NovelToon NovelToon
Asmara Settingan

Asmara Settingan

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:589.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.

Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.

Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.

Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asmara Settingan 27.

"Jangan seperti ini. Aku mohon beri aku waktu sebentar untuk menyapamu."

Hena tak bersuara, ia membawa diri meninggalkan area fan meeting. Dan Samuel mengikutnya. Pria pemilik mata grey itu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Kesalahpahaman antara dirinya dan Hena harus segera diselesaikan.

"Bicaralah," raut wajah cantik itu terlihat dingin. "Aku tidak punya banyak waktu."

Samuel menghela napas. Dilihat dari raut wajah kekasihnya, ia yakin akan sangat sulit untuk menjelaskan situasi yang dialami dirinya.

"Sayang..."

"Jangan memanggilku sayang," potong Hena cepat. "Kita bukan lagi sepasang kekasih."

Samuel kembali terlihat mengembangkan diagfrahma-nya, bukan untuk menghela melainkan menghirup udara. Hena akan sangat sulit dibujuk jika sudah terlanjur kesal dan Samuel jelas tahu hal itu.

"Bagaimana kabarmu?" dengan hati-hati Samuel bertanya. "Aku sangat khawatir. Sungguh."

Hena hanya diam tak berniat memberi respon atas sikap sang mantan yang mengkhwatirkan keadaannya.

"Semuanya salah paham, Sayang." Samuel tatap lekat wajah cantik yang meski kini tak sepenuhnya memandang ke arahnya. "Pertunanganku dengan Jihan bukan seperti yang kau pikirkan."

"Memangnya apa yang aku pikirkan?"

"Aku tidak berselingkuh. Aku tidak pernah berfikir untuk menghianati cintamu."

Pemilik surai hitam itu kembali terdiam. Masih setia mendekap buket bunga mawar pemberian dari penggemarnya.

"Aku terjebak situasi yang tidak diharapkan dengan Jihan," kata Samuel dengan langkah yang mulai mendekat pada Hena. "Hanya salah paham, Sayang. Dan aku akan menyelesaikan ini dengan cepat. Aku hanya mencintaimu."

"Dan baru sekarang kau mengatakannya padaku," mata dark hazel itu kini mengarah pada Samuel. "Setelah puas membiarkan diriku berjibaku dengan apa yang kau bilang salah paham itu."

Hena tersenyum dengan mendongakkan kepala, ada yang dirinya coba untuk singkirkan sebelum jatuh dan menggambarkan isi hatinya.

"Kau bukan tidak tahu Sam," Hena kembali menatap Pria yang ia cinta tapi sekaligus pemberi luka. "Semua berita yang mengarah padaku...." Hena tercekat merasa sulit melanjutkan apa yang ingin ia ungkap.

"Kita sudah selesai. Jangan menemuiku lagi." pada akhirnya Hena memilih lebih cepat mengakhiri percakapan mereka.

Sudah terlalu lelah berjuang di segala lini kehidupan. Dan salah kah jika berharap sekali saja untuk diperjuangkan. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk Hena menata hati, menghadapi semua pemberitaan buruk yang mengarah padanya.

Di setiap kesulitan pasti selalu ada kemudahan.

Seperti itulah keadaan Hena sekarang, setidaknya kini Hena mampu kembali berdiri dengan hanya menyandang status sebagai kekasih dari seorang pengusaha muda, Agam Raksa.

Sekarang Hena hanya ingin fokus pada kariernya. Kembali menerima cinta dari para fans setianya. Bukan meladeni rasa yang terlalu menguras energi.

"Tunggu," Samuel menahan lengan seputih salju itu. "Aku mohon berikan aku kesempatan. Berikan kesempatan untuk hubungan kita. Untuk cinta kita."

Hena berhenti dari langkahnya yang ingin meninggalkan Samuel. Mata dark hazel itu berhasil mengunci sosok rupawan yang sering ia sebut sebagai Pria Arogan sedang melangkah ke arahnya.

"Untuk apa kau kemari?" sambutan pertama Samuel saat melihat Agam mendekat padanya dan Hena.

Agam hanya diam, ia menatap Samuel sesaat sebelum mengarahkan pandangannya pada Hena.

"Kami sedang bicara jadi jangan mengganggu...."

"Aku sudah selesai bicara," dengan cepat Hena menyela perkataan Samuel.

Masih dengan diamnya Pria pemilik tatapan tajam itu mengulurkan tanggan ke arah Hena. Hena menyambutnya, menerima dan menautkan tangan mereka kemudian berlalu pergi meninggalkan Samuel.

Bergandengan tangan dengan kondisi saling diam. Hena melirik tautan tangannya, dirinya tadi sempat terpaku sebelum menerima uluran tangan Agam. Ternyata Pria ini meski Arogan masih bisa menawarkan bantuan. Tanpa sadar Hena tersenyum kecil.

Agam membawa Hena ke arah parkiran.

"Kita mau ke mana?" tanya Hena saat Agam membukakan pintu mobil untuknya.

"Makan siang," setelah memastikan Hena masuk Agam dengan cepat mengambil posisi di kursi kemudi.

"Dari siapa?" tanya Agam saat melirik Hena meletakkan buket bunga mawar di kursi penumpang bagian belakang.

"Fans," tangan Hena bergerak membuka lilitan surban yang masih menghiasi kepalanya. Karena meladeni Samuel, Hena jadi tidak sempat mengganti pakaiannya.

Agam mengendarai mobil dengan tatapan yang sesekali melirik kaca spion, melihat buket bunga mawar di kursi penumpang bagian belakang.

Bunga darinya ternyata hanya Hena kira dari fans. Benar kata Rama sang asisten, seharusnya ia meletakkan identitas pengirim pada buket bunga mawarnya, sekalipun tidak dilengkapi dengan kata-kata permohonan maaf.

"Sebenarnya.." suara yang terdengar ragu itu terhenti. "Mengapa sulit sekali. Shitt!" umpat Agam dalam benaknya.

Entah hal sebesar apa yang sebenarnya ingin Agam katakan pada Hena, hingga terlihat begitu sulit mengungkapkannya.

"Kenapa?" tanya Hena dengan kegiatan menyugar surai hitam panjangnya untuk dirapikan.

"Dia mengganggumu?"

Tangan Hena terhenti dari pergerakan, ia menatap Agam yang sedang fokus menyetir.

"Samuel. Dia mengganggumu?" kerena tidak mendapatkan jawaban. Agam mengulang kembali pertanyaannya. Sebaiknya dirinya membahas hal yang baru saja ia dapati saat menemui Hena tadi.

Hena menyandarkan punggung dan menghela napas pelan.

"Samuel lagi," keluhnya dalam hati. "Hm."

Agam menatap Hena yang terlihat tidak berniat untuk menjawab pertanyaannya lebih jauh. Sepertinya ia sudah salah mencari pembahasan hingga sepanjang jalan hanya ada keheningan.

"Tidak masalah jika ke restoran jepang kan?"

Hena yang hanya diam membuat Agam mengarahkan pandangan. Merasa ada yang berbeda pemilik tatapan tajam itu menepi dan menghentikan mobilnya.

"Hena?"

Wanita yang kini bersandar dengan kepala yang di rebahkan ke arah jendela itu hanya diam.

"Hena?" Agam membuka sabuk pengamannya, mencondongkan tubuh untuk memeriksa Hena.

Ia mendapati Hena yang sudah menutup mata, wanita itu terlelap.

Agam membenarkan posisi kepala Hena, merapikan mahkota hitam yang terlihat sedikit berantakan. Ia kembali menyalakan mobil dan melaju cepat menuju apartemennya.

Wanita ini pasti lelah, lelah bekerja dan menghadapi banyak masalah. Belum makan siang, apakah ia sempat sarapan. Itu semua adalah pemikiran yang berkelabat di kepala Agam selama ia membawa tubuh Hena dengan gaya bridal style menuju unitnya.

Agam membaringkan tubuh yang begitu lelap dalam tidur itu di atas ranjang king size. Ia membuka heels dan menutup setengah tubuh Hena dengan selimut.

Menatap dengan jarak dekat wajah cantik Hena, Agam menemukan setitik air mata. Ia mengusap pelan dengan ibu jarinya dan kembali berdiri membentang jarak aman.

Hening melingkupi ruangan dengan nuansa hitam silver yang mendominasi. Agam terus menatap Hena dalam diamnya, ia tahu apa yang terjadi dengan wanita itu saat ini.

"Aku tidak kembali ke kantor," Agam berbalik dan mengahadap pada kaca jendela kamarnya. "Urus pekerjaan yang tersisa."

Agam ternyata menghubungi sang asisten-Rama. "Dan lagi, tolong urus manajer Hena."

Perintah Agam yang terakhir berhasil membuat asisten-Rama di seberang sana kebingungan. Belum sempat mencari jawaban sambungan telepon ternyata sudah diputuskan sepihak oleh sang Tuan.

1
maria handayani
/Shy/
Lysanty
Layak dibaca sangat menarik
sean hayati
Hai,salam kenal author,sudah mampir ini
kalau ada waktu mampir di karya ku cinta di ujung batas usia
Made Minarti Dewi
Luar biasa
Hafifah Hafifah
kasihannn dicuekin ya
Hafifah Hafifah
jangan" sihena mau disenggol kekolam renang nih
Hafifah Hafifah
yg murahan tuh kamu
Hafifah Hafifah
jangan" pake suap nih agar bisa ikutan jadi model yg didalamnya ada hena
Hafifah Hafifah
yg ada kamu yg merusak hubungan hena dan sam
Hafifah Hafifah
udah mantan ya bukan sepasang kekasih lagi
Hafifah Hafifah
siapa nih?
Dian Koryati
terima kasih ceritanya menarik
Hafifah Hafifah
aduh g sabar deh denger jawaban si agam
Putri Musirah2000
aku itu pembaca akut dari smp dan itu sampai sekarang saat aku masih kuliah.dan ini merupakan cerita yang sangat bagus aku akan menjadi pengemar si penulis mulai sekarang kayanya hahahaaa/Scream/
👑Queen of tears👑: terimakasih atas penilaiannya kak 🙏🥰
seneng klw ASSET bisa diterima pembaca,,masih dlm thp bljr kakak 🤭 jdi mohon maaf jika ada typo di mn²🙏
total 1 replies
Laila Umroh
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih banyak kak 🙏🥰
total 1 replies
Hafifah Hafifah
bukan
Hafifah Hafifah
yakin mbak si agam masih cinta atau dia malah udah benci
Hafifah Hafifah
ih agam ku dia bilang. emangnya siagam suka ama kamu?enggak kan
Hafifah Hafifah
bosmu g sadar lw dia udah jatuh hati ama pacar settingannya
Hafifah Hafifah
aduh si agam langsung nyosor aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!