Naya seorang wanita yang ceria seketika berubah hidupnya setelah mengalami kecelakaan kerja. Tak hanya mengalami kelumpuhan, satu persatu nasib malang mulai hadir di hidup Naya. Meskipun atasan tempat Naya bekerja bertangung jawab atas Nanya namun itu tidak mampu membuat hidup Naya lebih baik.
Lalu bagai manakah Naya menjalani hidup dengan nasibnya yang malang itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terserah Mas Damar
Naya tak ingin membuat mama mertuanya kecewa, wanita yang sudah begitu baik padanya, tapi ia juga tak mau membuatnya terlalu berharap.
"Aku terserah mas Damar saja ma." jawab Naya akhirnya.
"Ada apa ?" tanya Damar yang datang tiba-tiba ketika mendengar Naya menyebut namanya.
"Nah, tuh Damar sudah pulang." kata Maudy tersenyum melihat putranya yang baru pulang kerja.
Naya langsung menunduk ketika Damar duduk di kursi sebelah kursi rodanya.
"Ada apa, ma ?" Damar mengulangi pertanyannya.
"Tadi mama mengatakan pada Naya, jika sudah sembuh nanti kalian jangan menunda punya anak. Mama sudah tidak sabar ingin punya cucu." kata Maudy menjelaskan pada Damar.
"Tapi Naya bilang terserah pada mu." lanjut Maudy lagi.
Damar langsung menoleh ke arah Naya yang masih tetap menunduk. Entah apa yang wanita itu sedang pikirkan.
"Doakan saja ma, semoga Naya cepat hamil." kata Damar yang membuat Naya terkejut.
Apa maksudnya ? kata-kata Damar malah akan membuat mama salah paham. Batin Naya.
"Iya, mama akan selalu mendoakan kalian." balas Maudy sebelum kemudian pamit pulang karena hari sudah sore.
Setelah mamanya pulang, Damar mendorong kursi roda Naya ke dalam kamar.
"Jangan terlalu di pikirkan. Aku hanya tidak ingin mama terlalu berharap." kata Damar setelah mereka tiba di kamar.
"Iya, pak. Aku tahu." balas Naya dengan nada yang terdengar biasa saja.
Padahal sekuat hati ia menahan perasaannya agar tidak sakit. Sakit dengan kata-kata Damar tadi. Sudah jelas Damar mengatakan itu hanya agar mamanya tidak terlalu berharap, bukan karena Damar benar-benar menginginkan anak darinya.
Setelah memindahkan Naya ke tempat tidur, Damar masuk ke kamar untuk membersihkan diri. Naya mengusap air matanya yang menetes begitu saja tanpa bisa di cegah.
Meskipun selalu membentengi diri agar tidak jatuh cinta, tapi jika setiap hari di perlakukan layaknya ratu oleh Damar nyatanya membuat hati Naya luluh juga. Bahkan Damar dengan mudah membuat nama dan cinta Candra terhapus di hatinya.
*
Tiga Bulan setelah kejadian letupan di pabrik milik perusahaan Awan Jaya Otomotif, kini pabrik itu sudah mulai beroperasi dengan normal kembali sejak dua Minggu yang lalu. Meski sempat tutup selama hampir satu bulan lebih karena proses penyelidikan yang di lakukan oleh polisi, penggantian mesin dan juga perbaikan di beberapa tempat.
Perakitan mobil keluaran terbaru yang sempat tertunda, kini sudah mulai di produksi lagi.
"Damar, Damar." Awan memanggil putranya yang tampak melamun.
"Eh, iya pa. Sampai di mana tadi ?" tanya Damar yang seolah baru sadar.
"Kau ada masalah dengan Naya ?" tanya Awan.
Tak biasanya Damar hilang fokus saat tengah bekerja kecuali sedang sakit atau ada masalah pribadi. Tadi mereka sedang membahas tentang peluncuran mobil keluaran terbaru yang sebelumnya di jadwalkan bulan depan. Apakah bisa terkejar atau tidak akibat kejadian ledakan itu yang mengganggu proses produksi.
"Tidak ada, pa." jawab Damar jujur.
Sekilas memang tidak ada masalah apa-apa dalam rumah tangga Damar dan Naya. Semuanya baik-baik saja. Hanya saja Damar dan Naya berperang dengan hati mereka masing-masing, yang seperti bom waktu. Karena bila sampai tiba masanya bom waktu ini akan meledak dan tidak bisa mereka hindari.
Awan hanya mengangguk, tak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga Damar dan Naya.
"Jadi bagai mana dengan jadwal peluncurannya ? apa harus di undur ?" tanya Awan kembali membahas tentang pekerjaan.