NovelToon NovelToon
Kiara

Kiara

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Wanita Karir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.

Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas.



Happy reading yeorobun 😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Mereka asik dengan minuman dan makanan sebagai sarapan hari ini, diiringi ejekan dan canda tawa, pembahasan random, karena mereka jarang sekali bertemu akhir-akhir ini. Alexandra sibuk dengan pacarnya seusai kerja, Kiara sibuk dengan agen travel yang sedang di rintisnya, ibu Andreas, Andreas sendiri, juga Tommy.

Sepadat itu

"Bu direktur ...", seru seseorang yang berjalan ke arah mereka berdua .

Suara yang sangat dibenci Kiara sama sekali. Ia selalu berharap orang dengan suara itu kembali ke asalnya jauh di cabang W.

"Kenapa sih pagi gua se indah ini harus dihancurin makhluk astral ini." keluhnya lirih pada Alexandra.

Jreng ...

Wanitanya Shane itu sudah memasang mata "Yok bacok yok" lebih dulu.

Kek gini contohnya

"Iya pak Senja ada apa?", jawab Kiara dengan ramah.

"Saya ingin bicara bu."

"Oh ya silahkan." masih dengan senyum tipis ala kadarnya.

"Boleh kita bicara di ruangan bu?"

"Harus ya?"

"Iya bu."

"Oh, baik. Silahkan." jawab Kiara mempersilahkan Senja masuk ke ruangannya, pria itu masuk dengan tenang tanpa memperdulikan tatapan perangnya Alexandra.

"Percuma, sampe mata lu juling juga dia ngga akan peduli, Nyet."

"Bisa lu pecat aja ga sih, yang gedeg itu gua kayaknya bukan elu." kesal Alexandra.

"Atasannya bapak gua, bukan gua lagi, kaya ngga tahu aja lu. Udah ya, gua masuk dulu, omongan ngga penting apa lagi coba yang mau didengerin kali ini?." lalu Kiara benar-benar masuk ke ruangannya yang didalam sudah ada Senja.

Pria itu duduk dengan tenang, tidak heboh seperti biasanya, tidak banyak tingkah, hanya biasa dan agak datar.

"Apa yang mau dibicarakan pak manager?", Kiara membuka percakapan sembari duduk di kursi kebesarannya.

Senja meletakkan sebuah amplop kecil yang sedikit usang tepat didepan Kiara.

"Apa ini?", Kiara menyentuh benda itu.

"Baru sekarang, baru sekarang aku punya keberanian untuk ngasih surat ini ke kamu. Entah apa isi suratnya aku juga ngga tahu. Ini surat yang aku temuin di kamar Salsa dua tahuh lalu, beberapa hari setelah dia meninggal, orang yang kamu temuin waktu nganterin matcha cake ke apart aku.

Kiara, aku udah buat salah besar, salah yang mungkin sampai kapan pun mungkin akan terbayang-bayang di kamu, yang engga mungkin kamu lupakan. Tapi aku bener-bener menyesal, sampai mulutku berbusa pun untuk minta maaf ke kamu juga ngga akan ada gunanya.

Dab satu lagi, aku tahu kamu ngga benar-benar pacaran sama dokter Andre, aku tahu beberapa waktu lalu terakhir di Westminster itu bukan dokter Andre".

Deg

Aku disana waktu itu, aku ninggalin jadwal flight, dan yakin banget itu bukan dia. Entah siapa pun dia, dia beruntung banget, dan dia se hebat itu bisa milikin kamu. Aku kalah Kiara. Aku akan terus berada di perusahaan ini, seperti yang kamu mau, aku alat yang berguna. Aku bahagia masih bisa dianggap sama kamu, sebisa mungkin aku akan hindari ketemu kamu, aku akan datang dan pulang dari jalur yang jarang kamu lewatin. Aku cuma mau nganterin surat itu, dan minta maaf untuk kesekian kalinya. Semoga kamu bahagia, bu direktur." ucap Senja panjang lebar, dengan tenang, tanpa sekali pun memberi kesempatan untuk Kiara berbicara.

Akhirnya pria tampan berwajah teduh itu benar-benar menghilang dari pandangannya. Seperginya Senja, Kiara perlahan membuka amplop yang masih di lem ketat itu.

Srekk...

Ia merobek pelan satu sisinya untuk mengeluarkan isinya.

Dear Kiara,

Maaf untuk pertemuan kita waktu itu, Seharusnya aku berpakaian lebih sopan.

Kenalin namaku Salsa, pacarnya Senja sampai di hari kita bertemu.

Kiara, aku ngga kenal bagaimana kamu, tapi kamu berhasil menggeser posisiku di hati Senja.

Sewaktu aku bilang kue matcha itu dari orang yang namanya Kia, untuk pertama kalinya aku melihat Senja seperti orang lain, hancur , kesurupan, dan kacau.

Itu pertama kalinya.

Kiara, maaf, maaf ini semua gara-gara aku. Aku yang memulai kesalahan itu. Aku selingkuh dengan sepupunya. Semua ini awalnya dari aku Kiara. Aku yang salah.

Jangan terlalu membenci Senja, mungkin terlalu serakah, tapi aku harap kamu bisa maafin dia ya.

Awalnya mungkin dia menjadikan kamu pelampiasan untuk membalas aku, tapi ternyata dia jatuh se dalam itu ke kamu. Dia benar-benar memberikan semua perasaannya ke kamu. Maafin aku dan dia Kiara. Aku mohon.

Terima kasih, akhirnya Senja bisa bertemu wanita baik yang sepadan dengan dia.

Terima kasih Kiara

💜

Salsa

Entah dejavu atau apa, ia merasa hatinya di remas dengan kuat, sakit sekali. Ia tidak denial kali ini, Senja memang terlalu menghiasi masa lalunya. Pria itu memang salah, benar-benar salah, tapi kenapa semua yang telah yakin ia lupakan muncul kembali.

Rasanya masih sakit, jika di pikir-pikir sekarang ia sedang memainkan peran Senja di masa lampau, Tommy adalah dirinya, dan Andreas adalah selingkuhan. Lingkaran sakit yang tidak ada habisnya.

Tanpa ia sadari air matanya lolos. Ia terlalu membenci Senja selama ini, tanpa perduli bagaimana yang sebenarnya terjadi dari sisi Senja. Ada rasa bersalah, marah, dan bingung yang bercampur jadi satu.

Ia melewati hari itu dengan banyak hal berkecamuk di pikirannya. Hingga tidak terasa hari sudah sore dan ia berniat pulang lebih awal dari biasanya. Meja sekertaris diluar ruangannya sudah kosong.

"Se-engganya lu udah ketemu bahagia lu, Lex." lirihnya meninggalkan tempat itu. Ia tahu sekarang Alexandra sudah tinggal di rumah pacar superstarnya Shane The Prince.

Ia kembali ke rumahnya yang hening, tidak ada bibi, sepertinya ia pulang ke rumahnya hari ini, tidak ada The Prince, Juan sibuk syuting debut filmnya, Shane mungkin sedang sibuk dengan pacarnya dan saling bucin sekarang ini, Tommy juga pasti masih entah dimana dengan jadwal yang padat, sementara Alexa, dia lagi sama Shane lah, sama siapa lagi.

Inilah kehidupan Kiara yang sebenarnya, tidak banyak bunyi yang ia dengar, tidak banyak kata yang ia ucap, hanya hening. Beginilah ia yang sebenarnya.

Rasanya ia kembali ke dua tahun yang lalu, tepatnya ini tahun yang ketiga beberapa bulan lagi. Hari dimana air matanya berderai mengingat ia bukan satu-satunya disaat ia yakin dialah yang diistimewakan.

Disaat satu-satunya pria dihidupnya memperlakukannya dingin, ayah, papa, yang harusnya menjadi cinta pertamanya, orang yang harusnya menjadi tolak ukur dalam memilih pasangan di masa depan, menolaknya dengan tegas, tidak ada kehangatan, tidak ada senyum yang ia rindukan, tidak ada ayah yang menjadi tempatnya bermanja, tempatnya bergelayut ketika merengek, tidak ada hal itu yang ia alami.

Ia membela dirinya sendiri, ia menolong dan bergelayut pada dirinya sendiri. Lalu pemuda tampan itu datang dan ia mulai bersandar, mulai percaya bahwa masih ada sosok pria yang bisa ia percayai dan memperlakukannya hangat.

Tapi disaat ia sudah jatuh sejatuhnya, ternyata ia hancur. Ia ditipu. Parahnya pria yang menipunya itu juga korban. Siapa yang harus ia salahkan? Apakah ia harus menyalahkan ayahnya yang tidak dekatnya? Apakah ia harus menyalahkan Senja? Apakah ia harus menyalahkan Salsa yang sudah entah di dunia mana? Tidak.

"Aku yang bodoh, aku yang salah."

Ia bersyukur hari ini rumahnya kosong, ia bisa meluap-luap tanpa harus takut didengar yang lain. Untuk alasan itu juga ia menempatkan kamarnya jauh dari kamar utama, jauh dari ruang tamu. Isak tangis yang pilu, semua yang ia tahan meledak hari ini, ia tidak sekuat itu.

Berat sekali bebannya.

Benci yang ia pikul bertahun-tahun, tapi sisi baiknya menolak untuk membenci sepenuhnya setelah mengetahui kisah dari sudut yang lain, belum lagi Tommy yang terpaksa ia palsukan agar tidak tersentuh oleh ayahnya yang sedikit diktator, Irina yang sejak pertama bertemu harus ia panggil "Mama", setelah sekian tahun ia tidak pernah lagi menyebut satu kata itu, wanita tua baik hati yang harus ia bohongi agar bahagia di beberapa hari terakhirnya, dan putra bungsunya Andreas, yang bersedia menanggung sakit dan segala konsekuensi dari drama pasangan palsu ini.

"Ah sudahlah, aku lelah." batinnya tergeletak begitu saja di lantai kamarnya yang dingin, seluruh rumah gelap gulita seolah tidak berpenghuni.

Drrt...

Di gelapnya kamar luas itu, satu cahaya dari ponsel Kiara berhasil menghalau sekian persen kelam yang tercipta.

Baby Breath dilayar

📞 : "Sayangh... kamu dimana? Aku udah cari kamu ke kantor, rumah kamu juga gelap. Mama gawat sayang...", ringis Andre dari ponsel dengan nada panik. Kiara yakin Andre masih didepan, ia keluar kalang kabut tanpa ponselnya bahkan tanpa alas kaki.

Krieeet....

Ia membuka gerbangnya dan benar saja, mobil sport Silver itu masih terparkir disana.

Brak, Kiara masuk tanpa permisi.

"Kenapa Ndre? Kenapa? Mama kenapa? Dimana? Ayo, Ndre. Ayo.... ", panik Kiara.

Sapp... tangan kekar dan pucat itu membawa Kiara ke pelukannya, detak jantung mereka saling beradu, lirih Kiara mendengar sesegukan Andre. Sesuatu yang buruk sepertinya sudah terjadi. Puk puk puk Kiara menepuk pelan punggung lebar itu, menyalurkan kenyamanan pada pria ini. Pria yang selama 2 bulan ini sudah bernegosiasi dengannya.

"Andreas? Mama kenapa?."

"Aku takut."

"Takut apa? Mama dimana?"

"Di rumah sakit, harapan aku udah tipis banget, Sayang."

Lesu

Andreas tidak pernah terlihat selemah

"Oh apa lagi ini ya Tuhan? Apa tidak bisa aku istirahat hari ini saja?", batin Kiara.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dimana Irina dirawat, lebih tepatnya dilarikan setelah beberapa pelayannya menemukan dirinya tergeletak di kamarnya sore ini.

Sesampainya hati kedua anak manusia itu cukup remuk, wanita tua itu sudah dipasangi selang dimana-mana, ada luka lecet didagunya sepertinya bekas tersungkur di kamar sore tadi.

Selanjutnya bukan remuk lagi, tapi sudah hancur berkeping-keping ketika dokter menyatakan bahwa Irina hanya akan bertahan jika terus menggunakan semua alat bantu. Andre terduduk begitu saja, kakinya lemas. Ia menepuk-nepuk wajahnya berkali berharap ia segera bangun dari mimpi buruknya.

"Ndre... Ndre... Andre... Andreas...", bentak Kiara melihat Andre yang semakin kosong.

"Sayang.... Sayang... S-sayang.... aaaaakh....", teriaknya, meraung-raung seperti orang gila dipelukan Kiara.

Tidak banyak yang bisa gadis itu lakukan, ia hanya memeluk Andreas sekuat mungkin, berharap pria itu tahu, ia tidak sendiri. Beberapa jam berlalu, Andreas sudah lebih tenang dari sebelumnya, matanya dan wajahnya sembab. Pria itu menangis cukup keras hari ini. Kiara satu-satunya wanita yang melihat sisi paling rapuh dari seorang dokter Andreas.

Klek...

"Ayo minum, yang banyak." Kiars menyodorkan sebotol air mineral, dan duduk di samping Andre beserta sekotak nasi goreng.

"Aa..", Kiara bersuara aa seperti sedang menyuapi seorang anak kecil.

"Aku ngga laper, Sayang. Kamu aja yang makan."

"Ayo cepet. Mama ngga suka anaknya telat makan, atau aku aduin kamu." ancam Kiara.

Bukannya membuka mulut, air mata pria itu malah kembali berderai.

"Andre, It's okay, I got you hm. It's okay." Kiara meletakkan makanan yang dipegangnya dan kembali memeluk Andre.

Karena tubuh Kiara yang lebih kecil ia melihat seluruh punggung kecil itu sampai ke bawah hinggga kakinya.

"Kamu? Kamu ngga pakai alas kaki sayang." kaget Andreas. Kiara yang tidak sadar juga mendongak ke bawah.

"Anjir, totalitas banget panik gua, sampai ga sadar gini." ringis Kiara dalam hati.

"Udah, ngga penting. Kamu makan dulu itu yang paling penting. Nanti aku bisa pesen sama ojek online..." sambil meraba-raba kantong jogernya yang kosong melompong.

Hehe, handphone aku juga ketinggalan kayaknya." kekeh Kiara dengan miris.

"Ya ampun... gemesnya calon istri...", mencubit gemas pipi kiara.

"Aku gembel nih, gimana dong." ringis Kiara.

"It's okay sayang, I got you."

"Kamu kok dari tadi sayang- sayang mulu perasaan."

"Kan aku emang sayang kamu."

"Iya makasih, ayo beliin aku sendal."

"Terus tadi kamu beli makan sama minum pake apa? Kalo ketinggalan semua."

"Ada duit nyelip di kantong aku, selembar doang."

Andre kembali terkekeh dibuatnya, seolah terlupa sejenak bahwa ia baru saja diterjang badai terhebat dalam hidupnya.

"Benarkah mereka masih pura-pura? Atau sudah berubah? Aku ini sebenarnya apa?", batin sang pacar asli yang mengawasi dari kejauhan.

.

.

.

Tbc ... 💜

1
Timio
Luar biasa
SweetPoison
Hiks, udah abis. Pengen lagi baca semua karya author luar biasa ini!
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
Ivy
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!