terdefinisikan. Setelah memuntahkan semuanya di wastafel, Silvia termenung memikirkan kondisinya.
Matanya membelalak mengingat kalau bulan ini dia belum mendapatkan tamu bulanannya. Dengan tubuh gemetar, Silvia bangkit dari duduknya kemudian pergi untuk membeli sesuatu. Meskipun tidak yakin dengan yang terjadi, dia harus memeriksakan kondisi tubuhnya.
Silvia tiba-tiba terngiang dengan ucapan James ketika mereka memulai semua hubungan ini. Hubungan yang tidak mungkin ada ujungnya karena James tidak menginginkan memiliki keterikatan dengan seseorang. Sejak awal James telah mengatakan dengan gamblang.
Tidak ada cinta
Tidak ada pernikahan
Dua hal yang selalu ditekankan oleh James ketika Silvia menyetujui untuk menjadi tunangannya. Silvia telah melanggar syarat pertama. Dia mencintai James, tetapi pria itu tidak pernah mengindahkan perasaannya. Bila dia kembali melanggar syarat yang diajukan James. Bisa jadi dia akan ditentang dari hidup James.
"Apa yang harus aku lakukan kalau ternyata aku mengandung benihnya? Aku telah berhati-hati dengan selalu meminum pil KB. Kenapa jadi seperti ini?" gumam Silvia sepanjang perjalanan sepanjang apotik.
Setelah dia mendapatkan benda yang diinginkan. Silvia kembali ke apartemennya, dia termenung menatap benda yang menjadi ketentuan dari hidupnya. Selama ini, Silvia sabar menghadapi James karena dia sendiri tidak memiliki tumpuan hidup. Baginya, James adalah hidupnya.
Silvia memejamkan matanya seraya berdoa. "Semoga saja aku tidak hamil," ucap Silvia masih dengan keraguan dalam hatinya.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.
Selamat datang di karya baruku. Bila berkenan harap subscribe dan berikan bintang lima serta komentar yang positif untuk memberikan semangat padaku. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nunik Wahyuni
hadir thorrr smoga seruuu ceritanya dan tdk menggantung Krn paling mlz klo baca novel ga tamat mlh di gantung 🤕🤕🤕
2024-10-23
2
Bunda Hafizh
baru mulai baca novel ini,
semoga alur ceritanya ga bosenin dan happy ending 🤗👍
2024-10-22
1
Hamimah Jamal
mampir dikaryamu thor. part 1 bikin aku makin tertarik untuk lanjut 👍👍👍👍👍🌹
2024-10-23
1