seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hukum rimba
Di Mansion Jenna
" Sayang.. mommy takut ini sangat berbahaya nak. Dunia Mafia itu sangat kejam... Mommy takut kamu di apa - apain sama mereka. " Keluh Diana pada Jenna yang saat ini masih bermanja-manja di pangkuannya.
" Ya elah.. mom.. Mana mungkin mereka berani mau apa - apain anak ini.. Yang ada itu anak Mommy ini yang akan mau apain mereka. " Bantah Lili sedikit cemburu pada Jenna.
" LILIANA MAXIMILIAN!! Apa maksud kamu ha?! " Geram Diana pada Lili.
"Lah emang kenyataan begitu Mom! Dianya yang jadi ketua Mafianya kok, siapa juga yang berani mau melawan anak Mommy yang satu ini. Kalau ada pun yang berani malah orang itu yang mau antar nyawa mereka sama dia. " Jelas Lili sambil menyindir Sang adik di depan Sang Mommy.
" Benarkah? " Tanya Diana pada putri bungsu nya itu sambil menatap tajam Sang putri.
Namun Sang putri yang di tatap tak berani menjawab pertanyaan Sang Ibu karena apa yang di bicara kan Oleh kakaknya itu ada benar nya juga.
Lili melihat Sang adik tak mampu menjawab ia hanya terkekeh melihat terpakunya sang adik di depan Mommy nya.
" Jadi kamu pernah membunuh nak? " Tanya Diana tiba-tiba membuat Jenna bahkan Lili ikutan bungkam dengan pertanyaan Sang ibu.
Maxim paham dengan sikap kedua putrinya yang tak mampu memberikan jawaban terhadap Sang istri.
" Sayang di dunia Mafia itu bunuh saling membunuh itu wajar. Karena itu dunia per Mafia an sangat lah kejam. Kalau kita tak berani membunuh lawan ya kita sendiri yang akan di bunuh oleh mereka. di dunia Mafia hukum rimba itu ada. " Jelas Maxim secara perlahan pada Diana agar Diana rak lagi menyudutkan kedua putri nya.
" Nggk.. Nggak.. Mommy nggak mau tahu ya nak kalian berdua harus berhenti jadi Mafia. Mommy takut kalian berdua kenapa - kenapa. " Ucap Diana teringat dengan masa lalu bagaimana dirinya disiksa oleh penjahat itu.
" Mom.. Tenang ya Mom. Untuk kali ini bukannya kita nggak mau dengar perintah Mommy. Jika seseorang sudah nekad masuk kedalam dunia bawah nggak segampang itu Mom buat keluar lagi Mom. " Jelas Lili agar Sang ibu tidak lagi memaksa kehendak nya untuk memaksa mereka berhenti jadi Mafia.
" Hiks.. Hiks.. Mas.. Paksa anak - anak mu ini buat berhenti dari dunia hitam mereka mas.. " Adu Diana pada suaminya karena kedua putrinya tak mau menuruti kemauannya saat ini.
" Maaf sayang.. Untuk kali ini Mas nggak bisa turutin mau kamu. Jika kita memaksa akan sangat berbahaya untuk putri kita kedepannya. Untuk kali ini Mas mau kamu lebih mengerti ya sayang. Bukannya Mas nggak setuju, sebagai Ayah mereka Mas tahu mana yang terbaik untuk anak - anak kita sayang.. Emangnya kamu mau buat kedua putri kita dalam bahaya jika kamu memaksa mereka untuk berhenti?. " Bujuk Maxim pada istrinya yang sedang merajuk.
Dengan cepat Diana menggeleng - geleng kepalanya, karena ia tidak mau kedua putrinya itu tersakiti oleh siapapun.
" Nggak mas aku nggak mau.. Itu terjadi. " Jawab Diana pada akhirnya setuju dengan pendapat Sang suami.
" Tapi.. Mommy mau kalian berdua janji sama Mommy ya.. Kalau kalian akan selalu baik - baik saja. " Ucap Diana seraya manyun kan bibirnya kedepan di depan kedua putri nya itu. Bahkan Maxim sendiri melihat tingkah Sang istri merasa gemas.
" Iya Mommy yang cantik.. " Jawab Lili dan Jenna secara bersamaan.
***
Di Markas
" Jadi ini bentukan laki-laki yang sudah berani gangguin sahabat gue. " Sindir Milla di dalam ruangan tahanan tawanan Naga Hitam.
Milla melirik seorang laki-laki yang sedang terikat di sebuah tiang siapa lagi kalau bukan tian kakak kandung dari Danu yang sudah nekad menyewa seorang Mafia bayaran untuk menyerang Mansion milik orang tua Jenna dan Lili.
" Punya nyali juga Lo buat nantangin dewi kematian ya?! " Bentak Milla pada Tian yang saat ini keadaan nya sudah sangat memperihatinkan. Dimana seluruh wajah dan tubuh nya sudah penuh dengan luka - luka.
Meski dalam keadaan lemah tak sedikit pun Tian menunjukkan rasa sakitnya di depan Milla dan yang lain nya. Bahkan tatapan nya seperti menantang Milla untuk memberinya pelajaran.
Cuih
Dengan santainya Tian meludah di depan Milla tak lupa juga dengan wajah seringaian yang sedikit membuat Milla menciut.
" Dasar wanita iblis! Gue nggak pernah sedikit pun takut dengan ancaman lo itu meskipun dia di kenal Dewi kematian sekaligus . Apapun itu gue nggak peduli. " Jawab Tian menganggap remeh Milla.
" Boy.. " Panggil Milla pada salah satu pengawal disana.
" Iya nona.. " Sahutnya seraya mendekati Milla.
" Lo masih ada stok air asam cuka itu kan? " Tanya Milla tersenyum kering ketika melirik Tian.
" Masih banyak Nona.. Apa nona masih menginginkan air itu? " Tanya pengawal tersebut.
" Ya.. Seperti nya pria ini belum mandi deh. Bagaimana lo aja deh mandiin dia dengan air itu. " Ejek Milla pada Tian.
" Baik Nona, tunggu sebentar akan saya ambilkan dulu untuk Nona. " Jawabnya setelah itu berlalu sesuai perintah Milla tadi.
Tak lama setelah itu pengawal itu kembali lagi dengan membawa satu ember yang berisi air cuka.
" Nah.. Silakan lo mandiin dia, biar luntur tuh kesombongan pria songong satu ini. " Ucapnya setelah itu berlalu dan membiarkan para pengawal yang bermain dengan Tian.
****
"Nah mana nih janji lo kemarin dek. Apa yang gue minta sudah gue lakuin nih. " Ucap Lili menagih janji Jenna pada waktu itu.
" Lo yakin mau bangat kerja disana? " Tanya Jenna.
" Ya iyalah masa nggak sih! Gue ini sudah bela - belain datang tuh ke acara party super menyebalkan itu. Masa iya gue nggak yakin. " Jawab Lili penuh keyakinan dan penuh semangat.
" Oke.. Lo gue Terima. Posisi lo jadi sekretaris disana. " Ucap jenna santai tak peduli dengan sikap kakaknya yang terlihat kebingungan dengan ucapannya.
" Idih gaya lo kayak lo aja yang punya perusahaan itu. " Cemooh Lili pada Jenna.
" Ya.. Kalau mbak nggak percaya silakan aja besok datang kesana. Ntar bilang aja sama asisten gue disana kalau lo sudah jadi sekretaris gue. " Jawab Jenna datar.
" Hah?? " Cengo Lili sampai mulutnya sampai terbuka lebar.
" Wah.. Parah lo dek.. Sengaja kan Lo ngerjain gue. " Hardiknya tak Terima dengan sikap Sang adik sudah sukses mengerjai nya.
" Haha.. Ha.. "
Kedua adik itu terlihat akur dan sama - sama tertawa bahagia. Tingkah kedua putrinya itu sama - sama di lihat dan perhatikan sejak tadi oleh Diana dan Maxim.
" Mas aku senang Bangat Mas. Kedua putri kita bisa akur kayak gitu. " Ujar Diana seraya merangkul pinggang Sang suami.
" Iya sayang Mas bahagia bangat kebahagian keluarga kita kembali lagi. " Seru Maxim membawa Sang istri masuk kedalam pelukannya.
semangat Thor