Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.27 Tempat tinggal terpisah
Esok harinya, mereka pun harus keluar dari hotel dan kembali. Tapi ada beberapa hal yg belum sempat mereka bicarakan, yakni tempat tinggal. Keduanya belum memikirkannya karena harus menikah secepatnya.
"Melody kau mau tinggal dimana?" tanya Zayn.
"Aku akan tetap tinggal di apartemenku, pekerjaanku ada disana, dan akan rumit jika harus menyeting ulang komputerku." ucap Melody.
"Kau tak ingin tinggal di apartemenku? Kita sudah menikah." ucap Zayn.
"Sementara aku akan tinggal di unitku, kau boleh tinggal disana juga atau mau tinggal di unitmu juga aku tak masalah." ucap Melody.
"Apa ini karena pernikahan kita harus dirahasiakan?" tanya Zayn.
"Benar, kalau bisa aku tak akan tinggal di unitmu agar rahasia kita aman, tapi kau boleh ke tempatku karena takkan ada yg datang." ucap Melody.
"Padahal aku tak masalah soal itu." ucap Zayn.
"Biarlah ini jadi rahasia sampai anak ini lahir." ucap Melody.
"Aku mengerti,, apapun demi kenyamananmu." ucap Zayn.
Mereka pun menuju ke apartemen Melody, dan Zayn sudah tahu segalanya di apartemen Melody. Bahkan Zayn sudah merasa seperti rumah sendiri. Tapi sebagian besar barangnya akan ada di unit sebelah miliknya.
"Kau mau disini?" tanya Melody.
"Sebentar saja, karena aku harus ke kantor satu jam lagi." ucap Zayn.
"Kita belum sarapan, mau sarapan disini?" tanya Melody.
"Ya.. Tak masalah." ucap Zayn.
Melody pun menyiapkan sarapan seadanya, hanya roti, sosis, dan telur. Meski begitu Zayn tak protes sama sekali. Dan setelah makan, Zayn pergi ke unitnya untuk bersiap ke kantor.
Sedangkan Melody, masih tak percaya pada apa yg terjadi. Dirinya kini sudah menjadi seorang istri, dan lagi tengah hamil. Semua hal-hal yg diluar prediksinya. Bahkan Melody harus merahasiakan segalanya demi mencegah celaan dan rumor buruk di lingkungan kerja.
Melody juga harus menyelesaikan kontrak kerjanya 3 bulan lagi di perusahaan Zayn. Artinya setelah kontraknya usai, Melody akan banyak berdiam diri di apartemen hingga tak ada yg tahu kabar kehamilannya.
Melody juga tak tahu suaminya orang seperti apa. Selama ini mereka hanya sebatas tetangga yg tak tahu apapun soal kehidupan pribadi masing-masing. Dan Melody tak pernah bertanya soal kehidupan pribadi Zayn begitu pula sebaliknya. Melody harus bersiap untuk melihat kepribadian suaminya mau itu baik ataupun buruk.
.....
Sementara itu, Melisa dan Andrew kini tengah bertemu di penjara.
"Sayang bagaimana perusahaan?" tanya Melisa.
"Semua aman sayang, semua kutu-kutu busuk sudah aku singkirkan." ucap Andrew.
"Kapan aku bebas?" tanya Melisa.
"Mungkin bulan depan, bersabarlah." ucap Andrew memegang tangan Melisa.
"Aku tahu, ini gara-gara ulah si anak culun itu." ucap Melisa.
"Benar, dia sudah mempermalukan kita di acara pernikahan kita. Bahkan memisahkan kita yg baru menikah." ucap Andrew.
"Ibu juga harus ada disini, dan adikku Rara, masa depannya hancur." ucap Melisa.
"Si ba**an itu kabur entah kemana.. Benar-benar menyusahkan saja, padahal dia sudah dibayar." ucap Andrew.
"Pokoknya kalau bebas, kita harus balas dendam pada Melody. Jangan biarkan ja***ng itu hidup bahagia..!" ucap Melisa kesal.
"Ya, aku juga kesal padanya." ucap Andrew.
Andrew dan Melisa pun menaruh dendam pada Melody. Keduanya dipermalukan habis-habisan di hadapan para tamu undangan pada pernikahannya. Apalagi ibunya Desi juga ikut terseret dan mendapatkan hukuman lebih parah darinya. Bahkan jebakan yg harusnya untuk Melody malah menimpa adiknya Rara. Sampai masa depan Rara hancur karena hamil dan kini berada di pusat rehabilitasi.
"Sayang kau harus caritahu tentang Melody. Apapun itu baik pekerjaan, kekasih atau apapun." ucap Melisa.
"Kau tenang sayang, aku memang sudah melakukannya." ucap Andrew.
"Apa yg terjadi padanya akhir-akhir ini?" tanya Melisa.
"Dia sering bersama seorang pria.. Sepertinya pria itu cukup kaya jika dilihat dari mobil dan pakaiannya." ucap Andrew.
"Melody pasti simpanannya, mana mungkin gadis culun begitu dapat lelaki kaya." ucap Melisa.
"Ya.. Pasti laki-laki itu buta jika benar-benar menyukai wanita kuno sepertinya." ucap Andrew.
"Pokoknya kau pantau dia, lalu setelah bebas nanti kita akan membuat strategi untuk menghancurkannya." ucap Melisa.
"Oke sayang, aku tak sabar menantimu pulang, aku sangat merindukanmu." ucap Andrew.
"Aku juga sayang." ucap Melisa.
"Hei..!! Ini penjara bukan hotel..!" bentak petugas saat mereka berciuman panas.
"Maaf kami sebenarnya pengantin baru." ucap Andrew.
"Tunggu sampai istrimu bebas.!!" ucap petugas.
.....
Di tempat lain, Zayn pun tengah berada di kantornya dengan semua pekerjaannya. Zayn seperti biasa bekerja keras untuk perusahaan miliknya sendiri. Dibanding kakak-kakaknya yg memegang perusahaan ayahnya, Zayn lebih memilih untuk membuka perusahaan baru. Semua karena Zayn tahu persaingan mengerikan di keluarganya. Ayahnya memiliki 2 istri lain beserta saudari tirinya yg selalu mengucilkannya.
Bahkan Zayn tak pernah tinggal dengan ayahnya karena situasinya tersebut. Dan mendiang ibunya tak tahan tinggal di rumah besar tersebut, malah lebih memilih tinggal di perumahan sederhana.
Dari ayahnya Zayn pun belajar untuk hanya setia pada seorang wanita. Karena dirinya adalah korban dari keegoisan ayahnya yg memiliki tiga orang istri. Untuk itu, meski pernikahannya dengan Melody bukanlah rencananya tapi Zayn tetap berusaha menjadi suami dan ayah yg baik bagi keluarganya.
Meski keduanya tinggal terpisah, dan kadang-kadang Zayn tinggal di unitnya. Tapi keduanya tak protes dan selalu menghargai satu sama lain. Untuk saat ini tak ada masalah yg berarti diantara keduanya. Dan mereka saling menjaga privasi masing-masing.
Melody tetap pada kesehariannya yg lebih banyak di dalam apartemen, dan Zayn juga tetap pada kesehariannya.
Hari ini, Melody pun pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Meski Zayn sudah menawarkan diri, tapi nyatanya pria itu tak ada waktu untuk mengantar Melody.
Dari pada protes, Melody lebih memilih pergi sendiri dengan taksi. Dan Melody bisa bebas berbelanja bahan makanan. Melody pun mengatur waktunya dan hanya akan di supermarket maksimal dua jam, mengingat kondisinya yg lemah saat kehamilan ini.
Saat pulang dan turun dari taksi, Melody pun perlahan menurunkan barang belanjaannya dibantu sopir taksi tersebut. Tapi ada sambutan dari mantan suaminya yg kini jadi adik iparnya.
"Hoo.. Kakak ipar, apa kabar?" tanya Andrew.
"Tak usah basa-basi, apa maumu?" tanya Melody.
"Kau masih membenciku rupanya, aku memang menikahimu demi Melisa dan hartamu." ucap Andrew.
"Itu sudah jelas, lalu kau mau apa kemari?" tanya Melody.
"Aku hanya datang untuk menyapamu kakak ipar." ucap Andrew tersenyum.
"Ya.. Aku sudah lihat, kau boleh pergi." ucap Melody.
"Kau tak memperbolehkan adik iparmu masuk?" tanya Andrew.
"Kau bukan muhrim, jadi dilarang masuk. Istri dan ibu mertuamu juga dilarang masuk." ucap Melody.
"Apa kau saat ini membuang kami?" tanya Andrew.
"Bukankah kalian yg membuangku dan mengusirku dari rumah? Sepertinya daya ingat kalian buruk." ucap Melody.
"Baiklah, sambutanmu sungguh tak ramah.. Aku permisi." ucap Andrew.
"Bagus pergilah, dan jangan pernah datang." ucap Melody.
Andrew pun pergi setelah memastikan kehidupan Melody begitu damai dan baik-baik saja. Berbanding terbalik dengannya yg harus terpisah dari istrinya. Dan Melody tampak begitu sombong saat ini.
"Cih, dasar wanita murahan, sombong sekali..!" gumam Andrew dalam hati.