NovelToon NovelToon
My Boss Is My Ex Husband

My Boss Is My Ex Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Single Mom / Janda
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Adzana Raisha

Ruby Alexandra harus bisa menerima kenyataan pahit saat diceraikan oleh Sean Fernandez, karna fitnah.

Pergi dengan membawa sejuta luka dan air mata, menjadikan seorang Ruby wanita tegar sekaligus single Mom hebat untuk putri kecilnya, Celia.

Akankah semua jalan berliku dan derai air mata yang ia rasa dapat tergantikan oleh secercah bahagia? Dan mampukah Ruby memaafkan Sean, saat waktu berhasil menyibak takdir yang selama ini sengaja ditutup rapat?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengikuti Ruby

Hebusan angin disertai rintik hujan, menambah kesan sunyi pada satu malam yang begitu gelap tanpa sinaran bintang. Di atas ranjang, Ruby termenung. Menatap pada tirai jendela yang bergoyang, tertiup angin. Malam yang kian merangkak tak jua membuat Ruby ingin terlelap. Sepasang matanya masih terbuka lebar, begitu pun dengan fikirnya yang melanglang buana.

Ruby mengalihkan pandangan, menatap pada bayi Celia yang sudah tertidur pulas di atas ranjang. Satu tangannya bergerak, menepuk-nepuk pantat sang buah hati yang mulai menggeliat, hingga terlelap kembali.

Sean.

Ruby menghela nafas dalam, selepas mengucap satu nama, dalam hati.

Kilatan peristiwa yang terjafi siang tadi, kembali membayangi.

"Tuan, maaf saya tidak bisa menjawabnya sekarang. Saya masih butuh waktu."

Ruby bisa melihat kekecewaan yang tergambar jelas di wajah Sean. Akan tetapi, itulah pilihannya. Dia masih butuh waktu. Bukan hanya sekedar untuk berfikir, tapi juga menyembuhkan luka akibat trauma atas perlakuan keluarga Sean padanya.

Sementara Sean, pria itu menghargai keputusan Ruby. Bagaimana pun, dirinyalah yang patut disalahkan atas semua kejadian yang ada. Andai Sean bisa lebih bersabar dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, tentu kejadiannya tidak akan seperti ini.

"Baiklah, Ruby. Aku terima keputusanmu. Aku akan memberikan waktu sebanyak apa pun yang kau mau untuk berfikir. Tapi ketahuilah, Ruby. Rasaku padamu tak akan pernah berkurang sedikit pun, bahkan setelah kita berpisah. Aku harap kau mengerti, Ruby."

Ruby menelungkupkan wajah. Perempuan itu mulai terisak, seiring derasnya hujan yang membasahi bumi. Coba mengubur sisa cinta untuk Sean, tapi apalah daya, ia tetap tak bisa. Rasa itu tak pernah padam, bahkan kian membara selepas kelahiran Celia.

Akan tetapi di balik semua perasaan antara dirinya dan Sean yang masih saling cinta, bagaimanakah dengan perasaan Margareth yang secara terang-terangan menolaknya, bila samapaii mendengar putranya berkeinginan merujuk sang mantan menantu, perempuan yang paling tak ia sukai?.

Ruby ikut berbaring di samping tubuh sang putri. Memeluknya tubuh gembul Celia yang terlelap. Saat ini, biarlah dirinya seorang diri tanpa pendamping. Mungkin itu lebih baik dari pada merusak hubungan antara anak dan seorang Ibu.

Selama pembicaraan, baik Ruby atau pun Sean tak sekalipun membawa Celia. Sean tak bertanya dan Ruby pun tak berbicara. Akan tetapi Ruby pun tak ingin menutupi keberadaan Celia dari Sean. Ia juga tak akan membatasi andaikata sang mantan suami ingin menemui putri mereka.

💗💗💗💗💗

Ruby cukup terkejut begitu mendengar penuturan Mario yang menyebutkan jika Sean memilih tinggal di kota ini untuk sementara waktu sekaligus meninjau perkembangan Resto secara lebih dekat. Jika dulu ia akan datang satu bulan sekali, maka kini pria itu memilih untuk tinggal dan dalam kurun waktu yang tak bisa ditentukan.

"Ruby, apa kau tau?." Tanya Mario setengah berbisik. Meski pun pria, ia tak ubahnya seperti wanita. Gemar bergosip.

"Tentang?."

"Tuan Sean. Dengar-dengar, status Tuan Sean itu duda." Mario menjawab dengan berapi-api.

"Lalu?."

Mario menghela nafas saat mendengar jawaban Ruby yang biasa saja.

"Ya tuhan, dari sekian banyak perempuan pekerja Resto yang aku ajak bicara, hanya kaulah yang memberi respon paling biasa-biasa saja," sengit Mario.

"Lalu aku harus apa? Salto atau berteriak histeris?." Ruby menjawab seraya tergelak, ada-ada saja fikirnya.

Mario berdecak. Sepertinya sia-sia berbicara pada Ruby.

"Ya, tidak harus seperti itu, hanya saja kan kau perempuan. Eum, ja n da pula." Mario menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal. Kenapa justru ia yang seantusias ini mendengar kabar jika Sean pria single.

Jangan katakan jika kau berniat untuk mencoblangi mereka, Mario.

Entahlah. Mario tiba-tiba menghilang dari pandangan Ruby. Ia sungguh merasa tak enak hati selepas membahas tentang status janda Ruby.

Maaf Ruby, bukan maksudku menyakitimu. Hanya saja, hanya saja apa ya? Mungkin Aku ingin melihat Celia memiliki papa baru.

💗💗💗💗💗

"Kak, ayo pulang." Kiran masuk ke dapur resto, menghampiri Ruby yang masih membersihkan sisa-sisa percikan minyak di atas kompor. Mengelap dan membersihkannya dengan dibantu sang asisten.

"Ya, tunggu sebentar lagi," jawab Ruby. Dengan isyarat tangan Perempuan itu meminta pada Kiran untuk duduk lebih dulu sembari menunggunya.

"Ok."

Ruby mencuci tangan dan mengelapnya hingga kering sebelum mendekati Kiran. Sita, asistennya pun juga sudah bersiap untuk pulang.

"Kiran, ayo," ajak Ruby. Kiran yang masih asik memainkan ponsel sewaktu meninggu Ruby, lekas mematkan dan menyimpan benda pipih itu di saku pakaian. Tubuhmlnya sudah lelah dan mereka harus cepat pulang.

"Kak, aku kangen Celia." Kiran yang mengandeng tangan Ruby keluar dari dapur, menyuarakan isi hatinya.

"Kakak bahkan lebih kangen," jawab Ruby yang sontak membuat keduanya tergelak.

💗💗💗💗💗

Kiran lekas memesan taksi online. Rasa rindunya pada Celia sudah memuncah. Selepas mengeluarkan barang-barang pribadi dari loker mereka pun lekas keluar lewat pintu samping Resto yang terhubung dengan area parkir.

"Ruby, Kiran," panggil seseorang dari arah belang yang mana membuat dua perempuan itu sontak berbalik badan.

Keduanya terkesiap begitu melihat Wira lah yang memanggil.

"Ya, Tuan Wira," jawab Kiran.

"Kalian mau pulang?."

Pertanyaan Wira justru membuat kening ke dua perempuan itu mengernyit.

"Ya, Tuan. Jam kerja kami sudah habis, atau apakah masih ada hal lain yang harus kami kerjakan?." Kini giliran Ruby yang bertanya. Mungkinkah akan ada lembur? Tapi kenapa tidak ada pembicaraan sebelumnya.

"Ah, tidak. Bukan itu maksud saya. Jam kerja kalian memang sudah berakhir." Wira bahkan terlihat berulang kali menghela nafas, mungkin untuk menutupi rasa gugup.

"Ya sudah, jika tidak ada, kami permisi Tuan." Kiran menundukkan kepala dan lekas menarik tangan Ruby untuk pergi.

"Sebentar!."

Kalimat Wira membuat kedua perempuan itu menghentikan langkah. Ada apa lagi? Begitu fikir mereka berdua.

"Ada apa, Tuan?."

"Em, bangaimana jika kita pulang bersama. Kalian tidak membawa kendaraan 'kan?." Wira bahkan menyesal selepas berucap, ia merutuki kelancangan mulutnya yang seakan tak bisa mengerem dan justru menawarkan tumpangan untuk dua karyawan perempuannya. Ya tuhan. Ide gila macam apa ini?. Sungguh ini untuk pertama kalinya dirinya menawarkan tumpangan pada orang lain di seumur hidupnya.

"Apa?." Kiran yang tak tau malu justru balik bertanya.

"Ada apa ini?." Suara bariton dari seorang pria yang rupanya sudah berdiri di belakang Wira, membuat Ruby dan Kiran menelan ludah.

Wira yang terkesiap lekas berbalik badan. Tubuhnya sontak berdiri tegak begitu mendapati Sean hafir di antara mereka.

"Tidak, Tuan. Ini hanya ada sedikit masalah dengan dua karyawan saja," elak Wira pada Sean.

Sean menatap pada Wira kemudian beralih pada Kiran dan Ruby. Ruby lekas menundukan kepala saat pandangan mereka bertemu.

"Maaf Tuan, taksi kami sudah menunggu. Kami permisi." Beruntung taksi yang dipesan Kiran datang pada waktu yang tepat. Kiran lekas menarik tangan Ruby untuk memasuki taksi sebelum Wira benar-benar memberi mereka tumpangan.

💗💗💗💗💗

Ada yang bergerak cepat saat kedua perempuan itu menaiki raksi dan mulai meninggalkan Resto. Sean pun melakukan hal yang tak jauh berbeda. Tanpa lebih dulu mengambil barang pribadi, ia lekas merogoh kunci mobil di dalam saku dan berlari ke area parkir, di mana mobilnya berada.

Kali ini ia ingin mengikuti Ruby. Ia ingin tau di mana perempuan itu selama ini tinggal.

Tbc.

1
pipi gemoy
margarin di kadalin🤣🤣🤣🤣👻
pipi gemoy
😂😂😂😂😂👻
Yuyun Arianti
jodohnya ibumu smbung mu itu Willi 🥰🥰
pipi gemoy
rasanya ada harta Gono gini dari Sean 🤔
pipi gemoy
mampir Thor 🙏🏼
Nur Ainah
Luar biasa
👏Rhiez~Nyai Hebring🖤²²¹º
aamiinn
Valena Salwa
Luar biasa
V-hans🌺
,terlalu banyak typo..
*kegaduhan, mngkin mksutbya ya thor..
Juanifa Sigar Lasung
Biasa
Juanifa Sigar Lasung
Luar biasa
Safa Almira
otw adik celia
Abdullah Hery
berarti kamu nggak baca ya
🌹Mariana 🌹
Luar biasa
Widi Widurai
ntar ketemu diam diam eh gantian dia yg dijebak ibunya
Nurul Zhra
assalamualaikum thor salam kenal ya /Pray/
Yulia
keren 👍
Yulia
Terima kasih othor,,novel yg begitu luar biasa,, semangat terus berkarya 💪🙏
Esih Mulyasih
Luar biasa
mardiana sari
sukurinnn mobil barunya dlm sekejap hancurr😅🤣😅🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!