🔥🔥🔥
Harap bijak dalam membaca!
Its real my karya, jika ada unsur kesamaan nama, tokoh atau kejadian yang sama itu diluar dugaan saya. dengan ini saya menyatakan, bahwa saya telah berfikir keras dalam memberikan cerita khayalan ini. terimakasih!
***
*
Bulan Aleena Zahrani, gadis muslimah bercadar yang sangat cantik, dia terlahir dari keluarga Sederhana. tapi nasibnya tidak secantik parasnya. Bulan dinikahi oleh pria berdarah dingin tentunya dari keturunan mafia kejam sama seperti nasib yang ia alami saat ini.
Stevan Jafer Dirgantara, anak dari Moundy Dirgantara. Dia adalah mafia yang terkenal paling kejam di kotanya. Stevan menikahi Bulan karena ingin membalas dendam pada Ayah gadis bercadar tersebut.
Lalu bagaimana dengan nasib Bulan?
Apa dia akan tetap bertahan menerima kekejaman dari suaminya atau justru dia akan pergi?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Kekejaman Suamiku
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Mereka semua turun, Stevan juga membantu istrinya keluar dari mobilnya. Keduanya berjalan beriringan menuju pintu utama restoran tersebut. Tuan Arman dan Stevani sudah melihat kedatangan Stevan dari kejauhan dan...
Degh...
"Siapa wanita di samping Stevan ?" tanya gadis itu dalam hati.
***
"Selamat malam, Tuan Stevan!" ucap Tuan Arman dengan ramah menyambut tamunya yang baru saja datang, dan dia mengangguk menyapa Bulan dengan wajah penuh pertanyaan.
Boy berada di samping meja Stevan karena itu sesuai perintahnya. Stevan ingin tahu kenapa Tuan Arman mengajak dia makan malam dan apa tujuannya. Sedangkan Bulan menyapa dan menyalami Stevani lebih dulu.
"Selamat malam."
"Ya, malam." sahutnya tersenyum simpul.
Mereka semua akhirnya duduk di meja yang sama di ruang VVIP yang ada di restoran itu.
"Perkenalkan Tuan Arman, ini Bulan. Dia istriku!"
Degh...
Stevani merasa sedikit marah, dia tidak ingin jika yang dia sukai sudah di miliki oleh orang lain. Dia akan berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan Stevan. Namun dia berusaha untuk tidak memperlihatkan ketidak sukaan nya.
Kini semuanya telah memesan makanan sesuai selera masing-masing. Saat Stevan akan menjawab pertanyaan dari Tuan Arman, ponselnya berbunyi. Seseorang ada yang mengirim pesan padanya.
"Van, putri Tuan Arman menyukaimu. Dia tetap akan berusaha mendapatkan mu meskipun kau sudah menikah." itu isi pesan dari Boy.
"Bagus! Awasi terus pergerakan nya." jawab Stevan dengan wajah serius.
Sedangkan Bulan hanya diam menunduk sambil memegang gelas di tangannya meminum orange jus sesuai keinginan nya. Dan Stevani masih fokus menatap Stevan meskipun pria itu sudah menunjukan istrinya, wanita itu tidak peduli.
*
Makan malam telah usai, Stevan pamit undur diri dari restoran milik Tuan Arman. Karena jam sudah menunjukan jam sepuluh malam. Stevani mengulurkan tangan nya pada Stevan untuk bersalaman, tapi Stevan masih diam dengan memasukan tangannya ke dalam saku lalu mengangguk sebagai balasan untuk pamit pada Stevani.
"Kurang ajar ! Dia mempermalukan aku di depan istrinya !" gumamnya dalam hati dengan kesal.
"Terimakasih, Tuan Arman. Selamat malam!" ucap Stevan.
"Ya sama-sama, Tuan Stevan. Senang bisa makan malam bersama anda dan istri anda." sahutnya senang dan ramah.
Stevan akhirnya melangkah pergi di dampingi Bulan dan di ikuti Boy dari belakang. Tuan Arman kembali duduk menatap punggung mereka yang sudah keluar dari ruangan itu dan mengajak putrinya bicara.
"Stevan sudah menikah nak, cari saja pria selain dia! Kau tidak tahu siapa pria itu, jika dia tidak suka maka nyawa taruhannya. Papa tidak ingin kau mati muda, mengertilah!" ujar Tuan Arman menasehati putrinya.
"Pokoknya Vani cuma mau Stevan pah! Kalau bukan dia maka lebih baik tidak menikah sama sekali.!" sahut Stevani kesal.
Dia berdiri menghentakan kakinya keluar menuju luar gedung restoran dengan emosi yang menguasai dirinya. Sedangkan Tuan Arman hanya mendengkus kesal menatap putrinya pergi.
"Kalau papa nggak bisa bantu aku untuk mendapatkannya, maka aku akan melakukannya sendiri.!" ucapnya dalam hati melangkah mengikuti Stevan.
*
Stevan membuka pintu mobil, sebelum dia masuk ke dalam mobil. Seseorang tiba-tiba datang menahan lengannya, Stevan menoleh. Dia mengerutkan keningnya setelah tahu siapa yang menahan langkahnya.
"Apa anda memerlukan sesuatu?" tanya Stevan dengan nada dingin dan datar. Dia melepaskan tangan gadis itu dari lengannya.
"Aku hanya ingin kita berkenalan saja!" sahut Stevani dengan ekspresi tak bersalah.
Stevan kembali menutup pintu mobilnya dengan kasar, dan Bulan hanya melihatnya dari balik kaca. Dia bertanya-tanya, ada keperluan apa Stevani menghampiri suaminya. Apa ada barang milik Stevan yang tertinggal? Pikirnya.
"Berkenalan?" sahut Stevan dengan wajah penuh keheranan.
"Iya bekenalan, apa ada yang salah?"
"Bukan kah sudah tahu namaku? Kita berjumpa sudah dua kali hari ini, apa kau seseorang yang mudah lupa? Atau memang pura-pura lupa?"
Wajah Stevani seketika langsung berubah, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menghilangkan rasa gugupnya. Dia sudah berusaha untuk tebar pesona tapi pria di hadapannya tidak suka dengan pesona yang dia berikan.
Bahkan, baru pertama kalinya ada seorang pria yang menolak untuk berkenalan dengan gadis keturunan orang kaya itu.
"Aku sudah berdandan cantik malam ini, aku persembahkan ini semua untukmu, Stevan. Apa kau tidak ada sedikitpun terpesona padaku?" ujarnya dengan membetulkan penampilan. Stevan pun melihat gerak-gerik tubuhnya yang sengaja dia lenggak-lenggok demi memikat pria di hadapannya. Tak ada jawaban dari Stevan, dia kembali memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya di bahu Stevan. "Aku bisa memuaskan mu, Tuan Stevan Jafer Dirgantara!" bisiknya lirih.
Stevan tersenyum menyeringai mendengar itu. Dia memundurkan kakinya satu langkah, karena dia tidak mau menyentuh atau tersentuh oleh wanita lain selain istrinya.
"Kau putri dari seorang pengusaha kaya Tuan Haikal Arman Wijaya. Pendidikan mu juga cukup tinggi! Tapi tidak ada sikap mu yang mencerminkan seorang wanita berpendidikan. Apa ayah mu terlalu memanjakanmu? Sampai kau nekat maju sendiri untuk mendapatkan aku?" sahut Stevan panjang lebar membuat Bulan yang berada di dalam mobil semakin penasaran dengan apa yang di bicarakan oleh keduanya.
Bulan akhirnya membuka pintu tapi tangannya terhenti karena Boy menahan nya.
"Maaf, Nona. Anda mau kemana?"
"Saya mau melihat suami saya! Apa sebenarnya yang mereka bicarakan? Tiga puluh menit saya menunggu tapi tidak juga dia masuk ke dalam mobil." sahutnya kembali membuka pintu mobil.
"Sebaiknya anda tunggu saja di dalam, saya takut anda akan terkena hukuman."
Bulan tak peduli, dia tetap keluar dari mobilnya dan menatap keduanya yang masih berdiri disana. Bulan melihat ada keseriusan di wajah Stevan saat sedang bicara dengan Stevani.
"Apa kau masih lama untuk bicara?" suara Bulan membuat Stevan menoleh ke arahnya.
Dia tersenyum pada istrinya itu dan menyuruh nya menghampiri untuk berdiri di sampingnya. Bulan menurut, dia mendekati suaminya dan berdiri di samping suaminya yang sudah dipeluk bahunya oleh pria itu.
"Dengar Stevani, apa benar kau ingin memuaskan aku?"
Degh...
Jantung Bulan berdetak lebih cepat mendengar itu. Dirinya seperti di sambar petir yang menyala, hatinya bak di sayat sembilu. Seakan ada yang menusuk dan menghujam jantungnya saat ini, tapi dia berusaha untuk tetap diam saja. Dia ingin mendengar, sejauh mana suaminya itu bicara dengan wanita yang berada dihadapannya saat ini.
"Tentu, bahkan hanya kau pria satu-satunya yang akan mendapatkan keperawanan ku! Tidak akan pernah ada yang lain." Stevani melangkah maju, dia ingin memeluk Stevan dihadapan istrinya, tapi dadanya sudah lebih dulu ditahan oleh Stevan.
"Tetap berdiri di tempatmu! Tidak ada yang bisa menyentuhku selain wanitaku! Dan kau juga tidak akan bisa seperti dia!" kata Stevan membanggakan Bulan dihadapan wanita lain.
Bulan tersenyum merasa lega mendengarnya. Ternyata suami yang ada di sampingnya saat ini tidak seperti pria lain yang mendapat ikan gratis tidak sembarangan menerimanya begitu saja.
"Apa kau bilang? Sehebat apa dia? Penampilannya saja sudah aneh begitu, aku rasa dia tidak akan kuat mengimbangi mu di atas ranjang!" ujarnya menantang dengan kesal.
"Karena kau belum melihat dia t*elanj*ang! Wajahnya, tubuhnya, suara nya saat bermain denganku, dan harum tubuhnya, semua membuatku tergila-gila dengannya! Sedangkan kau? Lihat saja dirimu, dengan mudahnya menawarkan diri pada pria beristri. Kelakuan mu sama seperti wanita rendahan!"
Mendengar Stevan menghinanya, membuat Stevani marah. Dia mengepalkan tangannya dengan wajah yang sudah memerah karena menahan emosi. Dia tidak pernah direndahkan seperti ini oleh semua pria.
Baru kali ini ada yang berani merendahkan dirinya dihadapan wanita lain. Malu? Tentu sangat malu, tapi Stevani tetap tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Permisi, Nona Stevani. Selamat malam! Ayo sayang masuklah, ini sudah larut. Nanti kau bisa sakit." ujarnya pamit pada Stevani dan mengajak Bulan untuk pulang.
Stevan segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Stevani begitu saja masih dengan emosi yang membara.
"Kau lihat saja Stevan ! Aku pastikan kau akan bertekuk lutut dihadapanku !" gumamnya emosi menatap kepergian mobil yang ditumpangi Stevan.
...****************...
istrinya yang habil stevan yang ngidam😁
semangat berkarya..
aku yakin saat ini Stevan jafier dirgantara sedang menikmati indahnya penyesalan
semoga Bulan terus kuat menjalani kehidupannya
Steven dan Bulan benar2 berpisah nih