Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
PLAK
"gila ya kalian?! hah?!!"
"lu-lun rain juga mau kok" takut lio
"terus?! harusnya kalian nggak semabuk itu!!!!"
"so-sorry alun kita nggak ada maksud mau semabuk itu ka-"
brugh
lio tersungkur ke lantai karena mendapatkan bogem dari Aluna, rio dan Tio yang melihat itu segera berlutut di hadapan adik sepupunya dengan perasaan takut
"kalian mikir nggak sih?! kalau kalian mabuk separah itu ada kekacauan di luar sana! ujung ujungnya berurusan sama pihak berwajib dong!! aku juga yang menjadi hakimnya! kenapa sih?! aaarrrrghhhhhh nyebelin!!!"
"lain kali mabuk tuh di apartement rain kek dimana aja! asal kalian bisa nginap di sana!" kesal Aluna
"alun ma-maksud kami itu semalam cuma ma-"
BRAK
"ya ampun" kaget Tio
Aluna membanting pintu kamar tamu yang ada di apartement teman temannya, saat sudah menjelang pagi rain masih dalam kondisi setengah sadar, begitupun ketiga kakak sepupunya. mendengar hal itu membuat Aluna naik pitam dan menghujam keempat pria itu dengan amukannya
"sa-sayang aku...."
"ohhh ketinggalan"
Aluna menyeret rain dan mendorong nya ikut masuk ke kamar tamu, alhasil mereka berempat hanya bisa terdiam tak melawan
"lu tau nggak? semalam tiga pria itu berisik banget!!! telinga aku mau budeg dengerinnya!!" lirih Kia
"gue juga" lirih lili ikut ikutan
"untung aja ada sio, lihat" tunjuk Lita ke arah sio yang baru saja tertidur setelah kerusuhan itu berakhir
"kasihan adik kecil kita" kekeh Aluna
"udahlah, biarin aja mereka di dalam gimana kalau kita ke-"
brugh
"maaf" serentak ke empat pria itu berlutut ke masing-masing wanita yang kini berdiri di ruang tengah
"untuk apa?" sinis Aluna
"sayang... aku janji, setelah ini aku nggak akan mengulang lagi ya? my Princess or my queen, forgive me.... ehm? waktu kamu di sini kan cuma sebentar lagi, gimana kalau kita belanja? mau?"
"nggak aku juga punya uang sendiri!" kesal Aluna
"tau, ini berbeda, okey?"
"nggak! masuk lagi sana!"
"tapi alun aku..... aku nggak akan ulangin, maaf ya?" lembut rain
"ck'
Aluna meninggalkan apartement teman temannya dan segera menuju ke taman terdekat untuk menghibur dirinya yang benar-benar penuh amarah itu, sedangkan ketiga pria itu masih berjuang meminta maaf pada yang telah mereka repotkan
"seandainya lu bukan sepupu alun! gue nggak bakalan mau di repotin sama curut kayak lo!" kesal lili
"curut?! hahahaha?! polisi setampan ini lu katain curut? rabun lu?! hah?!" balas lio
"ohhh!! lu udah nyusahin! ngelunjak pula!! nyebelin banget sih!!"
"kenapa?! lu juga nyebelin! tinggal Terima maaf gue kenapa sih lu?!"
"segampang itu?! asal lu tau! rambut gue rontok karena siapa? lu! lu ngejambak gue keras banget!! mana teriak teriak nggak jelas lagi di kuping gue?! lu pikir gue nggak dendam sama lu?! cowok bego!"
"apa?!! bego! lu yang rewel!"
"apa?! masalah lu?! KELUAR SANA DARI APARTEMENT INI"
"OKE! NGGAK USAH NYOLOT DONG!!"
"kenapa?! salah? suara suara gue! iri lo?! suara segede gitu doang? kalau tersangkanya tuli! udah nggak denger lu ngomong apa"
"berani lu sama gue.... lu-"
di saat Rio dan Tio sudah mendapatkan maaf namun lio dan lili lah yang masih memiliki masalah pribadi yang penuh dengan drama, namun bisa lita akui, lili lah yang paling tersiksa dengan lio saat ia mabuk kemarin malam
"sudah sudah!!" panik Rio dan Tio menarik lio pergi
"LIAT AJA LU! GUE BAKAL BALIK!!! GUE BALAS LU"
"sini! nggak usah sok ku-"
"udah udah" lerai lita menahan lili yang sudah terbakar emosi
. ....
"ini....."
"nggak"
"yakin nggak?"
"iya!"
"yaudah...." kekeh rain ingin memakan permen kapas yang satunya lagi
"ya ya ya sini!" kesal Aluna
keduanya duduk di pinggir pantai setelah drama kejar-kejaran di taman, Aluna benar-benar tersipu akan keindahan pantai biru dan pasirnya yang putih bersih
"ada banyak tempat yang nggak pernah kita kunjungi bersama, iyakan?"
"ehm"
"salah satunya pantai, iyakan?"
"ya"
"tapi sekarang kita sudah berada di pantai yang indah ini, pantai ini di gemari banyak pasangan untuk melamar kekasihnya"
"oh"
rain hanya terkekeh, ia kemudian ikut menatap hamparan pantai yang sangat luas tak terkira itu
"waktu pertama kali melihat kamu saat usia kita masih belia membuat ku sebenarnya jatuh cinta, cuma... aku malu ngungkapinnya" kekeh rain kemudian meneguk sodanya
"di kehidupan sebelum nya usia kita sama, sekarang berbanding sepuluh tahun"
"aku..... aku masih mencintaimu alun"
"iya iya aku tau" sinis Aluna
"terimakasih"
"ck"
"alun....."
"ehm? apa sih?"
"aku akan pulang ke Indonesia"
"kapan?"
"setelah kamu kembali ke Australia"
"ouh"
"kamu nggak pulang?"
"nggak"
"kenapa?"
"apanya?"
aluna terkekeh melihat rain yang sepertinya ingin sekali menggigit dirinya yang sejak tadi sengaja memancing amarah pria itu, yah Aluna anggap sebagai pembalasan atas keteledoran pria itu dengan kejadian semalam
"aku takut mungkin saja ada beberapa hal yang membuat kita berpisah lagi" lirih rain
"kita usahain bersama lagi, mudahkan?"
"mudah jika tak buruk perpisahannya"
"puitis"
rain terkekeh kemudian benar-benar menyantap gula-gula kapas yang di pegang Aluna, bukannya marah Aluna malah asik bahkan menikmatinya
"oh ya?"
"ada apa?"
"kamu.... nggak pernah di jodohin sama siapapun kan dengan tante reina?" tanya Aluna memastikan
"pernah, tapi itu kemauan papa, mama nggak mau"
"kenapa?"
"tunggu Aluna dewasa aja papa! aku mau besanan sama sahabat aku! papa kenapa nggak ngerti maksud mama selama ini sih?!" ledek rain mencontoh nada berbicara mamanya
"tante ada ada aja" tawa Aluna
"yah begitulah mama, sekalinya itu tetap itu! nggak boleh di bantah siapapun, aku.... maupun Gabriel dan papa"
"oh ya ngomong ngomong gimana keadaan kak Gabriel? ak-"
"dia sehat, sekarang sedang bekerja di perusahaan papa, meneruskan warisan kakek"
"kenapa nggak kamu?"
"iya ini lagi warisi rumah sakit nenek"
"wow, tuan muda kaya raya ya?"
"masih termasuk muda ya di usia 34 tahun" ledek rain
"muda dong! yang tua itu kepala lima"
"oh, maafkan saya ibu hakim"
"ck"
"oh ya? kamu tau? mereka memberikan kamu julukan hakim utusan neraka"
"biarin aja, suka suka aku lah, nyolot pun kan mulut aku! mereka iri nggak bisa sengegas aku?"
"tapi menurut aku kamu bidadari dalam bayangan hakim"
Aluna baru sadar bahwa pria di sebelahnya sebenarnya sedang mengaitkan fakta sambil berusaha meromantiskan keadaan yang sudah lama tak terjadi
"apa sih rain!" kekeh Aluna
"sesekali"
"tunggu! kamu pernah gini sama cewek mana aja?! nggak sama raisa kan?! hah?!"
"oh ya? ha-halo? benarkah ak-"
"RAIN! JAWAB DONG!!!" panik Aluna menyusul rain yang sudah berjalan jauh dari nya
brugh
"kamu buaya ya rain?! aelahhhh jahat kamu!!!"
"nggak! aku bukan buaya!! aku manusia"
"bodoh! sifat kamu bukan diri kamu"
"oh.... aku-"
"kamu pernah merayu raisa kan? munafik kamu"
"nggak kok, ngapain, aku itu profesional, jadi jangan khawatir nona.... saya akan bersikap sewajarnya" lembut rain
"terus?! kalau dia butuh rayuan? kamu rayu?"
"iya"
"dasar manusia jahat!!!" jerit Aluna
......
bersambung