NovelToon NovelToon
The Fatalis : Kembalinya Era Kegelapan

The Fatalis : Kembalinya Era Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jack The Writer

Judul: The Fatalis

Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.

The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

romansa anak muda

Pagi yang sunyi dan dingin terbungkus kabut tebal, sementara embun berkilauan membasahi atap rumah-rumah dan dedaunan pepohonan di Desa Gousan.

"Ayah aku berangkat!.. ayah,! haa masih tidur ternyata?"

Nazzares sudah bersiap untuk berangkat dengan gagah serta rambut yang diikat kebelakang. Tak lupa juga pedang abhiseka yang melingkar pada pinggangnya.

Zares berjalan kaki ke rumah kandita. Menyusuri jalan desa gousan dengan penuh senyuman.

Semetara itu di kediaman tukiyem..

"Putriku sungguh cantik" ibu Tukiyem yang sedang menyisir rambut putrinya tersebut

"Hmm... Dulu, saat kalian masih bayi, aku dan ibunya Zarres sudah merencanakan pernikahan kalian" ujar Tukiyem sambil tersenyum lembut.

"Dan kau tahu? Ketika rencana itu dibuat, jari-jari kecil kalian yang imut dan manis saling menggenggam erat. Pemandangan itu membuat kami semakin yakin dengan keputusan ini" ceritanya penuh kenangan.

"Haaa... Benarkah?" ujar Kandita dengan nada terkejut, matanya membesar mendengar kisah itu.

"Mungkin itulah sebabnya aku merasa tak pernah bisa berpaling pada pria lain" lanjutnya pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku juga tidak menyangka kalau ibu nazares seorang Fatalis. mengapa, dia merahasiakannya" Tanya tukiyem yang tidak mengerti

"Entahlah ibu.! namun, zares bercerita setelah insiden 15 tahun lalu membuat ibunya ingin hidup tenang dan memutuskan untuk mengasingkan diri di desa ini" ujar kandita menceritakan ke ibunya.

"Hhoooo... Kalau diingat ingat memang insiden 15 tahun lalu sangat mengerikan, ibu tidak mau mengingat itu lagi. Hi amit amit" Tukiyem yang sedikit takut untuk mengingatnya.

"Tapi terkejutnya lagi calon menantuku adalah seorang Fatalis, hee aku mendengarnya loh kalau dia sering bertarung dengan para raksha di hutan blora.." ujar tukiyem yang terkagum.

"Yaa.. setelah kabar itu menyebar perlakuan warga desa dan teman-temanya pun berubah, dia seperti lebih dihormati" jawab kandhita.

"Bahkan ada banyak wanita yang terang terangan ingin menjadi selirnya" kandita yang kesal dengan muka cemberut.

"Sudahlah, tidak perlu khawatir. Calon suamimu memang tampan. Namun kau memiliki tanggung jawab yang besar sebagai istri seorang Fatalis nanti. Apalagi zares telah memilihmu sebagai istrinya yang hanya perempuan biasa" tukiyem yang berbicara dengan lembut sembari memeluk putrinya.

"Iya ibu aku akan berusaha mengemban itu semua" Kandita tersenyum bahagia

Tiba tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tok tok tok

"Hey itu mungkin zares. Baiklah ibu keluar dulu" tukiyem yang beranjak dari meja rias untuk menemui zares.

"menantuku kau terlihat sangat tampan hari ini" ucap tukiyem

"Hahaha.. terimakasih bibi," jawab zares

Suara tapak kaki pun terdengar keluar

Tap, tap, tap

Munculah wanita bak bidadari keluar dari dalam pintu dengan kemben batik yang diikat dengan kain berwarna hitam diperutnya. Rambut hitam legam serta bunga yang berada di sela sela telinganya membuat zarres bengong dengan mulut terbuka.

"Mmmm.. aaa.. iii.. mmmm.. aaaa.. ayo berangkat" ucap zares dengan mata yang terus menatap wajah kandita

Dengan penuh rasa malu kandita pun menundukan pandanganya sambil tersenyum.

"Nikmati waktu kalian" seru tukiyem sambil melambaikan tangan.

Zares dan Kandita melangkah perlahan menuju gerbang desa, tempat mereka berencana menunggu Tuan Takur yang akan memberi mereka tumpangan dengan kereta kudanya.

Tuan Takur adalah seorang pedagang yang rutin, setiap dua minggu sekali, datang ke rumah Zares untuk mengambil ramuan obat. Ramuan ini nantinya akan ia kirimkan kepada para bangsawan di kerajaan. Perjalanannya selalu panjang dan melelahkan, sehingga Tuan Takur biasanya menginap semalam di penginapan desa sebelum melanjutkan perjalanan.

Kemarin, ia baru saja mengambil persediaan ramuan obat dari rumah Zares, sesuai janji yang telah mereka buat sebelumnya.

Kini, Zares dan Kandita berdiri di tepi jalan, menunggu debu jalanan memberi tanda bahwa kereta Tuan Takur sudah mendekat.

"Kring kring kring tak ketutak ketutak" suara gemerincing dan tapak kuda terdengar.

"Hei kalian sudah menunggu lama?." Ujar tuan takur melihat kedua pasangan itu berdiri didepan pintu masuk desa

"Tidak tuan, kita juga baru sampai" jawab zarres

Zares menggenggam tangan Kandita dengan lembut namun erat, membantunya naik ke kereta kuda dengan hati-hati. Setelah memastikan Kandita duduk dengan nyaman, Zares naik dan duduk di sampingnya.

Kereta kuda mulai bergerak perlahan, roda-rodanya berderak di atas jalan berbatu, membawa mereka melanjutkan perjalanan menuju tujuan yang masih membentang di depan.

ditempat lain di bukit hutan blora..

Terlihat cahaya misterius muncul membesar membesar dan membesar dan terbentuklah sebuah portal dimensi.

Tangan dengan jari jari yang dipenuhi kuku tajam. Perlahan mahkluk itu keluar dari dalam portal tersebut

Sesosok raksha dengan berperawakan tinggi kurus dengan tanduk di kepalanya serta rambut panjang sampai ke lutut. Raksha tingkat tinggi telah muncul.

"Tempat ini dipenuhi energi mistis" ujar raksha itu setelah keluar dari portal.

"Sial menjebol segel portal itu membutuhkan waktu yang lama"

siang menjelang..

"Kita sudah hampir sampai zares" ujar tuan takur kepada zares

"Baik tuan," jawab zares yang duduk disebelah kandita

Pintu gerbang Kota Serabi mulai tampak di kejauhan. Di sekitar gerbang, terlihat keramaian penduduk yang sibuk menjalani aktivitas sehari-hari. Ras elf, orc, goblin, dan lainnya bercampur dalam hiruk-pikuk kehidupan kota.

Di sisi jalan, patung-patung besar yang megah telah dipersiapkan, menunggu festival yang akan digelar malam nanti. Suasana penuh antusiasme, seolah seluruh kota bersiap menyambut momen istimewa itu.

"Yaap kita sudah sampai. Berhati hatilah zares kita akan berpisah disini. Jaga istri cantikmu.. hahahaha" ujar tuan takur.

"Baiklah tuan takur, aku sangat berterimakasih padamu" ucap zares setelah menumpang sampai ke tujuan.

Mereka saling melambaikan tangan di persimpangan jalan hingga kereta Tuan Takur menghilang dari pandangan. Zares dan Kandita kemudian melangkah memasuki gerbang Kota Serabi.

Zares memegang erat tangan kandita tanpa melepaskannya menyusuri sepanjang jalan untuk mencari penginapan. Karena acaranya sampai malam jadi mereka memutuskan untuk semalam menginap disana.

"Sepertinya itu ada penginapan" ujar zares yang melihat plang penginapan disana

Zares dan kandhita pun berjalan menuju penginapan itu. Setelah sampai di resepsionis zares langsung memesan 2 kamar untuk satu malam.

"Paman aku ingin memesan dua kamar" ucap zares kepada pelayan kamar

"Maafkan aku tuan sekarang tinggal satu kamar saja. namun, cukup luas untuk menaruh dua ranjang. Bagaimana tuan, jika mau aku akan menyuruh anak buahku menyiapkannya"

"Bagaimana ini,?" Tanya zares ke kandhita

"Sudah tidak apa apa. Aku sudah lelah berjalan. Ini sedang hari festival pasti semua penginapan akan penuh, sudah terima saja"

"Baiklah" jawab zares

Mereka pun beristirahat sejenak kedalam kamar dengan membayar dua koin emas untuk menginap selama satu malam.

"Tidurlah! aku akan membangunkan mu pada saat sore hari" ucap zares ke kandhita

"baiklah" Kandhita lalu pergi ke ruangan sebelah yang terhubung dalam satu kamar, untuk mengganti bajunya dengan tenang sebelum beristirahat.

"Awas loh jangan macam macam disaat aku tidur" ucap kandhita.

"Tenanglah aku tidak akan berbuat sesuatu" jawab zares yang sebenarnya sangat tergoda oleh kecantikan calon istrinya itu.

Zares yang lelah pada akhirnya ikut tertidur karena rasa ngantuk yang tidak tertahan.

Zzzzz... Zzzzzz... Zzzzzz.. Zzzzz.

Waktu berlalu, sore hari menjelang. Zares, yang tengah terlelap dalam tidurnya, mulai membuka matanya perlahan. Begitu matanya terbuka, ia melihat Kandhita yang sudah duduk di depan meja rias, tengah berdandan dan menyisir rambutnya dengan penuh perhatian.

"Kau sudah bangun" ucap kandhita yang terlihat sangat cantik.

"cepatlah bersiap.! sebelum, festival dimulai aku ingin berkeliling kota dulu" ucap kandita

"Baiklah" jawab zares sambil tersenyum.

Kandhita dan zares meninggalkan tempat penginapan. Mereka berkeliling area kota untuk mencoba beberapa makanan, memilih baju, melihat pertunjukan jalanan, dan aktivitas menyenangkan lainya.

Festival dimulai, dengan pertunjukan ketoprak yang memukau. Para pemeran tampil beradegan sebagai Fatalis, sementara yang lain mengenakan kostum menyerupai raksha.

Mereka mempersembahkan adegan heroik yang menggambarkan peristiwa 15 tahun silam

perang sengit melawan para raksha, di mana nyawa dipertaruhkan demi kemenangan dan kedamaian.

Suasana pun dipenuhi oleh sorak kagum dan haru dari para penonton yang menyaksikan sejarah itu dihidupkan kembali.

Dengan diiringi alunan musik gamelan yang merdu, akting para pemeran semakin memukau, membawa penonton larut dalam cerita.

Dalam momen itu, Kandhita perlahan menyandarkan kepalanya di bahu Nazzares. Keintiman yang sederhana namun bermakna itu menciptakan suasana romantis di antara mereka, seolah dunia di sekitar menghilang hingga acara pun berakhir, meninggalkan kenangan yang tak terlupakan.

Setelah berkeliling dan mencari tempat beristirahat..

Saat kandhita dan nazzares berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam dijalan yang cukup sepi, namun, tiba tiba langkah mereka terhenti ketika dua orang berandal keluar dari kegelapan, menghadang mereka dan tanpa peringatan, salah seorang dari mereka mengarahkan pedang ke nazzares.

"Heii.. serahkan semua hartamu" ancam perampok itu dengan muka yang menyeramkan.

Namun, zares hanya menunjukan muka datar. tapi, tidak dengan kandhita yang takut dan bersembunyi dibalik punggung zares dan menempelkan erat di punggungnya.

"Pergilah" ucap zares.

"Apa kau bilang! Bocah ingusan" jawab sang berandal dengan mengeraskan suaranya.

Sementara temanya berandal yang berada dibelakang melihat kandita yang bersembunyi dibalik nazares.

"Ooiii Cantik sekali..!! Aku akan bersenang senang malam ini" dengan pikiran kotor berandal itu mencoba menyentuh kandita dengan tanganya.

Namun, dengan sigap zares memegang tangan berandal tersebut dengan cengkraman keras lalu berkata.

"ENYAHLAH"

Mata zares bersinar berwarna merah menatap berandal itu lalu mengeluarkan aura mistisnya sedikit sebagai gertakan tapi sangat mencekam ketika dirasakan oleh 2 berandal itu.

"Kkk.. ka.. kk.. ka..kau.. fa.. fa.. seorang fa fa fatalis!" ucap sang berandal dengan sangat takut.

sementara, temanya hanya bengong dengan mata yang sudah memutih semuanya karena ketakutan. Celana berandal yang dipegang oleh zares pun mulai basah karena ketakutan.

"Ampuni kami tuan, ampuni kami, ampuni kami,.." ucap sang berandal sambil bersujud.

Lalu, dia membawa temanya dengan menyeretnya lalu kabur dengan terbirit birit

Kandhita yang melihatnya merasa senang dan aman. seketika, kandhita memeluk calon suaminya itu sambil tersenyum bahagia.

"Heii.. aku ingin menunjukan sesuatu yang bagus untukmu" ucap zares kepada kandhita yang tengah memeluknya.

"Apa itu?" Jawab kandhita.

"Okey pegangan yang erat oke, aku akan menggendong mu" ucap zares.

Kandhita merangkul erat Zares, yang membawanya terbang melintasi gemerlap kota, dengan lampu-lampu indah yang berkilauan di bawah mereka. Setelah beberapa saat terbang di atas kota, mereka akhirnya tiba di Air Terjun Ujung Hutan Blora.

Di sana, berbagai hewan mistis yang mempesona terlihat di antara kunang-kunang yang berterbangan. Tanaman-tanaman cantik dengan aroma harum mengisi udara, sementara sinar rembulan yang lembut menambah keindahan magis tempat itu.

"Hei bagaimana kamu tahu tempat seperti ini?" Tanya kandhita sembari mengelus elus hewan mistis seperti kucing yang mendekatinya

"Indah sekali bukan?" Zares mengetahui tempat ini karena dulu pada saat festival ketika umurnya masih 4 tahun dia pernah dibawa ke tempat ini oleh ibu dan ayahnya.

Zares terpaku melihat Kandhita yang tengah bermain dengan hewan mistis dengan senyum bahagia. Cahaya rembulan dan tanaman disekitar memantul lembut di wajah Kandhita, membuatnya tampak begitu mempesona. Zares tidak bisa mengalihkan pandangannya, hatinya berdebar tak menentu. Tanpa sadar, Kandhita menoleh ke arah Zares, dan mata mereka bertemu dalam keheningan yang penuh makna.

Suasana menjadi canggung, namun di antara keduanya ada tarikan kuat yang tak bisa dijelaskan. Zares perlahan melangkah mendekat, sementara Kandhita tetap diam, matanya seolah mengizinkan. Dalam jarak yang begitu dekat, mereka saling menatap, merasakan setiap detik yang berlalu seperti abadi.

Akhirnya, Zares memberanikan diri untuk mengangkat tangannya, menyentuh lembut wajah Kandhita. Dengan hati-hati, dia mendekatkan wajahnya hingga napas mereka terasa satu sama lain. Kandhita pun memejamkan matanya, membiarkan momen itu menyatukan mereka. Bibir mereka bersatu dalam ciuman yang penuh kehangatan dan keintiman, melahirkan gelombang perasaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dunia di sekitar mereka seakan berhenti, hanya menyisakan dua hati yang kini berpadu dalam harmoni sempurna.

Bersambung... 

1
Jihan Hwang
hai... aku mampir.. semangat
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan
Achazia_
anakku*
☆White Cygnus☆
seharusnya sehabis ini nama guru vitjendra disebutin, tapi di atas udah disebutin.
☆White Cygnus☆: ya kan belum ditanya, jadi nyebutnya elf dulu, kalo udah ditanya baru dah sebut, sebab udah diperkenalkan namanya.
Mr. J: sama aja kan kak.. wkwk
total 2 replies
☆White Cygnus☆
wkwk... Elf Jawa...
Mr. J: hahaha... lou bayangin broww elf jawa kalok cewek pake kemben agak mlorot.. uhh
total 1 replies
☆White Cygnus☆
jlep jlep jlep ahh yesshh...
☆White Cygnus☆: wkwkw... sfx nya sus...
Mr. J: gak gitu dong wkwk
total 2 replies
Aghni Khoirica
bagus ceritanya
Mr. J: mkasih kak../Pray//Pray//Kiss/
tapi boleh bngt kak kritikanya soalnya temen aku bilang bahasanya kyk ada yang bikin bingung gitu..
total 1 replies
Muhammad Fatih
Kisahnya bikin baper thor, semangat terus menulisnya!
Mr. J: mksh kak 💪
total 1 replies
valeria la gachatuber
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
Mr. J: 🤗👍 mkasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!