Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Papa
Happy Reading..
🌹🌹🌹🌹
Viona membuka matanya, semalam dia yang bingung bermalam di mana akhirnya memutuskan untuk tidur di hotel.
Saat mengecek ponsel nya Viona melihat notif pesan dari nomor tidak di kenal.
"Rumah sakit X di jalan x"
Viona diam nampak melihat siapa pengirim pesan itu, dan saat melihat foto profil nya Viona baru sadar jika si pengirim adalah Rico.
Meski begitu Viona Memilih tak membalas, Viona mengabaikan pesan itu dan memilih bergegas untuk membeli tiket pesawat.
Melihat ada yang akan terbang di jam yang paling dekat Viona tersenyum merasa beruntung, dan setelah itu Viona bersiap-siap untuk ke bandara karena waktunya tinggal 1 jam lagi.
Saat sampai di bandara Viona yang baru turun dari taksi tak sengaja menubruk seseorang, dan membuat pria itu menjatuhkan laptop nya.
"Maaf"
Pria itu mengambil laptopnya, lalu melirik Viona dengan wajah tak senang.
"Sekali lagi maaf" ucap Viona meminta maaf kembali.
"Lain kali hati-hati, kalau rusak kamu memang mau ganti!" pria itu terlihat kesal.
"Iya saya salah, sekali lagi maaf kan saya." Viona menunduk.
Pria itu menghembuskan nafasnya kasar, lalu melirik jam di tangan nya.
Karena pesawat nya sebentar lagi akan terbang dia memilih tidak mempermasalahkan nya, dan langsung pergi.
Viona melihat pria itu, lalu mengelus dadanya lega karena tidak di minta tanggung jawab.
"Untung, untung" ucap nya mengelus dada.
Dan setelah itu Viona yang mendengar suara di bandara dia seketika sadar jika dia harus cepat sebelum tertinggal pesawat.
Beberapa saat berlalu..
Viona yang baru naik pesawat dia berjalan mencari tempat duduk nya, hingga saat melihat nomor nya Viona terkejut melihat sosok yang kebetulan duduk di samping nya.
"Kamu" kompak keduanya.
Orang yang duduk di sebelah nya adalah pria yang sama yang sebelumnya di tubruk Viona.
Viona berniat mencari tempat duduk yang kosong, tapi nihil karena memang tiket pesawat nya pun hanya tersisa satu itupun untuk kelas bisnis.
"Bagus kita bertemu lagi, lihat laptop ku rusak!" ucap pria itu menunjuk laptopnya yang mati.
"Untuk itu aku minta maaf, aku akan menggantinya" Viona malas berdebat.
Dengan enggan dia duduk, dan mengikuti intruksi pramugari untuk memasang sabuk pengaman.
Pria itu melirik Viona, tapi meski sadar terus di lirik Viona memilih acuh dan mencoba tenang.
Hingga pesawat pun mulai lepas landas, Viona yang merasakan takut saat ada getaran dia mengigit bibir bawahnya.
Tanpa sadar Viona memegang tangan pria itu, dan itu cukup lama sampai getaran itu menghilang dan Viona akhirnya melepaskan pegangan tangan nya.
"Maaf, aku sedikit gugup" ucap Viona canggung.
Pria itu tak menjawab, dia menarik tangan nya dan enggan mengatakan apapun.
"Pria sombong" batin Viona sambil melirik Pria di sebelah nya.
2 jam berlalu..
Viona nampak sudah turun dari pesawat dan dia kini berada di bandara untuk istirahat sebentar.
"Kamu lagi" pria yang tadi kembali terkejut melihat Viona lagi.
Dan bukan hanya dia, tapi Viona juga terkejut karena kembali bertemu dengan pria tadi.
"Seperti nya kamu mengikuti ku, kenapa apa karena kamu mau aku ganti rugi?" Viona yang malas masalahnya panjang menebak.
"Ya, kau memang harus ganti rugi. tapi untuk pertemuan ini aku sama sekali tidak mengikuti mu ya! jangan geer" balas pria itu tegas.
"Oke, berapa yang harus aku bayar?" tanya Viona to the point.
"20 juta!" ucap pria itu menjawab.
A_apa!
20 juta?
"Yang benar saja, emang ada laptop semahal itu?" Viona terkejut mendengar nominal nya.
"Menurut mu berapa harga laptop ku? ini laptop keluaran terbaru dan harganya memang mahal" kata pria itu menjawab lagi.
Hufhh!
Viona enggan untuk memberikan 20 juta nya kepada pria asing, tapi jika tidak di selesaikan akan semakin panjang masalah nya.
"Baiklah" Viona mengalah.
Dia memberikan ponselnya meminta menuliskan nomor rekening pria itu di ponselnya.
Setelah mendapatkan Viona langsung mentransferkan sejumlah uang, lalu menatap pria itu dengan wajah dingin nya.
"Sudah, puas kan?" ucap Viona menatap pria itu sebentar.
Lalu setelah itu Viona yang merasa tidak ada urusan lagi memilih gerak cepat untuk ke rumah sakit tempat papa nya di rawat.
Pria itu melihat Viona yang pergi dia mengecek ponsel nya, dan saat melihat nominal nya dia melotot karena yang di kirim barusan bukan 20 juta melainkan hanya 2 juta.
"Sial! dia menipuku!" pria itu nampak kesal.
Sedangkan Viona yang di dalam taksi dia nampak menangis karena sebentar lagi dia akan bertemu papa nya.
Air matanya tak terbendung lagi mengingat setelah ini Viona hanya akan melihat papa nya kalau dia berziarah, papa nya sudah tiada dan meninggalkan nya sendirian.
"Papa, hiks.. maafkan aku. karena aku meninggalkan papa bersama mereka papa jadi celaka" gumam Viona sambil terisak.
Tak lama kemudian Viona sudah sampai di rumah sakit.
Viona langsung ke resepsionis untuk menanyakan ruangan tempat papa nya, dan setelah tahu papa nya sudah di pindahkan ke ruang mayat Viona hanya bisa menahan air matanya agar tak tumpah.
Dada nya tiba-tiba terasa sesak, dengan langkah gontai Viona memberanikan dirinya untuk masuk ke ruangan mayat di temani salah satu petugas rumah sakit.
"Ini mbak, yang sabar ya" ucap petugas rumah sakit.
Viona hanya mengangguk, matanya menatap kosong ke arah jenazah yang di tutupi kain putih.
Tangan nya bergetar hebat saat akan membuka kain putih itu, ragu dan takut menjadi satu untuk melihat kenyataan yang pahit jika papa nya benar-benar sudah tidak ada lagi.
Saat tangan itu mulai membuka kain putih Viona memejamkan matanya, hingga..
"Papaaaaa!" Viona berteriak.
Dengan air mata dan jeritan yang menyesakkan Viona memeluk tubuh yang sudah terbaring kaku tak bernyawa itu.
Tubuh nya bergetar hebat karena kenyataan pahit ini, papa nya mungkin tak jarang bersikap tak adil kepadanya tapi Viona tak bisa membenci papanya karena rasa sayang nya begitu besar.
Cukup lama Viona menangis, sampai akhirnya dia menguatkan hatinya untuk tidak berlarut dalam kesedihan lagi.
"Pak, bantu saya memakamkan jenazah papa saya" ucap Viona pelan.
"Baik mbak" balas petugas rumah sakit itu.
Setelah itu Viona keluar dari ruangan untuk mengurus pemakaman, untuk saat ini dia akan fokus pada pemakaman papa nya dulu dan setelah itu baru Viona akan beralih pada Lauren.
Dua iblis wanita yang telah menghancurkan hidupnya, dan sekarang gara-gara mereka berdua papa nya pun harus meninggal dengan tragis.
Viona tak bisa menerima semua itu, dia ingin menuntut balas untuk dua iblis betina yang telah dengan kejam nya merusak kehidupan nya.
"Akan ku pastikan hidup kalian tidak akan pernah damai!" batin Viona dalam hatinya dengan tangan yang mengepal.
🌹🌹🌹
ditunggu kelanjutannya. tetap semangat