Penyesalan seorang Alex Wijaya yang kehilangan wanita yang selama ini disiksa secara fisik dan mentalnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ini senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapatkan Bukti
Ceklek..
"lex, kamu tidak lihat ini jam berapa?" tanya Dio begitu masuk ke ruangan alex.
"hemm... maksudmu" jawab alex bingung.
"ck.. percuma memakai jam mahal tapi tidak berguna, lihatlah bahkan ini sudah lewat jam makan siang. Apa kamu bisa kenyang hanya dengan menatap kertas - kertas itu." kata Dio jengah melihat sikap alex.
"aku tidak lapar." ucap alex tanpa mengalihkan pandangan dari berkas - berkas di atas mejanya.
"bekerja keras memang penting lex, tapi kesehatan mu jauh lebih penting. kalau kamu sakit aku juga yang akan kamu repotkan nantinya." kata Dio mulai terpancing emosi.
"jangan memaksaku Di, kalau kamu mau makan sana pergilah." kata Alex mengibaskan tangannya.
"Buang sifat keras kepalamu itu ALEX WIJAYA." ucap Dio menekan nama Alex.
"Pesankan saja seperti biasa." kata Alex kemudian, dia tahu berdebat dengan Dio tidaklah mudah.
.
.
.
.
***
Hari ini Ameera melanjutkan membersihkan rumput - rumput dan daun kering di depan rumah mbok sumi, rencananya setelah bersih - bersih dia akan pergi membeli bebrapa kebutuhan.
"eh .. mbak ini siapa kok ada di rumahnya bude Sumi?" tanya salah satu warga yang melintas di sana.
" perkenalkan buk saya Ameera saudara jauhnya mbok sumi, untuk sementara saya tinggal disini buk." jawab Ameera dengan ramah.
'' oh begitu, rumah saya di depan gang depan sana kalau mbak Ameera butuh bantuan jangan sungkan ya." kata ibu tersebut.
"iya terima kasih bu ..? kata Ameera menjeda ucapannya.
''panggil saja ibu Rini, yasudah kalau begitu saya duluan ya mbak Ameera." kata bu Rini menjawab kebingungan ameera.
"terima kasih bu Rini." kata ameera mengangguk.
.
.
.
sepulang Ameera membeli bahan - bahan makanan dan keperluan dirinya untuk beberapa hari kedepan, kini saatnya dia mengisi perutnya. beruntung uang yang di berikan mbok sumi kemarin masih cukup untuk membeli kebutuhan dirinya.
"akhirnya bisa istirahat juga, besok aku harus mencari kerja tidak mungkin aku berdiam diri saja apalagi uang dari mbok Sumi tidak akan cukup untuk kedepannya." kata Ameera sambil menatap langit - langit kamarnya.
"sebaiknya sekarang aku istirahat dulu, nanti coba aku bertanya pada bu Rini siapa tahu beliau bisa membantu aku mencari pekerjaan." ucapnya lagi, tak lama kemudian dirinya tertidur karena kelelahan.
.
.
.
***
" Jadi bagaimana hasilnya?" tanya Dio pada Arsen, saat ini mereka berada di cafe tempat biasa mereka janjian.
"Sesuai dugaanmu." jawab Arsen sambil menyodorkan sebuah amplop kelada Dio.
"Apa semua bukti - bukti ini bisa dipercaya." kata Dio meyakinkan kebenaranya.
"seratus persen." ucap Arsen santai.
"oke, bonus mu sudah aku transfer. Satu lagi selidiki tujuan Ameera pergi ke puskesmas tempo hari." kata Dio setelah mengambil amplop tersebut.
"serahkan semua padaku, kamu terima beres saja." kata Arsen menyombongkan diri.
"aku pergi dulu, besok laporkan semuanya padaku." ucap Dio mengakhiri pembicaraan.
.
.
Sesampainya di kantor Dio segera menuju ke ruangannya untuk memastikan bukti - bukti yang di dapat hari ini.
Dugaannya selama ini memang terbukti Ameera hanyalah korban disini ternyata pelakunya Risa kakak tirinya.
dan yang membuat Dio tercengang adalah semua ini Harsana lah yang merencanakan. Setelah kecelakaan tersebut Harsana menyelidiki korban yang tertabrak, dia begitu kaget mengetahui bahwa orang tersebut adalah adik dari alex wijaya untuk melindungi anak tirinya Harsana mengirim Risa ke luar negeri, namun karena kecerobohannya tidak melenyapkan barang bukti yaitu mobil, hingga akhirnya alex mendatangi kediamannya dan menanyakan mobil tersebut Akhirnya dia menemukan sebuah ide yaitu menunjuk bahwa Ameera lah pemilik mobil tersebut. Hanya demi melindungi anak tirinya Harsana rela mengorbankan anak kandungnya sendiri, anak yang dulu sangat di nanti - nantikan oleh dirinya dan juga sang istri.
Beberapa hari setelah kedatangan alex, sebagai pertanggung jawaban alex meminta Ameera untuk menjadi istrinya. awalnya Harsana bingung bukankah seharusnya alex murka dan menghukum pelaku yang telah membuat sang adik meninggal, tepat setelah ijab qobul Harsana baru mengetahui tujuan alex menikahi Ameera adalah untuk membalaskan dendam sang adik. Alex sendiri berbicara langsung di depan Harsana.
Sedangkan Ameera hanya bisa menunduk meneteskan air mata melihat sang ayah sama sekali tidak membela dirinya.
Yang Harsana lakukan justru menyuruh sang asisten rumah tangga untuk membereskan semua pakaian Amerera, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya sang ayah hanya melempar tas tersebut tepat di wajah ameera.
kemudian Alex menyeret Ameera membawanya ke rumah miliknya.
.
.
"BRENGSEKK... "Dio marah setelah mengetahui apa yang terjadi.
" Sebutan apa yang pantas aku sematkan untuknya, Bahkan seekor binatang pun akan mati - matian melindungi anaknya." umpat Dio terhadap ayah Ameera karena secara tidak langsung penyebab penderitaan yang dialami Ameera adalah ayahnya sendiri.
"Setelah ini aku akan membawa Ameera pergi, baru aku akan memberikan bukti ini pada alex. Aku harus memberinya pelajaran terlebih dahulu. lihat saja lex apa kamu masih bisa tertawa setelah melihat bukti - bukti ini." kata Dio sambil memasukan bukti - bukti itu kedalam amplop. sepulang dari kantor nanti dia akan menjemput ameera di tempat kerjanya dan akan langsung membawa Ameera pergi dari sini, sampai sekarang Dio belum mengetahui kalau Ameera sudah di usir oleh alex.
.
.
.
***
Sore harinya Dio menjalankan mobilnya ke tempat kerja ameera.
" Permisi buk, bisa saya bertemu dengan Ameera." kata Dio begitu sampai di warung bu Rosma
"maaf mas ini siapa ya, kenapa menanyakan Ameera?" tanya bu Rosma, melihat Dio dari atas sampai bawah.
"Saya kakaknya Ameera buk, apa Ameera nya ada." jawab Dio meyakinkan.
"Ameera hari ini tidak berangkat mas." ucap bu Rosma yang masih ragu, kalau benar orang di depannya ini adalah kakaknya Ameera lalu mengapa ameera harus bersusah payah bekerja warung miliknya.
"kalau begitu saya permisi, terima kasih." kata Dio pergi mengabaikan raut kebingungan sang pemilik warung.
Tujuannya sekarang adalah rumah alex, kalau ameera tidak di tempat kerjanya berarti dia berada di sana.
" apa mungkin dia sakit sampai tidak masuk kerja." Batin Dio begitu masuk ke ke dalam mobil.
emang agak agak dodol si alex nih
garidho sumpah😭😭😭😭
ameera berasa sendirian di dunia ini😭
tp pas baca endnya ttep sama alex gatrima garidho thor😭
tp masih penasaran kisahnya
lagian si alex kenapa bego banget si
maen hakim sendiri ga menyelidiki dulu
malah manjain anak tiri
anak kandung bak anak pungut
mikir pakek otak napa
klo elu ntar tua ni yak kagak bisa ngapa²in
emang iya anak tiri lu mau gitu ngerawat elu
bego bego
kzl
banjir air mata😭😭😭