Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengahadapi seorang Ahli Tingkat Tiga
Mulut Li Hang terbuka lebar melihat Liu Bai dengan mudahnya menghancurkan tubuh bayangan yang berkemampuan Petarung tingkat satu, bahkan dirinya saja yang mencapai tahap Petarung Puncak Tingkat Satu saja sangat kesulitan menghadapinya, namun Liu Bai hanya sekali pegang sudah berhasil mengalahkannya.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dia sudah memiliki kemampuan? Tapi aku tidak merasakan apapun!” batin Li Hang.
Keempat Ahli yang masih ragu melihat Liu Bai yang menatap mereka berempat saling bertatapan satu sama lain, mereka merasakan Liu Bai masih menyembunyikan kemampuannya, dengan mengalahkan seorang petarung tingkat satu dengan mudah hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan di tingkat tiga ke atas, itu sebabnya mereka sedikit ragu.
“Dia hanya sendirian, jika kita bekerja sama, kita pasti bisa mengalahkannya!” kata salah satu dari mereka.
Ketiga rekannya terlihat ragu, namun mereka tidak memiliki pilihan lain selain bekerja sama jika ingin menang, jika sendiri-sendiri pasti akan berakhir sama seperti tubuh bayangan.
Keempatnya mulai mengalirkan Qi ke senjata mereka masing-masing lalu secara bersamaan maju menyerang Liu Bai, namun Liu Bai masih tetap berdiri tanpa persiapan apapun, hal itu membuat keempat Ahli itu langsung berhenti menyerang karena melihat Liu Bai yang masih terlihat tenang, mereka melihat Liu Bai tidak sesederhana itu.
“Kita mundur saja, biar yang lain yang menghadapi pemuda ini!” kata salah satu dari mereka yang merasa jika Liu Bai bukan lawan yang cocok untuk mereka.
“Ayo!” ucap salah satu lainnya dan keempatnya mulai bergerak mundur namun tetap memperhatikan Liu Bai dengan penuh kewaspadaan.
“Mau mundur? Bukankah kalian terlalu bodoh! Guruku pernah berkata, jangan berbelas kasihan kepada lawan. Jadi tidak ada kesempatan bagi kalian untuk menyelamatkan nyawa kalian,” kata Liu Bai seraya mengalirkan Qi ke kedua kaki serta tangannya hingga telapak tangan Liu Bai mengeluarkan pisau angin.
Keempat Ahli itu memasang wajah buruk ketika melihat perubahan energi di telapak tangan Liu Bai, walau mereka juga bisa melakukannya, perubahan energi di telapak tangan Liu Bai jauh lebih kuat, dan secara perlahan-lahan, tingkat kemampuan Liu Bai mulai terlihat.
“Petarung tingkat empat, tidak masih naik kelima, mustahil, ini masih naik ketingkat enam!” semuanya terkejut karena tingkat kemampuan Liu Bai yang terus meningkat hingga mencapai ke puncak tingkat tujuh.
Liu Bai menahan kekuatannya hingga ke tahap Petarung tingkat puncak tujuh, dan dengan langkah anginnya, Liu Bai melesat dengan kecepatan tinggi dengan pisau Angin di telapak tangannya yang langsung melewati tubuh mereka berempat.
Keempat Ahli yang terkejut dengan serangan dadakan Liu Bai tidak sempat melakukan pertahanan, dan mereka tidak bisa melihat pergerakan Liu Bai yang menurut pandangan mereka, Liu Bai menghilang dari hadapan mereka, dan mereka belum menyadari jika sebenarnya Liu Bai telah melewati tubuh mereka dan berdiri sejauh lima meter di belakang.
Beberapa detik kemudian, mereka merasakan leher mereka dingin, dan keempatnya sama-sama memegang leher masing-masing yang mulai mengeluarkan darah, sebelum akhirnya mereka berempat secara bersamaan memuntahkan darah dan kesulitan bernafas.
Keempatnya tidak tahu bagaimana Liu Bai bisa mengiris leher mereka berempat dalam satu kali bergerak, dan pada akhirnya mereka menghembuskan nafas dengan leher menganga.
Li Hang hanya menelan seteguk air liur melihat keempat Petarung yang mati dengan leher masih mengeluarkan darah, dia menatap punggung temannya dengan tatapan tidak percaya.
“Liu Bai!” panggil Li Hang.
Liu Bai yang baru menyerap Aura Kematian keempat petarung itu berbalik menghampiri Li Hang yang masih menatap dirinya dengan tubuh kaku.
“Kenapa kamu tidak segera memulihkan diri?” tanya Liu Bai.
“Ah, aku! Liu Bai sebenarnya apa yang terjadi padamu?” Li Hang yang ingin mengatakan sesuatu akhirnya tidak tahan dan bertanya akan apa yang terjadi kepada temannya setelah menghilang selama beberapa bulan.
“Aku tahu kamu ingin mengetahui apa yang terjadi padaku selama beberapa bulan ini bukan? Tapi saat ini waktunya belum tepat, jika kita menang malam ini, aku pasti akan menceritakan akan perjalananku!” kata Liu Bai seraya mengulurkan tangannya kepada Li Hang yang masih duduk.
Li Hang menyambut tangan Liu Bai lalu memperhatikan ke sekelilingnya, dia sadar ini bukan waktu yang tepat untuk mengobrol, melihat banyak teman-teman seperguruannya yang terluka serta ada beberapa yang sudah gugur, Li Hang kembali meraih pedang besarnya untuk membantu semua teman seperguruannya yang kesulitan.
“Jangan memaksakan diri, jika kamu memiliki Pil pemulihan, sebaiknya kamu gunakan itu sekarang, aku harus pergi membantu yang di sana!” kata Liu Bai yang melihat Li Hang ingin memaksakan diri untuk kembali bertarung tanpa memperdulikan dirinya yang belum pulih sepenuhnya.
Li Hang menatap ke arah yang di tatap oleh Liu Bai, dia melihat seseorang berkemampuan Ahli sedang berhadapan dengan beberapa murid Bulan Emas yang rata-rata berada di Tahap Petarung Tingkat tinggi, namun para murid Bulan Emas itu jelas bukan tandingan sosok ahli tersebut, walau secara jumlah mereka lebih unggul, namun secara kemampuan, mereka kalah jauh.
“Kamu ingin melawan Ahli itu? Kemampuan orang itu setidaknya berada di Tingkat tiga, apa kamu yakin tentang itu?” tanya Li Hang.
“Aku akan mencoba, jika kamu ingin membantu, maka cepat pulihkan kondisi mu agar kita bisa bersama-sama berjuang,” jawab Liu Bai seraya mengeluarkan Pedang nya dari dalam cincinnya lalu dengan sekali gerak, dia sudah menjauh seraya menghabisi beberapa anggota Kelelawar Darah yang berada di jalur jalannya menuju ke tempat sosok berkemampuan Ahli.
Li Hang sama sekali tidak memiliki waktu untuk menghentikan Liu Bai yang sudah melesat jauh, walau dirinya merasakan kemampuan Liu Bai yang berada di tahap Petarung tingkat tujuh, namun melihat kepercayaan Liu Bai yang ingin melawan seorang ahli, hal itu membuat Li Hang khawatir, dan dia segera mengeluarkan salah satu Pil pemulihan agar segera bisa membantu temannya.
***
“Hahaha! Para wanita cantik, sayang sekali jika kalian harus mati seperti ini, lebih baik kalian tidak perlu melawan dan ikut bersamaku, aku janji akan membiarkan kalian hidup lebih lama setelah kalian melayaniku,” kata seorang ahli kepada tiga wanita berkemampuan Petarung yang merupakan para Murid Bulan Emas.
“Pria tua berotak binatang, kami lebih memilih mati dari pada harus menjadi budak nafsumu,” kata salah satu murid Bulan Emas seraya melepaskan serangan tebasan pedang yang di aliri Qi.
Pria paruh baya itu hanya menahan serangan itu dengan satu pedang yang membuat gelombang kejut ketika kedua pedang itu berbenturan. Dari pertukaran tersebut, murid Bulan Emas terpental mundur, sedangkan pria paruh baya itu masih tetap berdiri tanpa bergeming.
“Senior!”
Kedua murid lainnya segera membantu senior mereka yang terpental dan mengalami luka dalam akibat benturan energi, sedangkan wanita itu mengusap darah di bibirnya seraya berkata, “Aku baik-baik saja!” jawabnya.
“Dia terlalu kuat, sangat sulit mengalahkan dia jika hanya mengandalkan kemampuan kita bertiga!” kata salah satu dari mereka.
“Dia sudah membunuh beberapa saudari kita, jika kita tidak membalas kematian mereka, bahkan sampai mati pun aku tidak bisa tenang,” jawab wanita yang merupakan senior mereka bertiga.
“Senior benar! Lebih baik kita mati melawannya dari pada melarikan diri, setidaknya kita sudah berusaha untuk membalas kematian saudari-saudari kita,” kata salah satu murid yang menatap pria paruh baya itu dengan penuh kebencian.
“Hahaha…! Kalian ingin membalas kematian teman-teman kalian yang telah ku bunuh? Kalau begitu majulah, aku ingin tahu sampai kapan kalian bisa menghiburku, jika kalian mengecewakanku, maka aku pastikan kalian akan mendapatkan kematian yang sangat menyakitkan,” kata pria itu seraya mengalirkan Qi ke pedangnya serta melepaskan Aura Kematian yang sangat kuat, hal itu membuat raut wajah ketiga murid Bulan Emas menjadi kusut.
“Kalau begitu, izinkan aku yang menghiburmu!”
Pria paruh baya itu terkejut ketika mendengar suara seorang pemuda yang berbicara sangat dekat dengan telinganya, insting bertarungnya segera aktif dan dia dengan cepat melompat jauh kesamping, saat itulah dia melihat seorang pemuda mengenakan pakaian berwarna merah dengan celana bagian bawahnya berwarna hitam sudah berada sangat dekat di sampingnya tanpa dia merasakan kehadirannya, untungnya dia cukup cepat melompat menjauhi pemuda tersebut.
“Siapa kamu? Dari penampilanmu, sepertinya kamu bukan berasal dari Pedang Matahari!” tanya pria paruh baya tersebut dengan penuh kewaspadaan.
Sebenarnya tidak hanya pria itu yang terkejut karena tidak menyadari kehadiran pemuda itu, ketiga murid Bulan Emas juga sama terkejutnya karena mereka juga tidak melihat pemuda tersebut yang tiba-tiba saja berada di samping Pria paruh baya yang ingin bermain dengan mereka.
“Siapa diriku bukanlah hal yang penting bukan? Dari tadi kamu sangat menikmati permainan mu karena lawanmu berada di bawahmu, jadi bagaimana kalau kamu bermain dengan lawan yang sebanding, apakah kamu tidak tertarik untuk mencobanya?” tanya Liu Bai dengan nada menyindir.
“Jangan coba-coba mempermainkan ku anak muda, walau aku akui sebelumnya aku cukup terkejut, namun jangan kamu pikir aku tidak tahu jika sebenarnya kamu hanya menggertak ku,” jawab pria tersebut.
Dia yakin Liu Bai masih sangat muda, itu sebabnya dia merasa jika Liu Bai tidak mungkin memiliki kemampuan hingga ke Tahap Ahli, karena itu dia beranggapan jika Liu Bai sedang menggertak dirinya, dan masalah dirinya tidak menyadari kehadiran Liu Bai, dia mencurigai jika pemuda tersebut memiliki sebuah pusaka yang membuat orang lain tidak bisa merasakan kehadirannya.
“Terserah kamu mau memikirkan diriku ini seperti apa!” kata Liu Bai seraya mengangkat kedua bahunya lalu menghampiri ketiga murid Bulan Emas yang masih menatap dirinya dengan penuh kewaspadaan.
“Maaf jika kedatangan ku mengejutkan kalian, tapi jika di izinkan, biar aku saja yang menghadapinya, kalian bantu yang lainnya saja,” kata Liu Bai yang bersikap sopan saat menyadari kewaspadaan ketiga murid Bulan Emas kepada dirinya.
“Apakah kamu semuda yang terlihat?” tanya salah satu dari mereka yang merasakan kekuatan Liu Bai berada di atas mereka bertiga.
“Ah ini sedikit canggung!” kata Liu Bai seraya menggaruk kepalanya, “Tapi kalian bisa percayakan saja dia padaku, saat ini prioritas kita adalah mengurangi jumlah musuh sebanyak mungkin, karena dia adalah salah satu yang terkuat, jadi biar aku saja yang menghadapinya,” kata Liu Bai.
Ketiga wanita itu sedikit ragu, walau mereka dapat merasakan kekuatan Liu Bai berada di atas mereka, namun lawan yang akan di hadapi merupakan seorang Ahli yang berada di tingkat tiga, menghadapi seorang ahli di tingkat tiga bukan perkara yang mudah, walau Liu Bai terlihat cukup percaya diri, namun dari segi pandangan, usia Liu Bai tetaplah sangat begitu muda, mereka tidak pernah mendengar ada seorang pemuda yang memiliki kemampuan di Tahap Ahli.
“Jika keputusan senior memang demikian, kami ucapkan terima kasih, kalau begitu kami akan membantu saudari kami, Bulan Emas kami akan mengingat bantuan Senior,” kata salah satu wanita yang merupakan senior dari ketiganya.
Liu Bai hanya menggaruk pipinya saat ketiga murid Bulan Emas itu memanggil dirinya Senior, padahal usia mereka bertiga jelas lebih senior dari dirinya, namun Liu Bai hanya bisa menanggapinya dengan senyuman canggung sebelum akhirnya menyuruh mereka untuk segera pergi membantu yang lainnya.
“Terima kasih karena kamu memberikan waktu, sekarang mari kita lanjutkan urusan kita,” kata Liu Bai kepada pria paruh baya tersebut yang tidak menyerangnya ketika dirinya masih berbicara dengan ketiga murid Bulan Emas.
“Apakah kamu pikir aku ini terlihat bodoh? Kamu pikir aku tidak tahu jika kamu sedang menyiapkan perangkap,” kata Pria tersebut yang merasa yakin jika Liu Bai sengaja memberikan celah namun sebenarnya dia mempersiapkan perangkap saat dirinya menyerang, hal itu sudah sering dilakukan oleh pria itu ketika memberikan umpan kepada lawan-lawannya, dia yakin Liu Bai menggunakan taktik yang sama.
“Aku tidak berkata jika kamu itu bodoh, tapi karena kamu sendiri yang mengakuinya, aku rasa kamu memang sebodoh itu, dan maaf saja, itu kamu sendiri yang mengatakannya, jadi jangan tersinggung,” jawab Liu Bai seraya tertawa kecil.
Mata pria itu menjadi merah ketika Liu Bai mengembalikan kata-katanya, dia segera mengalirkan Qi ke pedangnya sehingga pedang itu memancarkan aura yang begitu kuat.
“Aku akan tunjukkan seperti apa kekuatan ku,” kata pria tersebut lalu dia bergerak secepat kilat menyerang Liu Bai dengan pedang nya.
Pria itu mengayunkan pedangnya, dan seketika itu juga, ruang di sekitar Liu Bai memadat, yang membuat semua benda sejauh dua meter dari lokasi Liu Bai berdiri berhenti bergerak, sedangkan serangan tebasan pria paruh baya tersebut terus bergerak lurus tanpa hambatan.
Liu Bai merasakan ada sesuatu yang berusaha mengunci gerakannya, dia mengepalkan tangannya dengan erat sekaligus melepaskan kekuatan Spiritualnya, dan seketika itu juga, ruang yang memadat itu runtuh, dan Liu Bai yang sudah mengalirkan Qi ke pedang nya langsung menyambut serangan lawannya.
Suara redam yang di sertai dengan gelombang kejut membuat tanah di sekitar terhempas berhamburan, sedangkan dua sosok yang masih beradu pedang melanjutkan pertarungan mereka.
Liu Bai tidak hanya melepaskan serangan tebasan yang mampu menciptakan energi pisau angin yang sangat tajam, bahkan langkah kaki nya yang terlihat sangat ringan membuatnya dengan leluasa melepaskan serangan dari beberapa sisi, hal itu membuat lawannya kesulitan karena tidak bisa mengimbangi kecepatan gerakan Liu Bai yang seperti tidak menginjak tanah.
Dari beberapa pertukaran singkat, beberapa goresan di tubuh pria paruh baya itu sudah bermunculan, beberapa pisau angin yang gagal dia tahan melukai bagian-bagian tubuhnya yang tidak memiliki pertahanan, dan dari situlah pria paruh baya itu menyadari kemampuan Liu Bai yang berada di Tahap Ahli Tingkat Lima.
Pria itu melompat mundur sejauh lima meter menjaga jarak dari Liu Bai, nafasnya mulai tidak beraturan karena dia harus membagi antara bertahan dan menahan luka-lukanya yang terus membesar, sedangkan dirinya belum bisa memberi satu goresan pun di pakaian Liu Bai.