Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Tidak terasa hari terus berlalu,dan kurang dari seminggu lagi,pernikahan Laura akan di langsungkan.
Keduanya sudah mempersiapkan segalanya,dari mulai catering,gedung,wedding organizer,gaun pengantin,souvenir,dan lain-lain.
Rencana nya mereka akan menyebarkan undangan 3 hari lagi sebelum hari H.
Dan hari ini,hari terakhir Laura bekerja dikantor,karena setelah hari ini,Laura sudah harus mengajukan cuti,untuk masa pingit nya dan juga masa berbulan madu.
"Cit...ini undangan buat kamu,aku kasih duluan,soalnya kamu kan teman baik aku."Ucap Laura,menghampiri Citra di meja kerjanya.
"Makasih yaa,Ra...gak berasa,bentar lagi kamu udah sold out."Balas Citra.
"Emang aku barang,pake kata sold out segala Cit...".
"Hahaha...kan sekarang lagi jaman kaya gitu,Ra".
"Yang udah merid,dibilangin udah sold out."Balas Citra lagi.
"Terserah kamu aja lah Cit,asal kamu senang."Balas Laura,sambil berlalu pergi dari meja kerja Citra.
Laura kembali ke meja kerjanya,mengerjakan tugasnya yang masih tersisa.
Rencananya sore nanti ia akan meminta izin kepada pak Bagas,tapi ia berubah fikiran.
Sebelum jam istirahat siang,ia akan meminta izin kepada pak Bagas,dan dirinya juga akan singgah sebentar ke kantor pak Arya.
Untuk memberikan undangan secara langsung. Menghargai pak Arya yang baik terhadap Laura,selama perusahaan mereka,terlibat kerjasama.
...****************...
"Aahhh Dika...jangan disitu,geli Dik."Ucap ibu tiri Laura,manja.
"Ini terakhir kali bu,karena setelah ini,kita harus berhenti untuk bertemu."Jawab Dika.
"Bukan terakhir kali,tapi sementara aja,setelah kamu menikah dengan Laura,kamu akan tinggal disini".
"Dan kita bebas melakukannya,tanpa harus mengkhawatirkan apapun lagi."Balas ibu tiri Laura.
"Kita harus saling menjaga,supaya Laura gak tau hal ini bu."Balas Dika juga.
"Iya Dika...asalkan kita bisa terus kaya gini".
"Bisa dong...apalagi ibu udah bikin aku candu,rasanya sulit buat lepas dari ibu".
"Gombal deh...kalo gitu sekali lagi yaa."Ucap ibu tiri Laura.
"Yakin nih,sekali aja?,lebih juga gak masalah,aku masih sanggup bu,Laura juga pulang sore,kan?."Balas Dika,menggoda ibu tiri Laura.
Keduanya pun akhirnya,melakukan lagi untuk kesekian kali nya,diatas kasur ibu tiri Laura dan juga mendiang ayah Laura.
...****************...
Selesai dari mengantarkan undangan kepada pak Arya,Laura memutuskan untuk pulang kerumahnya,ia juga sudah meminta izin kepada pak Bagas.
"Auuww..."Rintih Laura,memegang dada nya sendiri,yang tiba-tiba terasa nyeri.
"Kenapa dada ku berdebar-debar kaya gini yaa,,,perasaanku juga jadi gak enak".
"Apa semua pengantin mengalami hal seperti ini?"Bathin Laura,bertanya pada dirinya sendiri.
Tidak terasa,Laura pun sudah sampai di depan rumahnya.
Lagi-lagi ia merasa heran,karena melihat motor Dika ada di halaman teras rumahnya.
Laura bergegas turun dari dalam mobil,dan berjalan menuju pintu rumahnya.
Laura memegang gagang pintu dan hendak mengetuk pintunya,tapi ternyata pintu tersebut tidak terkunci.
"Tumben gak dikunci."Bathin Laura.
Laura masuk dan berjalan perlahan,ia melihat tidak ada siapa-siapa di ruang tamu.
Laura berjalan ke arah dapur,ia berfikir,mungkin saja Dika sedang membantu sang ibu,memperbaiki wastafel yang tersumbat lagi.
Tapi hasilnya nihil,di dapur pun tidak ada siapa-siapa,bahkan bi Sumi pun tidak ada.
Laura berjalan lagi ke arah ruang keluarga,disana pun kosong.
Laura semakin merasa heran,di depan ada motor Dika,tapi ia tidak bisa menemukan Dika,bahkan ibu tirinya pun tidak terlihat.
Sayup-sayup Laura seperti mendengar suara desahan dan juga erangan,Laura sangat tau arti dari kedua suara tersebut.
Laura berusaha menajamkan pendengarannya,mencari tau sumber suara tersebut dari mana.
Ia berjalan dengan perlahan,berusaha agar langkahnya tidak terdengar.
"Aaahhh,ayo cepet,lebih cepat lagi".
"Aaaahhh...yaaa seperti itu,lebih cepat lagi."Suara erangan dari kamar ibu tiri Laura.
Laura yang penasaran pun terus berjalan menuju sumber suara yang berasal dari dalam kamar ibu tirinya.
Perlahan-lahan,Laura membuka pintu kamar ibu tirinya,yang ternyata tidak tertutup rapat.
Laura terpaku,mulutnya terbuka lebar,dadanya juga langsung terasa sakit,tenggorokannya terasa tercekat.
"Iii-iiibuuu...Mas Diiii-Kaaaa..."Ucap Laura terbata-bata,lututnya terasa sangat lemas,jika saja ia tidak berpegangan pada gagang pintu,mungkin ia akan jatuh terduduk.
Dika yang sedang ada diatas tubuh ibu tiri Laura pun langsung menengok kebelakang,ia terkejut melihat Laura yang berdiri di depan pintu kamar.
Ia langsung menyudahi aktifitasnya,memakai kembali celana dan baju nya,sementara sang ibu tiri Laura pun sama terkejutnya dengan Dika.
Ia menyelimuti tubuh telanjang nya dan langsung memunguti semua pakaiannya yang tercecer di bawah lantai.
"Raaa aku bisa jelasin."Ucap Dika.
Laura pergi begitu saja dari kamar ibu tirinya,Dika mengejar Laura dengan langkah yang terseok,karena sambil berusaha mengancingkan celana jeansnya.
Sementara ibu tiri Laura,langsung bergegas memakai kembali pakaiannya.
Laura duduk termenung di ruang tamu,ia masih syok dengan apa yang baru saja di lihatnya.
"Sayang...aku bisa jelasin semuanya,tolong dengerin aku dulu,Ra."Dika bersimpuh di kaki Laura.
"Sayang...jangan diem aja,tolong jawab aku,Raaa."Ucap Dika lagi.
Laura hanya diam saja,memandang lurus kedepan,ia tidak sanggup melihat wajah Dika.
Setetes bulir bening pun keluar dari salah satu sudut mata Laura.
Laura tidak bisa lagi menahan rasa sakit hati nya,dan juga kesedihannya,Laura menangis terisak,memukul-mukul dada nya sendiri yang terasa sesak.
Ia benar-benar tidak menyangka,kekasihnya tega berbuat seperti itu kepada dirinya.
Bahkan sang kekasih melakukannya bersama ibu tiri Laura sendiri.
"Raaa..."Ucap Dika.
"Cukup mas!!!".
"Tolong kamu keluar dari rumah aku sekarang juga!,aku gak mau dengar penjelasan apapun dari mulut kamu!".
"Aku melihat semuanya dengan mata kepala aku sendiri,kamu gak bisa lagi mengelak".
"Pergiiiiiiii!!!!".
"Aku gak mau liat wajah kamu lagi!"Teriak Laura,tanpa melihat ke arah Dika.
Dika pun mengalah,memberikan waktu untuk Laura sendiri dulu.
Ia berjalan perlahan ke arah pintu keluar,sebelum benar-benar keluar,Dika menoleh ke arah Laura.
Laura masih enggan untuk menatapnya,Laura hanya menatap lurus kedepan sejak tadi.
Sementara itu,dari balik dinding ibu tiri Laura memperhatikan Laura dan juga Dika.
Ia ingin sekali menghampiri Laura,tapi ia tidak tau harus berkata apa,ia sadar,apa yang ia lakukan dengan Dika adalah salah.
Tapi dirinya pun tidak bisa menolak pesona Dika,ia juga kesepian dan sudah lama sangat mendambakan sentuhan.
Laura menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,suara tangisannya semakin keras.
Ibu tiri Laura pun merasa sedih dan kasihan melihat Laura seperti itu.
Tapi ia masih belum memiliki keberanian untuk berbicara dengan Laura saat ini...
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura