"Masa lalumu biarlah menjadi masalalumu, dan masa depanmu adalah masa depan kita."
"Tapi aku takut mengecewakanmu."
"percayalah jika seseorang mencintaimu dengan tulus dia tak akan pernah mempermasalahkan masalalumu, tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah ataupun sebaliknya jadi tak semua orang harus mengetahuinya."
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang gadis yang harus meninggalkan keluarganya dan oramg ia sayangi demi ketenangan hidupnya dan brusaha keras untuk mewujudkan semua impiannya.
Meski harus menikah di usianya yang terbilang masih muda dan menjadi gelar seorang Ibu baginya tak menjadi penghalang untuk mengejar apa yang telah ia impikan selama ini.
Apakah Alindia bisa bangkit dari keterpurukan dan menemukan kebahagiaan? Yuk baca novelnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosdiana meida sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Tak seindah yang dibayangkan
Menjelang hari pernikahannya Alin begitu terlihat sangat cantik dan anggun dengan menggunakan kebaya putih dan menggunakan siger Sunda. pernikahan yang digelar cukup mewah itu benar - benar membuatnya terasa seperti mimpi karena akan melepas masa lajangnya bersama seorang pemuda yang sangat ia cintai selama ini.
Sebelum menikah, memang banyak sekali halangannya tetapi mereka berhasil melewatinya namun pada hari ini saat akan menjelang akad pernikahannya, Aldi tak kunjung juga datang. Pak Penghulu sudah berulang kali menanyakan dimana pengantin pria nya.
Pada saat itu Laura dan Shela juga sudah berada dilokasi ijab qobul, Alin terus menghubungi Aldi tetapi nomernya tidak aktif, hal ini membuat Alin sangat sedih dan cemas.
Sementara mobil Aldi mogok ditengah jalan.
"Waduh gimana ini Pah dari tadi kok ada aja masalah." keluh Aldi.
"Papah juga gak tau, mungkin pernikahanmu tidak direstui Tuhan."
"Papah kok ngomong gitu sih?"
"Kan emang kenyataan nya begitu."
Aldi keluar dari mobilnya dan mengecek mesin mobilnya lalu Chandra tak sengaja lewat dan mendekati Aldi.
"Mobilmu kenapa?"
"Gak tau Mas, mogok, mesinnya gak mau nyala."
"Udah ayo ikut aku naik motor, keburu telat nanti."
Tanpa berfikir panjang, Aldi langsung naik motornya Chandra dan mereka melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
"Maaf saya sudah menunggu 1 jam dan pengantin prianya tak kunjung datang, saya masih ada tugas ditempat lain, jadi saya mau pamit." Ucap Pak penghulu.
"Tunggu!! Maaf saya telat, ada masalah diperjalanan." Ucap Aldi yang baru datang dengan ngos ngosan.
"Baik, mari kita mulai acaranya."
Alin dan Aldi duduk bersama untuk melakukan ijab qobul.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan Alindia shakila Farasya binti Usman dengan sodara Aldiansyah putra Wiratama binti Danuarta dengan emas seberat 15 gram dan uang tunai 25 juta dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Alindia Shakila Farasya binti usman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." jawab Aldi dengan lancar.
"Gimana para saksi, sah??"
"Saaahhhhh..." jawab semua orang.
Akhirnya Alin dan Aldi telah resmi menjadi sepasang suami istri, Alin mencium tangan Aldi, dan Aldi mencium kening Alin.
"Akhirnya kita menikah juga."
"Iya, Alhamdulillah." jawab Alin sambil tersenyum.
Para tamu berdatangan mengucapkan selamat pada mereka berdua, melihat Aldi sudah resmi jadi suami Alin, Laura pun terlihat sangat kesal dia membanting semua barang - barangnya yang ada di dalam kamarnya.
"Sabar Ra, sabar." ucap Pak Wirawan.
ana janji Papah, kenapa Papa bohong sama Laura, Laura benci sama Papa."
"Maafin Papa sayang, Papa sudah berusaha."
Tiba - tiba perut Laura terasa mual dan muntah - muntah, Laura langsung lari ke kamar mandi yamg berada didalam kamarnya, Pak Wirawan mulai mencemaskan kondisi putrinya itu yang dari tadi belum juga keluar.
"Ra, kamu kenapa? apa kamu sakit?" sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Kepalaku pusing Pah dan mual sekali." Laura keluar dari kamar mandi dan tiba - tiba dia hampir aja pingsan, Oak Wirawan segera membawa Laura ke rumah sakit.
Malamnya selesai resepsi oernikahannya, Alin dan Aldi masuk ke kamar pengantin yang sudah dipenuhi dengan hiasan serta bunga - bunga yang menghiasi kamar.
Alin pun duduk diatas ranjang. sambil melepas sigernya yang dibantu oleh Aldi.
"Kamu adalah pengantin ter cantik yang pernah aku lihat." goda Aldi.
"Apa iya?"
"Iya istriku, terimakasih ya sudah memberiku kesempatan, aku benar - benar bahagia sekali." sambil memeluk Alin dengan erat.
"Yaudah Bang, aku mandi dulu ya."
"Iya sayang aku tunggu, jangan lama - lama ya."
Alin meng angguk, dia langsung masuk ke kamar mandi, sementara Aldi menunggu sambil memainkan ponselnya, lalu ada telpon masuk dari Laura, Aldi pun mengangkat telponnya.
"Hallo Ra ada apa?"
"Al, aku hamil."
Deeegg seketika jantung Aldi terasa seperti berhenti berdetak.
"Jangan bercanda Ra, aku baru aja nikah loh."
"Aku gak bohong Al." Laura mengirim sebuah gambar tespeck yang menunjukkan hasil positif serta hasil pemeriksaan dari rumah sakit yang membuktikan bahwa dia benar - benar hamil.
Aldi langsung terduduk lemas, kebahagiaan yang baru aja tadi ia rasakan, tiba - tiba hilang seketika, Alin pun keluar dari kamar mandi, dia bingung melihat keadaan suaminya yang sangat sedih.
"Bang, kamu kenapa?"
Aldi langsung menangis dan bersujud dikaki istrinya itu.
"Maafkan aku Lin, maafkan aku."
"Kamu kenapa Bang, jangan bikin aku takut." Alin mengajak suaminya berdiri.
Lalu Aldi memberikan ponselnya dan Alin melihat isi pesan yang Laura kirimkan, seketika itu juga Alin tertunduk lemas, dia pun menangis tak menyangka jika hal ini akan terjadi.
"Kenapa semua ini harus terjadi sama aku Bang, apa salahku?"
"Maafkan aku sayang, aku juga gak tau harus gimana, Lauru menuntut untuk meminta pertanggung jawaban dariku."
"Aku gak mau dimadu Bang, aku gak mau." Alin menangis sejadi jadinya, Aldi memeluk istrinya berusaha menengkannya.
"Maafkan aku, tapi aku gak mau ninggalin kamu, aku juga gak bisa kalau lepas dari tanggung jawab."
"Keluar kamu Bang dari sini, keluar." Alin mengusir Aldi dari kamarnya. Aldi tak bisa berbuat apa - apa lagi, Alin benar - benar marah besar.
Bu Liliy keluar dari kamarnya, melihat menantunya terduduk lemas di soffa ruang tamu.
"Ada apa Aldi, baru menikah kok sudah berantem."
"Aldi bingung Umi gimana ceritanya, Laura hamil Umi, dia minta Aldi untuk menikahinya besok."
"Astaghfirullah haladzim, kasian sekali kamu Lin, baru aja nikah udah dapat ujian seperti ini."
Alin terus terusan menangis dikamarnya, ia tak pernah membayangkan akan jadi seperti ini oernikahannya. "Sakit ya Allah, sakit sekali rasanya, kenapa harus aku yang engkau pilih untuk menjalani ujian ini, aku tak sekuat itu."
Laura benar - benar berhasil mengacaukan semuanya, dia berhasil merebut Aldi dari Alin meskipun bukan jadi yang pertama setidaknya dia berhasil mendapatkan Aldi. entahlah apa yang ada difikiran Laura sehingga bisa sejahat itu pada Alin.
Ke esokan harinya, Aldi dan Laura akan menikah, Aldi tidak mau menceraikan Alin meskipun Alin memaksa dan memohon karena dia gak mau dimadu, tetapi Aldi sudah berjanji akan berlaku Adil dan memprioeitaskan Alin.
Pernikahan Laura dilaksanskan secara sederhana tidak semewah Alin dan Aldi menikahi Laura sevara siri, Alin tidak mau menghadiri pernikahan mereka karena itu menyakitkan baginya. sebenarnya Laura merasa sedih karena pernikahannya seperti ini, tetapi dia senang karena bisa menikah dengan Aldi.
Karena Aldi sudah memiliki dua istri, Aldi menyuruh Alin untuk tinggal di runah barunya yang telah Aldi beli sebelum mereka menikah dan Laura tinggal di rumah Bu Sandra Mamahnya, seperti yang telah di sepakati, Aldi memberikan waktu 2 minggu untuk bergiliran tinggal dirumah istri - istrinya dan berhubung Laura sedang hamil muda, dia memutuskan untuk berhenti kerja.