Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pak Nathan
Pagi-pagi sekali, Vika dan Rara pergi ke kampus bersama-sama menggunakan mobil keluarga mahesa. di perjalanan, dia menceritakan tentang percakapannya dengan nek Rita semalam! kalau beliau kemarin Memang habis dari rumah orang tua Chika, dan disana pun sebenarnya tidak ada masalah sama sekali. Bahkan mereka juga merencanakan resepsi pernikahan Arya dan Chika secepatnya. Namun, yang membuat Rita tiba-tiba beralih pada Pilihannya yang sekarang adalah, karena dia melihat persis apa yang telah dilihat Rara dan Vika disebuah cafe kemarin yaitu Chika sedang bermesraan dengan pria lain tepat di hadapannya. Mungkin dia tidak sadar kalau saat itu nek Rita melihat mereka. karena setelahnya, dia segera pergi dengan hati penuh rasa kecewa.
"kamu serius?. Jadi ini alasan nenek pingsan kemarin? " Vika terkejut
"Iya! Aku juga nggak habis pikir sama Kak Arya, kenapa bisa-bisanya dia suka sama Kak Chika. Memang cantik shi, tapi kecantikan dia bukan seutuhnya milik Kak Arya"
"Mungkin aja pria itu temannya. dan menurut aku, seorang model cantik kayak Chika memang udah biasa sama keakraban yang kayak gitu"
"Oke, aku juga ngerti sama kehidupan di era milenial kayak sekarang. tapi, dia juga harus bisa membandingkan yang mana sikap sama temen dan mana sikap sama Kak Arya" Rara masih belum terima
"Bukannya sikap dia sama Chef Arya juga malah lebih agresif ya?" Vika tersenyum menatap Rara untuk mengingat lagi kejadian hasil intipan nya tempo hari
"Iya juga sih!" Rara berpikir sejenak "tapi tetap aja, hal yang dia lakuin di luar sana Apalagi di depan umum. menurut aku itu akan mencoreng nama baik kak Arya nantinya"
"Nah itu dia, Kenapa nggak kamu cari tahu aja!" usul Vika
"Bener juga ya, Oke!. kalau gitu kita cari tahu apa aja yang Kak Chika lakukan di luar sana"
"kok kita sih Ra. Selesai kuliah kan gak bisa kemana-mana, kita harus ke restoran lho!!" bantah Vika
"Kita kan bisa pergi dihari libur sayang!" Rara memperjelas di kata terakhirnya
"Hari libur aku ada kerjaan dari Chef Arya, sayang!!?" kemudian Vika juga sama
"What!!! Serius"
Vika memicingkan matanya kepada Rara, merasa aneh dengan ekspresi wajah yang dia berikan seolah ada seribu satu macam pertanyaan yang ingin di lontarkan. Namum, sikapnya malah seperti seorang yang sedang mengejeknya, entah apa yang ada dipikiran Rara saat ini, dan kalau bukan karena dia sedang menyetir pasti sudah dari tadi Vika mencubitnya.
"Apa sih Ra! Muka kamu yang kayak gini nyebelin tau. pasti otak kamu dari tadi udah ke mana-mana mikirnya" Vika sudah sangat hafal dengan gerak-gerik Rara kalau sedang ada sesuatu yang dia pikirkan, apalagi sudah menyangkut dengan urusan ejek mengejek
"Hahaha!. Aku bukannya mau ngejek kamu, cuma curiga aja kenapa tiba-tiba ada urusan di hari libur sama Kak Arya? " lagi lagi Rara memberikan senyum ejekan
"ya urusan kerjaan lah. apalagi kalau bukan untuk acara lamaran dia"
"apa!. Lamaran? Sejak kapan kamu melangkah sejauh itu?. padahal baru kemarin aku yang minta kamu jadi kakak iparku tapi sekarang tiba-tiba terwujud begitu aja" Rara langsung menghentikan laju kendaraannya
"kamu nih kenapa sih! Chef Arya minta tolong aku dekor restoran untuk acara ulang tahun Chika. Dan di pesta itu dia mau melamarnya"
"Serius?." Rara terkejut lagi
"Iya. Ngapain juga aku bohong"
"Tapi kenapa apa Aku nggak tau?"
"Bisa jadi Chef Arya masih merahasiakan ini karena dia sendiri juga belum yakin kalau lamarannya bakalan diterima, makanya nggak bilang sama kalian. Apalagi kalau adiknya yang super rese ini tau, rencananya bakalan gagal total. hahaha" sekarang giliran Vika yang mengejeknya
"Iih Vika, aku tuh bukan rese, tapi sedikit nyebelin aja"
"Emang,"
"HAHAHA,,,"
Keduanya kemudian tertawa dan melanjutkan lagi perjalan ke universitas yang setiap hari menjadi tujuan utama mereka.
Vika termasuk anak yang cerdas. Untuk masalah kuliah, bisa saja dia mendapatkan nilai-nilai bagus disetiap tugasnya. Namun karena urusan menghidupi diri sendiri sangat penting jadi tidak ada waktu untuk belajar selain memang sangat mendesak.. cita-citanya bukan hal yang sulit dia gapai, tapi Vika juga tidak mau berambisi untuk mengejarnya dalam keadaan seperti ini.. tekadnya selalu bulat, seperti apa orang memandangnya dia tidak akan perduli selama dirinya masih nyaman dalam keadaan ini walaupun sering kali orang menyebutnya si penggila uang.
***
Rara dan Vika satu jurusan. Mereka memiliki hobi dan cita-cita yang sama juga, tidak heran keduanya bahkan seperti anak kembar Siam dengan wajah, keluarga, dan nasib yang berbeda, tapi lebih dewasa Vika karena dia sudah puas merasakan pahitnya menghidupi diri sendiri. Dan inilah yang membuat dia menjadi seorang gadis kuat dan tangguh. Sedangkan Rara, walaupun Arya tidak mendidiknya dengan kemewahan tapi untuk makan, uang kuliah, bahkan tempat tinggal dia sama sekali tidak kesusahan.
Untuk saat ini, tujuan utama Vika adalah ingin sekali bertemu ayahnya, keluarga tunggal yang memang dulu menyakiti batinnya namun hanya dia yang Vika miliki sekarang
Selesai kuliah
"Ra. Kamu kemana aja shi dari tadi aku cariin?" Tanya Vika setelah menemui Rara di toilet
"Tadi pak Nathan panggil aku" Nathan adalah dosen mereka, dosen termuda dan terkeren di kampus. Tak jarang para mahasiswi banyak yang menggila karena dosen itu
"Mau apa?"
"Mau rebut kakak ipar aku?" Rara merasa kesal
"Maksud kamu?" Vika masih belum mengerti
"Dia nanya-nanya tentang kamu" wajah Rara cemberut saat menjawab pertanyaan dari Vika persis seorang kekasih yang sedang cemburu
"Untuk apa?" Vika menahan tawanya melihat tingkah Rara yang menggemaskan baginya
"Dia mau aku comblang in kamu. Dia bilang udah lama suka sama kamu tapi perhatian dia gak kamu anggap"
"Kapan pak Nathan kasih aku perhatian?. Dia salah orang kali"
"Gak Vika, malah tadi dia mau ngajak kamu makan siang"
"Terus kamu bilang apa?"
"Gak ada waktu lah, kita kan harus ke restoran. Aku juga bilang kamu udah punya calon suami" Rara menjawab polos
"Apa sih kamu, nanti dikiranya bener aku punya calon suami"
"Ya Gak apa-apa lah, lagian emang iya kok, kamu kan mau jadi kakak ipar aku"
"Rara!!! Kenapa sembarangan shi.. aku mau kok terima ajakan pak Nathan"
"Vika!!! Mana boleh kaya gitu, kamu bilang gak mau pacaran sebelum tujuan kamu tercapai"
"Hidup ini udah susah, kamu jangan sia-siakan masa depan yang udah didepan mata dong Ra"
"Masa depan kamu sama kak Arya bahkan jauh lebih cerah, Vi!!. Lagi pula mahasiswi di kampus ini bakal nyerang kamu kalau pacaran sama dosen idola mereka"
"Penggemar pak Nathan cuma dikampus ini. Tapi penggemar Chef Arya seluas dunia Maya. Yang hujat aku akan lebih banyak lagi Rara ku sayang!!. Lagian aku selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang menguntungkan. Termasuk keringanan dari dosen kalau bisa kita deketin" munculah ide brilian Vika
"Ya ampun Vika, kamu emang wanita yang gak mau rugi ya" Rara menggeleng
"Jadi kamu gak mau nih punya temen yang bisa manfaatin itu dosen.. yakin gak akan rugi?" Vika membuat Rara dilema, tapi setelah dia memikirkan kedepannya. Dia mengerti apa yang Vika pikirkan.. dan untuk masalah perjodohan yang dia buat bersama nek Rita untuk Arya. Bisa diatur nanti
"Yaudah tapi kamu janji ya jangan baper sama pak Nathan."
"Kamu nih lucu banget si, udah ah.. urusan pak Nathan aku yang urus nanti, sekarang ayo kita cari segenggam berlian dulu" Vika tersenyum dan menarik tangan Rara.
"Sesuap nasinya mana?" Tanya Rara polos
"Sesuap gak kenyang Ra" dan kemudian keduanya tertawa lalu melanjutkan lagi kesehariannya yaitu ke restoran