NovelToon NovelToon
Hutan Gamelan

Hutan Gamelan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Hantu / Tumbal
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.

Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.

Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ikuti kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbuka/Kecewa

Saat sore telah datang, semua keluarga Hasan berada dirumah. Hasan yang baru pulang dari sekolah karena ada les pelajaran, saat baru masuk rumah terlihat dimeja makan ada Bapak dan Ibu yang duduk saling diam satu sama lain. Lalu Ibu berkata pada Hasan.

"San, Duduk disini, ada sesuatu hal yang harus kamu tahu. Untuk adik-adikmu sudah Ibu titipkan ke Bibimu sementara waktu." Tatap Ibu dari jauh, lalu kembali menatap Bapak.

Bapak menundukkan wajahnya ke bawah. Seolah ada penyesalan yang mendalam.

Hasan lekas berjalan ke arah dekat Ibunya, lalu duduk dan meletakan tas dimeja.

Lalu Ibu berkata "Kau sudah dewasa, jadi tidak perlu lagi menutupi Masalah dikeluarga ini." Ibu menatap lekat wajah Hasan, lalu kembali berkata.

"Semua yang terjadi pada Arhan dan teman-temannya itu ulah Bapakmu San, dia tega melakukan hal-hal yang dilarang Gusti Allah. Dia bersekutu dengan setan demi kekayaan. Keluarga kita makan duit haram." Ibu mulai menangis sesenggukan.

"Dari awal Ibu merasa ada yang tidak wajar, membuat Ibu sering merasa tidak tenang. Sekarang perjanjian Setan itu bisa saja mengambil salah satu dari kita Nak.

Tidak hanya keluarga kita, tapi keluarga Bapak Yono, Toni dan Odi. Anak-anak itu sekarang masih sakit akibat Tulah perjanjian setan mereka." Ibu tambah menangis deras setelah berkata tentang keadaan yang terjadi.

Hasan menahan emosi dan lekas berdiri, tangannya mengebrak meja. Wajahnya merah merona menahan kekecawaan dan omongan kotor.

"KENAPA BAPAK TEGA SAMA KAMI? Lebih baik kami hidup susah, pas-pasan daripada harus bersekutu dengan setan. Jika Bapak tidak mampu menghentikan semua ini, aku yang akan menghentikannya." Ungkap Hasan.

"Maafin Bapak San, Bapak khilaf, Bapak janji akan perbaiki semua ini." Ungkap Bapaknya menatap Hasan.

"Kuncinya ada didaya, saya punya kain Darsiah, saya yang akan menghentikan perjanjian setan ini." Setelah Hasan berkata, lekas berjalan ke arah kamarnya.

Bapaknya berdiri dan berusaha menghalanginya untuk tidak melakukan hal gegabah sendiri. "Jangan Nak, bahaya. Kamu tidak tahu betapa liciknya Darsiah." Ungkap Bapaknya menjelekan Darsiah.

Hasan seketika berhenti, matanya sayup mengingat kisah Darsiah yang teramat pilu. Hasan menoleh ke Bapaknya dan berkata "Pak, orang jahat lahir dari kebaikan yang dihancurkan." Lalu Hasan melangkah masuk kamar dengan menutup pintu keras Brak dan mengunci pintu.

Bapaknya hanya diam berdiri, lalu menatap Ibu, rupanya Ibu masih kecewa ia berjalan pergi keluar rumah entah kemana. Bapak juga pergi ke arah belakang rumah.

Sementara Hasan merasa sangat begitu kecewa, orang selama ini ia kagumi, ia segani, ia jadikan contoh sebagai laki-laki pekerja keras dan bertanggung jawab hanya sebuah ilusi. Hasan duduk menyila diatas kasur, matanya menatap ke arah jendela, lalu otaknya berfikir untuk segera melakukan pemutusan perjanjian dengan Jin. Rencana nanti malam saat semua tidur ia ingin datang ke ladang itu untuk masuk ke alam goib bertemu Darsiah versi jahat.

-

Dirumah Witan, laki-laki biang kerok dari segala permasalahan ini, sedang kebingungan untuk mencoba bertahan agar Pernjanjiannya tetap berjalan dan tidak merenggut nyawa keluarganya.

Duduk berdiri, duduk berdiri, lalu jalan entah kemana. Membuat Istrinya curiga dengan Witan.

"Pak kenapa kok kayak bingung." Tanya Istirnya.

"Nggak Buk, ini saya lagi ada masalah kerjaan aja kok." Jawab Witan.

Lalu Witan masuk ke kamarnya. Entah apa yang ia lakukan.

Sementara istrinya ke dapur.

Witan rupanya bersemedi, diatas kasur, memejamkan mata seolah sukmanya akan menemui Darsiah. Didalam pikirannya melihat Ladang itu. Lalu sukmanya sudah berada dialam Goib.

Namun, kabut putih datang seolah menolak kedatangan Witan, kabut itu semakin tebal dan membuat pandangannya tak terlihat. Sontak, ia kembali sadar dan merasa heran siapa yang berani melakukan hal ini padanya, gagal bertemu dengan Darsiah.

Dibalik gagalnya Witan adalah Mbah Siman.

-

Sementara Ibu Arhan mencoba mendatangi keadaan Yono, Toni dan Obi.

Saat sudah datang ke rumah mereka, keadaan Yono masih kurang sehat, Toni juga masih sakit trauma, Obi kembali demam. Ibu Arhan mencoba memberi solusi malam ini membawa ketiganya ke rumah Mbah Siman untuk dilakukan pengobatan Rukyah lanjutan.

Orang Tua Sahabat Arhan setuju.

Lalu Ibu Arhan menuju ke Mbah Siman untuk meminta izin Rukyah lanjutan malam ini. Mbah Siman setuju dengan hal itu.

Setelah itu, Ibu Arhan mengambil Arhan dan kedua adiknya dirumah Bibi, lalu pulang kerumah. Setelah sampai rumah, Ibu mengetuk pintu beberapa kali kamar Hasan.

"Hasan, ini Ibu buka pintunya Nak, Ibu mau bicara penting denganmu." Ucap Ibu.

Hasan membuka pintu, lalu Ibu masuk kedalam dan duduk diranjang Hasan.

"Duduk samping sini San." Suruh Ibu yang sudah duduk.

Hasan duduk disebelah Ibunya.

"Nanti malam akan diadakan Ruqyah lanjutan untuk Arhan dan Sahabatnya.

Kalo kamu mau menghentikan perjanjian itu dan harus datang ke ladang itu, Ibu restukan, tapi harus dengan Bapak mu. Biar jika ada apa-apa Bapakmu bisa bantu. Yang dilakukan Bapakmu memang salah, tapi Ibu tahu sifatnya jika sudah menyesal dengan kesalahannya dia akan perbaiki mati-matian. Maafkanlah Bapakmu." Ungkap Ibu yang mencoba meredam rasa kecewa Hasan.

"Tapi Buk." Ketika Hasan akan berkata, Ibunya lekas menimpal perkataannya.

"Apapun yang terjadi dia tetap orang tuamu. Kita harus perbaiki semua Masalah ini dan kembali dari nol." Setelah berkata, Ibu lalu tersenyum kecil. Ibu mencoba meredam semuanya agar baik-baik saja.

Lalu Ibu memeluk Hasan dan mengelus-elus kepala anak bujangnya itu.

"Ya sudah, jangan lupa solat dan minta perlindungan sama Allah. Ibu mau temuin bapakmu ya. Jaga adik-adikmu ya." Ucap Ibu.

"Ia Buk." Jawab Hasan yang juga tersenyum kecil.

Lalu Ibu beranjak berdiri dan meninggalkan kamar Hasan.

Ibu mencari sekitar rumah Bapak tak kunjung ketemu, hingga Ibu melihat Bapak berdiri dibelakang halaman rumah, melihat matahari yang tenggelam diarah barat.

Ibu mendekatinya dan berdiri tepat disebelah Bapak.

"Aku sudah berhasil meredam amarah Hasan, dia sudah memaafkan mu Pak. Nanti malam ia akan ke Ladang itu untuk menyelesaikan semua masalah ini, kau harus ikut untuk menjaganya.

Arhan dan sahabatnya akan dirumah lagi sama Mbah Siman. Kau janji jaga Hasan." Setelah berucap itu, lalu menatap lekat Bapak.

Bapak lalu menoleh ke arah wajah Ibu. Lalu berkata "Terima kasih sudah memaafkanku, aku janji akan menjaga Hasan dan tidak mengulangi kesalahan ini." Senyum kecil Bapak. Bapak lalu memeluk Ibu dengan mesranya.

Bersama langit senja yang mulai tenggelam, keluarga yang berseteru kini mulai bersatu kembali.

-

Hasan yang dikamar menyuruh Arhan dan adik-adiknya untuk masuk ke kamarnya. Lalu Hasan mengajak adiknya untuk berdoa bersama meminta perlindungan kepada Allah.

-

...Kekuatan keluarga adalah energi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang terjadi....

1
Evi Sirajuddin
Ceritanya menarik
Yowilly: lanjut ke tabur pasir kak. 🥰
Yowilly: terima kasih kak sudah membaca sampai akhir.
total 2 replies
Evi Sirajuddin
Semangat yahh author 💪
Yowilly: makasi kak. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!