NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Tatapan mata Arzan menyapu sekeliling kamar hotel yang dirinya tempati. Seketika matanya membulat sempurna saat mendapati seorang gadis tengah tidur dibawah tempat tidur sembari meringkuk. Jangan lupakan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Ya Allah apa yang udah aku lakuin," Arzan meremas rambutnya frustasi setelah mengingat apa yang telah dia lakukan.

Arzan berulang kali istighfar didalam hatinya. "Ya Allah bagaimana aku menjelaskan pada umi, Abi, dan.... Anisa. Maafin mas Anisa," lirih Arzan. Rasa bersalah langsung bersemayam di dalam dirinya. Terlebih pada istrinya.

Beberapa menit larut dalam lamunan, Arzan bangkit dari kasur. Tak lupa mengambil semua pakaian miliknya yang berserakan dilantai kemudian membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai bersih-bersih, Arzan menatap perempuan yang masih tertidur dengan posisi sama. Perlahan tangannya terulur untuk menarik pelan selimut agar sang empu bangun.

Sheyza, gadis cantik itu mulai terusik. Mata indah itu terbuka secara perlahan. Pandangan yang pertama kali dilihatnya adalah seorang pria jahat yang telah memaksanya tadi malam.

Spontan Sheyza mengeratkan selimutnya. Tadi malam, Sheyza terlalu larut dalam kesedihan dan rasa lelah yang menderanya sehingga tidak sadar dirinya tidur di lantai bawah ranjang.

Sheyza mencoba untuk bangkit berdiri, namun rasa sakit dibagian tertentu membuat dirinya memekik.

Reflek kedua tangan Arzan memegang pundak Sheyza untuk menjaga keseimbangan, namun langsung ditepis oleh Sheyza.

"Maaf," ucap Arzan sambil tertunduk dalam. Sungguh dirinya hanya bisa mengucapkan itu sekarang tanpa tau harus bagaimana lagi.

Dirinya memang sudah bersalah. Dia sudah berbuat dosa besar.

Sheyza mendengus. Ingin ke kamar mandi namun rasa sakit itu membuatnya urung melakukan itu. Dia memilih untuk duduk di tepi ranjang.

"Saya akan bertanggung jawab, tapi dengan satu syarat." Ucap Arzan.

Sheyza mendongak. Menatap tajam pria di hadapannya. "Memang sudah seharusnya anda bertanggung jawab. Apa yang sudah anda lakukan itu sudah diluar batas. Anda sudah mengambil sesuatu yang paling berharga di hidup saya." Pekik Sheyza. Sungguh dia merutuki kebodohannya tadi malam. Andaikan dia mengabaikan suara itu dan melanjutkan pekerjaannya maka semua akan baik-baik saja. Andaikan, tapi semua sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur. Sheyza harus menelan pil pahit. Apa yang selama ini dia jaga harus direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya.

Arzan membuang nafasnya kasar. "Maaf, maaf untuk tadi malam. Tapi saya dijebak. Saya tidak mampu mengendalikan diri saya sendiri."

"Saya tidak peduli! Tapi saya tetap mau anda bertanggung jawab!"

"Tentu. Saya akan bertanggung jawab, tapi dengan satu syarat."

"Syarat?? Yang benar saja?!! Anda yang melakukan tindakan kepada saya, tapi anda yang minta syarat kepada saya!"

"Saya mohon, karena saya sudah punya istri. Saya tidak mau membuat istri saya kecewa kalau sampai tau saya berbuat seperti ini."

Deg

Mata Sheyza membola mendengar perkataan pria di depannya. Sungguh dirinya tidak menyangka kalau pria itu sudah punya istri.

Tanpa mengatakan apapun, Sheyza menarik selimut yang membungkus tubuhnya dan langsung bangkit ke kamar mandi. Dia mengabaikan rasa sakit yang seakan mendera seluruh tubuhnya. Sheyza masuk ke kamar mandi setelah memungut seluruh pakaiannya di lantai.

Arzan menatap sendu kepergian gadis itu. Entah bagaimana dirinya akan menyikapi semua ini.

***

"Andai dia belum punya istri, aku harus gimana tuhan... Aku tak tau harus berbuat apa. Di satu sisi semua sudah habis tak tersisa lagi. Apa yang aku jaga selama ini sudah hilang, semua lenyap sia-sia. Maafkan aku Bu.... Maaf." Tangis batin Sheyza menjerit-jerit didalam dirinya.

Setelah dirasa cukup di kamar mandi, Sheyza keluar. Tanpa mengatakan apapun Sheyza berjalan menuju pintu kamar. Namun tangannya ditahan oleh Arzan.

Sheyza gadis yang memakai pakaian sedikit sobek di bagian depan itu menepis tangan pria yang mencekal tangannya. Dirinya terlalu malas berdekatan dengan pria brengsek didepannya. Pria yang sudah mengambil sesuatu paling berharga di hidupnya yang sudah dia jaga selama ini.

Arzan menghela nafasnya kasar. Dirinya tak marah dengan tindakan gadis di hadapannya karena memang disini dirinya lah yang bersalah, tapi dia bingung dengan sikap yang harus dia ambil. "Mari kita bicara. Saya tetap akan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi." Ajak Arzan.

Sheyza tersenyum sinis. Tak disangka begitu mudah pria brengsek itu berkata seperti itu. Dikira Sheyza mau setelah dirinya tau kalau pria itu sudah menikah? Apa dia tidak memikirkan perasaan istrinya? Karena Sheyza tau bagaimana rasanya orang yang kita sayang direbut oleh orang lain. Ditambah Sheyza tidak mau menjadi alasan orang terluka. "Saya tidak butuh bicara dengan anda. Biarkan saya pergi, dan semoga kita tidak akan pernah bertemu kembali." Ucap Sheyza tegas.

Arzan menggeleng, "Tidak. Saya tidak ada membiarkan kamu pergi. Bagaimana pun kita tetap harus bicara, kita harus menyelesaikan semua ini. Dan hari ini juga kita akan menikah."

"Saya tidak mau! Anggap saja apa yang sudah terjadi adalah kesialan saya. Dan saya minta anda melupakan semuanya. Jadi, biarkan saya pergi dari tempat ini!" Pekik Sheyza keras. Sungguh dirinya sudah tidak mau lagi berurusan dengan pria didepannya itu lagi. Dia sudah bertekad untuk melupakan kejadian ini dan tidak akan menuntut tanggung jawab pada pria itu.

Arzan menggeleng kan kepalanya tegas. Dia masih tetap kekeuh dengan pendiriannya. "Tolong kita harus segera menikah. Apa yang sudah kita lakukan itu dosa besar, kita tak seharusnya menampik hal itu. Saya ingin bertanggung jawab!"

"Tanggung jawab?? Lantas bagaimana dengan istri anda?!"

"Karena hal itu lah kita harus bicara. Saya tetap akan menikahi kamu, tapi pernikahan kita harus dirahasiakan. Tidak boleh ada satu orang pun yang tahu, termasuk kedua orang tua saya dan juga istri saya."

"Gila!" Desis Sheyza. Jika seperti itu berarti dirinya akan menjadi istri kedua dari pria ini. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah dirinya akan menjadi istri simpanan.

"Saya tidak mau! Jangan paksa saya! Minggir!! Saya harus pergi dari sini." Sheyza mencoba menyingkirkan tubuh pria itu dari depan pintu. Berusaha mendorong, namun sayang lagi-lagi tenaganya tidak sebanding.

"Saya tidak mau jika sampai terjadi sesuatu padamu nanti akibat perbuatan saya tadi malam."

Kening Sheyza berkerut bingung. "Maksudnya?"

"Tadi malam saya sudah melakukan itu pada kamu. Saya tidak tahu hal itu bisa terjadi bisa juga tidak. Tapi bagaimana jika kamu hamil?"

Deg

Jantung Sheyza berdegup kencang setelah mendengar perkataan pria di depannya. Jika itu sampai terjadi, apa yang harus Sheyza lakukan? Bagaimana tanggapan orang lain terhadap dirinya saat tau dia hamil tanpa suami.

Arzan yang melihat Sheyza diam langsung menarik tangan gadis itu untuk berbicara di luar. Dia yakin kalau Sheyza pasti kelaparan sekarang. Dia berencana untuk mengobrol sambil makan.

Sementara di tempat lain....

"Arrgghh! Ini semua gara-gara om Vito. Coba saja dia tidak mengurungku disini pasti aku sudah mendapatkan Gus Arzan." Sebal Bella.

Benar. Orang yang membawa Arzan ke kamar hotel tadi malam adalah suruhan Bella. Namun siapa sangka dirinya malah berakhir di kamar lain bersama dengan om Vito nya menghabiskan malam panjang dengan pria paruh baya itu.

Sial! Padahal tidak mudah untuk membuat Gus Arzan menghadiri acara seperti kemarin, tapi semua sia-sia.

"Aku tidak akan menyerah. Suatu saat nanti akan aku pastikan kamu menjadi milikku Gus Arzan. Dan istrimu itu aku pastikan akan mati sebentar lagi karena hanya aku yang pastas bersanding denganmu. Hanya aku yang pantas mendapatkan gelar Ning....bukan Anisa." Tekad Bella bulat. Dirinya sudah lama membayangkan menjadi istri seorang Gus Arzan.

***

"Silahkan dimakan. Setelah itu nanti kita bicarakan semuanya," ucap Arzan sembari meletakkan sepiring nasi goreng spesial didepan Sheyza.

Sheyza hanya mendengus. Dirinya tidak selera makan apalagi dengan pria jahat seperti Arzan. Hatinya terlalu sakit mengingat semua yang sudah terjadi.

Tapi pria itu malah mengajaknya makan disebuah restoran mewah. Bahkan sebelum berangkat pria itu juga sempat membelikan pakaian bagus untuknya. Meski begitu, Sheyza tidak menolak pemberian Arzan karena tidak mungkin juga dia makan dengan pakaian rombengan.

Arzan menghela nafas berat saat gadis di depannya hanya diam tak mengindahkan ucapannya. "Makanlah, tubuhmu butuh nutrisi. Kamu sudah kelelahan semalaman."

Sheyza memutar bola matanya malas. "Silahkan selesaikan sesi makan anda, setelah itu katakan apa yang ingin anda katakan. Saya tidak suka basa-basi."

"Setidaknya makanlah dulu aga....."

"Sudah saya katakan, saya tidak suka basa-basi. Jangan membuang waktu saya." Sheyza kesal. Dirinya sedang tidak minat makan, kenapa mesti dipaksa. Meskipun didepannya ini terhidang makanan mewah plus mahal tapi Sheyza sudah kehilangan nafsu makannya. Hatinya sudah terlanjur sakit.

Arzan menyudahi sesi makannya. Dia lebih memilih untuk mulai membicarakan apa yang perlu mereka rundingkan karena melihat wajah Sheyza yang kelihatan tidak mood.

"Jadi begini, saya akan menikahi kamu secara agama hari ini juga,"

Sheyza meremas tangannya kuat-kuat. Semua terasa berat. Namun dirinya juga tidak bisa menyangkal kalau bayang-bayang hamil membuatnya takut.

"Saya juga sudah menghubungi saksi atas pernikahan kita. Tidak banyak, hanya lima orang saja. Itu pun sudah saya pastikan mereka bisa tutup mulut."

"Terserah."

Arzan mengembuskan napas kasar. "Masalah biaya hidup kamu, semua akan saya tanggung. Saya tetap akan memberikan kamu nafkah sama besar dengan yang saya berikan pada istri saya."

Sheyza mendengarkan, namun dia acuh. Terserah dengan apa yang akan pria itu lakukan.

"Untuk sekarang silahkan kamu hubungi ayah kamu untuk menjadi wali karena sekarang juga kita akan ke KUA."

"Saya tidak punya ayah."

Terkejut? Tentu. Tapi Arzan tidak mau ambil pusing. Bisa jadi ayahnya sudah meninggal, jadi dia lebih memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.

"Jika begitu, kamu bisa menghubungi saudara kamu untuk menjadi wali."

"Saya tidak punya. Saya sebatang kara hidup didunia ini!"

Deg

1
Novita Mey
pengen Jambak rambut Anisa boleh ga sih Thor .. gregetan banget sama Anisa .
up yg byk ya Thor ...
Novita Mey
ceritanya menarik dan tidak bertele-tele
Mundri Astuti
kalo ngga ada hukuman buat Annisa kebangetan
Arieee
greget banget ma Anisa😤😤😤😤😤😤😤😤😤
Novita Mey
ayo thor up lagi.
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
good 👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!