Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Di rumah sakit
Kalix membatalkan perjalanan mereka dan melarikan Lukas ke rumah sakit. Ia tidak bisa menahan perasaan marah sekaligus kesal saat melihat putranya sudah tergeletak tak sadarkan diri di bawah tangga.
Kalix duduk di depan kursi tunggu dengan perasaan cemas. Kendrick menggenggam tangan ayahnya agar bersikap sedikit lebih tenang.
"Dad, jangan khawatir. Lukas pasti baik-baik saja."
Kalix menatap putranya dengan mata berkaca-kaca.
Tak beberapa lama dokter keluar dari ruangan UGD. Ia melangkah kearah Kalix. "Putra Anda baik-baik saja. Namun, Anda harus membawa putra Anda ke bagian radiologi untuk melakukan Rontgen atau X-ray pada bagian kepala putra Anda setelah Ia sadar." ujar dokter mengobrol sebentar dengan Kalix.
"Tuan, maaf karena lalai menjaga putra Anda." cicit Yuki dengan perasaan bersalah.
"Tidak apa-apa, Yuki. Kejadian ini bukan salahmu. Musibah tidak ada yang tahu." sahut Kalix menatap raut wajah bersalah pria itu.
"Ken, maafkan Daddy. Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan hari ini."kata Kalix menatap Kendrick yang setia duduk di sampingnya.
"Tidak apa-apa, Dad. Kita masih bisa liburan di lain waktu " sahut Kendrick tersenyum tipis.
Sejam berlalu. Dua orang polisi melangkah kearah Kalix. Kalix langsung berdiri saat melihat kedatangan mereka. "Apa kalian sudah menemukan pelakunya?" tanya Kalix dengan menggebu-gebu.
"Kami sudah memeriksa rekaman CCTV di lokasi kejadian."
Salah satu polisi memperlihatkan rekaman CCTV 10 menit sebelum kejadian. Mereka melihat Lukas sedang bertelepon dengan seseorang. Dari kejauhan seorang wanita melangkah tergesa-gesa menabrak tubuh Lukas hingga membuat ponsel putranya terjatuh ke lantai.
"Coba kalian lihat! Siapa yang duluan menabrak putra saya?" tanya Kalix dengan wajah marah.
Tak berselang lama seorang pria mendorong Lukas hingga terguling-guling ke bawah tangga.
Emosi Kalix memuncak menyaksikan bagaimana putranya terguling-guling dari tangga.
"Jika dalam waktu 2 jam kalian tidak menemukan pria itu! Maka jangan salahkan aku bertindak lebih dulu!" ujar Kalix dengan penuh peringatan.
#
#
#
Waktu terus bergerak, langit mulai berubah warna menjadi gelap. Lukas perlahan membuka kedua matanya saat pengaruh obat bius di tubuhnya mulai berkurang.
"Argh!"
Kalix langsung terbangun mendengar suara rintihan kesakitan putranya.
"Akhirnya kamu sadar, Nak. Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya Kalix dengan wajah cemas.
Lukas tersenyum tipis dan menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. "Maaf sudah membuat Daddy khawatir."
Kalix mengelus kepala putranya dengan tatapan haru. "Tidak apa-apa. Daddy malah bahagia melihat kamu akhirnya sadar."
"Dad, aku merasa haus." lirih Lukas dengan wajah pucat hingga membuat Kalix bergerak cepat menuangkan air putih ke dalam gelas.
"Minum lah."
Lukas meneguk air putih yang diberikan ayahnya.
"Ken, maaf sudah membuat perjalanan kita batal."ujar Lukas saat bertemu pandang dengan tatapan datar saudaranya.
"Tidak masalah. Kita masih bisa liburan di lain waktu."kata Kendrick dengan wajah tenang.
"Lebih baik kamu kembali istirahat untuk memulihkan kondisi mu"
Lukas tersenyum tipis dan memutuskan kembali membaringkan tubuhnya.
Kalix merawat putranya dengan baik. Ia bahkan rela begadang menjaga Lukas jika sewaktu-waktu Ia terbangun membutuhkan sesuatu.
#
#
#
Keesokan harinya
Sakura datang ke rumah sakit membawa sebuket bunga dan sarapan pagi untuk Kalix dan putranya.
Tok
Tok
Tok
"Masuk." ujar Kalix dari dalam kamar rawat Lukas. Ia membuka bungkus plastik sarapan pagi Lukas dan memintanya sarapan secara mandiri.
"Makanlah. Daddy tahu makanan rumah sakit terasa sedikit hambar. Tapi, semua itu demi kesembuhan kamu."
Sakura terlihat masuk ke dalam seorang diri. Hal itu membuat Lukas tersenyum bahagia dengan mata berbinar.
"Mommy!"
Meskipun Sakura merasa tidak nyaman dengan panggilan Lukas. Senyuman di wajah cantiknya tetap terpancar dengan hangat.
"Bagaimana keadaan putra Anda, Tuan? Mohon maaf baru datang berkunjung, soalnya saya mendapatkan informasi ini baru tadi pagi dari Tuan Takashi."
"Tidak apa-apa." kata Kalix dengan wajah tenang.
"Saya juga membawakan sarapan pagi untuk kalian. Kebetulan daerah tempat tinggal saya dekat dengan sebuah restoran Jepang." kata Sakura mengulurkan tangannya menyerahkan paper bag kepada Kalix.
Bukannya fokus dengan paper bag yang diberikan Sakura. Kedua matanya malah fokus ke cincin putih yang melingkar di jari manis Sakura.
"Apa kamu sudah menikah?"tanya Kalix dengan raut wajah sulit diartikan.
Sakura tersenyum tipis dan mengangguk dengan wajah bahagia.
"Ya. Saya sudah menikah."
Kalix mengangguk singkat dan menerima sarapan pagi yang dibawa Sakura.
Kalix melangkah ke arah Kendrick, dan Sakura melangkah kearah Lukas. Kendrick meminta putranya sarapan terlebih dahulu.
"Kamu sarapan lebih dulu. Daddy mau menemani Lukas ke bagian radiologi untuk melakukan Rontgen setelah Lukas selesai sarapan pagi."kata Kalix mengelus kepala putra pertamanya.
Di ranjang rumah sakit, Lukas tersenyum bahagia saat Sakura menyuapinya dengan telaten. Wanita itu memperlakukannya dengan sangat tulus.
Tak beberapa lama seorang pria mengetuk pintu kamar rawat Lukas dengan wajah cemas.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!" sahut Kalix mengalihkan pandanganya kearah pintu keluar.
Aston membuka pintu dengan wajah khawatir.
"Tuan, maaf datang terlambat. Saya baru membaca pesan Anda tadi malam."
"Tidak apa-apa, Aston. Keadaan Lukas sekarang sudah lebih baik."
Kalix tiba-tiba berdiri dan melangkah kearah pria itu.
"Hanya saja kau memiliki dua tugas penting dariku. Bayar pembunuh bayaran menemukan pelaku yang memperlakukan putraku dengan kurang ajar. Jika polisi tidak bisa bertindak dengan cepat, maka aku yang akan bertindak lebih dulu. Dan yang kedua. Selidiki siapa wanita yang duduk di samping ranjang putraku."
Sakura mengalihkan pandanganya kearah Aston hingga tatapan mereka saling bertemu pandang. Tubuh pria itu hampir tersungkur ke belakang saat melihat wajah asli Sakura.
"Ha-hantu..." cicit Aston dengan terbata-bata.
"Dia bukan hantu. Namanya Sakura. Dia merupakan tour guide yang akan memandu perjalanan kami selama berlibur di Tokyo."
"Mengapa wajahnya sangat mirip dengan Nyonya muda? Bukankah nona Catherine sudah meninggal 14 tahun lalu. Sementara Nyonya muda juga dinyatakan meninggal 10 tahun lalu."
Sakura tersenyum tipis saat bersitatap dengan Aston.
"Itulah mengapa aku meminta mu menyelidik identitas wanita itu."
"Lalu bagaimana keadaan Tuan muda? Apa kalian akan tetap melanjutkan perjalanan kalian atau stay di hotel menunggu tanggal kepulangan kalian, Tuan?"
Kalix tersenyum menyeringai mendengar pertanyaan asistennya. "Tentu saja stay di hotel."kata Kalix menatap Sakura dengan tatapan yang sulit diartikan.