Setelah dituduh sebagai pemuja iblis, Carvina tewas dengan penuh dendam dan jiwanya terjebak di dunia iblis selama ratusan tahun. Setelah sekian lama, dia akhirnya terlahir kembali di dunia yang berbeda dengan dunia sebelumnya.
Dia merasuki tubuh seorang anak kecil yang ditindas keluarganya, namun berkat kemampuan barunya, dia bertemu dengan paman pemilik tubuh barunya dan mengangkatnya menjadi anak.
Mereka meninggalkan kota, memulai kehidupan baru yang penuh kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Aku tidak peduli," Carvina menatap pantulan keluarga Azhura dengan datar.
Kehidupan mereka baik-baik saja setelahnya.
Esperanza menikah dengan putra mahkota lalu berakhir bahagia untuk sementara. Tak lama, wanita itu terlihat menyedihkan akibat tekanan, bahkan keluarganya mengalami kehancuran dan hal itu tidak menarik perhatian Carvina.
"Mereka telah mengalami kehancuran. Sungguh hal yang menyenangkan, bukan? Apa kau tidak ingin menyaksikannya?"
Carvina mendengus, "Tidak."
Lalu cermin itu memperlihatkan sebuah dunia, dimana teknologi menguasai dunia itu yang membuat Carvina sedikit tertarik.
"Kau tertarik? Sebaiknya kita lihat dulu~" Iblis itu bersenandung riang.
Mereka berdua memperhatikan kehidupan beberapa manusia diiringi senandung dari iblis itu. Tetapi senandungnya terhenti tatkala melihat sebuah tayangan di kaca besar itu.
Sebuah kehidupan manusia yang membuat sang iblis mengernyitkan dahinya dengan ekspresi tak suka tatkala melihat tayangan itu.
"Meskipun kami bangsa iblis yang dianggap jahat, kami tidak pernah menyiksa pasangan hidup maupun keturunan kami. Itu benar-benar menjengkelkan," Pria itu berdesis marah.
Carniva melihat tayangan itu dalam diam. Seorang wanita hamil diperlakukan seperti binatang, bahkan kelahiran anaknya tidak di sambut. Sama seperti dirinya di beberapa kehidupan.
"Carvina, bagaimana menurutmu?" Tanya pria itu sambil menyeringai kesal, "Bukankah tindakan mereka mengotori nama bangsa iblis? Kami memang kejam dalam menyiksa, tetapi kami tidak memperlakukan orang hamil seperti itu."
Carvina tau. Selama tinggal di dunia iblis, mereka menyiksa jiwa Carvina dengan begitu hebat. Mereka memainkan jiwa-jiwa tersesat dengan sangat kejam, lebih kejam dari siksaan dalam kehidupan manusia. Tetapi mereka tidak memperlakukan pasangan mereka seperti apa yang dia lihat di cermin itu.
Bangsa iblis sangat setia. Hanya memiliki satu pasangan dalam hidupnya, kecuali mereka yang terikat pernikahan kontrak yang sama-sama menguntungkan mereka.
Carvina sendiri melihat bagaimana kehidupan mereka. Kejam dengan musuh dan pengkhianatan, tapi setia dan royal dengan pasangan.
Dan setelah tujuh ratus tahun menjalani penyiksaan, mereka menghentikan penyiksaan itu dan melatih Carvina, merekrut gadis itu sebagai pasukan Ksatria khusus saat melihat kemampuan bertahan gadis itu.
"Mereka hanyalah orang-orang bodoh," Carvina menjawab pelan sambil memperhatikan kehidupan wanita malang itu dengan malas.
"Bertahan karena cinta, ya~ Wanita memang makhluk unik. Menunggu janji yang diucapkan oleh pria tanpa membuat surat perjanjian. Tidak menguntungkan sama sekali."
Pria itu menatap Carvina sambil bersenandung, "Aku sudah menahanmu selama seribu tahun. Sayang sekali, kau harus kembali melakukan reinkarnasi."
Carvina mendengus. Dirinya sudah mengalami kelahiran berulang kali dan masih mengingat jelas bagaimana kehidupan sebelumnya, dan itu memuakkan.
Pria itu memiringkan kepalanya saat merasakan sesuatu yang familiar, "Hmmm?"
Carvina menatapnya dengan datar.
"Ah, aku memberikan sesuatu yang istimewa untukmu, Carvina. Temukan raja iblis yang tersembunyi di sana. Aku akan memberikan kekuatan untukmu begitu kau terbangun nanti." Pria itu menatap Carvina serius.
"Raja iblis? Bukankah kau rajanya? Cari saja sendiri." Tolak Carvina.
"Aku hanyalah salah satu orang kepercayaan raja iblis. Kau tau, Nona~ Raja kami disegel entah kemana dan sepertinya dia terperangkap di dunia itu~" Pria itu menatap Carvina dengan tatapan memohon.
"Sudahlah." Carvina memalingkan wajahnya.
Pria itu terus merengek, membuat Carvina bosan dan memutuskan menyetujui permintaan pria itu, membuatnya tersenyum ceria.
✨
Gerhana matahari dan gerhana bulan terjadi bersamaan, membuat bumi gelap gulita.
Terlihat seorang gadis kecil dengan tubuh kurus kering dan penuh luka meringkuk di sebuah jalanan gang, tanpa seorangpun yang peduli.
Gadis itu menggeliat, mendongak menatap sebuah rumah berlantai dua dengan kebingungan. Kenapa dirinya di usir dari rumah?
Apakah karena memakan sepotong paha ayam yang membuat sang ibu marah?
Dia tidak mengerti.
Suara petir menggelegar membuat gadis kecil itu gemetar menahan takut. Mati-matian gadis kecil itu menahan tangis, khawatir sang ayah akan memukulinya seperti yang sudah-sudah.
Hujan deras diiringi guntur yang menggelegar, lolongan anjing sahut menyahut memberikan kesan horor meski cuaca masih siang yang tertutup gerhana matahari total.
Gadis kecil itu memutuskan bangun dengan tertatih-tatih, mengabaikan rasa sakit dan perihnya luka yang terbasuh air hujan.
Kapan lagi dia merasakan air hujan sebebas ini?
Gadis kecil itu tertawa riang melupakan rasa sakitnya dan sesekali berteriak tatkala petir menyambar, memamerkan suara keras yang membuat orang-orang lebih memilih tinggal di dalam rumah.
Tanpa di sadari siapapun, sebuah portal kehitaman terbuka di bawah lingkaran kemerahan, memunculkan dua sosok asing yang kini menuruni langit secara perlahan.
"Aku merasakan esensi raja iblis di sekitar sini. Aku harap kau menemukannya dan menendang si bajingan itu ke dalam dunia iblis. Gara-gara dia, dunia iblis kacau." Racaunya kesal.
Carvina berdehem sebagai jawaban. Memang, selama tinggal bersama bangsa iblis, banyak hal yang dipelajari oleh gadis itu.
Mereka akan mengangkatmu setinggi langit, lalu menjatuhkanmu sedalam-dalamnya. Menghujani dalam pujian sebelum digantikan dengan hinaan dan cacian. Begitu terus menerus hingga membuat Carvina terbiasa.
Manipulasi, arogansi, keindahan dan ketamakan, membuat Carvina kebal dan tak tertarik lagi.
Dua sosok dewasa tak kasat mata memperhatikan gadis kecil tersebut. Seorang gadis bersurai ash blue menatap gadis kecil itu dalam diam. Dia sangat mirip dengan kehidupannya di masa lalu.
"Apakah kau tidak tertarik dengan anak kecil itu, Carvina~?" Seorang pria tampan dengan dua tanduk di kepalanya menatap gadis kecil itu dengan mata berbinar, "Dia tampak lucu menggemaskan. Sayangnya dia memiliki keterbelakangan mental akibat kecelakaan," Lanjutnya prihatin sambil mengusap air mata imajinernya.
"Oh, dia memiliki fisik yang kuat dan otak istimewa meski dalam keadaan seperti itu." Pekiknya riang setelah memperhatikan kondisi gadis kecil itu.
"Kau benar."
"Kalau begitu, pergilah~ Cari keberadaan raja kami. Aku akan memberikanmu kekuatan istimewa yang tak pernah kau miliki selama kehidupan mu~ Selamat bersenang-senang dan semoga kau bahagia, hihihihi!"
Pria itu membuka portal hitam dan menghilang dari sana, meninggalkan Carvina seorang diri di bawah hujan gerhana. Tiba-tiba pandangan gadis itu menggelap dan tubuhnya tersedot dengan kuat entah kemana, bertepatan dengan suara benturan menyapa pendengaran gadis itu diiringi dengan rasa sakit yang hebat, sebelum kegelapan kembali menguasainya.
✨
Suara tangisan anak kecil menggema di telinga Carvina, menggugah kesadarannya. Gadis itu membuka mata, menatap sekeliling ruangan temaram yang mengingatkannya pada kelahiran-kelahirannya di masa lalu. Namun, kali ini, dia tidak sendiri.
Di hadapannya, seorang anak perempuan kecil duduk terisak-isak, tubuhnya gemetar, air matanya mengalir deras di pipi. Rambut ash blue bergelombangnya berantakan, dan mata hijau yang seharusnya indah kini redup, basah oleh kesedihan.
Carvina memandang anak itu dalam diam sebelum berjalan mendekat. Anak perempuan itu mendongak sesaat, menangkap pandangannya, lalu kembali menangis dengan putus asa.
"Hiks... hiks... Mereka tidak menginginkan kelahiranku... Hiks..." isaknya di antara jeda nafas yang tersendat.
Senyuman miring muncul di wajah Carvina, seperti pemangsa yang baru menemukan mangsanya.
"Apa kau ingin membalas dendam, Nak?" tanyanya dengan nada datar namun penuh arti.
Tangisan anak itu seketika terhenti. Ia mendongak perlahan, memperlihatkan wajahnya yang seperti boneka kaca retak—cantik, tapi menyedihkan. Dia menatap Carvina dengan mata yang dipenuhi kesedihan dan keputusasaan.
"Tapi aku sudah meninggal, Kak... Aku tidak bisa membalas dendam. Aku bahkan tidak bisa pergi dari sini..." suaranya lirih, penuh penyesalan.
Carvina menunduk sedikit, menatapnya dengan intens. "Aku bisa membantumu," ucapnya tanpa ragu.
Anak itu mengangkat kepala dengan tatapan penuh harap. "Sungguh?"
"Mm," angguk Carvina singkat.
Sejenak, anak itu terdiam, pikirannya bergulat antara keraguan dan harapan. Namun, akhirnya dia menatap Carvina dengan tekad yang baru ditemukan.
"Kalau begitu... Tolong balaskan dendamku pada mereka," ucapnya dengan suara yang mulai samar. Tubuh kecilnya perlahan memudar, berubah menjadi serpihan cahaya yang berkilauan seperti kunang-kunang, menghilang satu per satu.
Carvina menatap pecahan cahaya itu hingga hilang sepenuhnya, bibirnya melengkung membentuk seringai kejam.
Ah, misi pertamanya dimulai hari ini.
Bayangan mereka yang menyia-nyiakan anak istimewa itu terpantul di cermin milik pria iblis yang memberinya tugas. Mereka yang bodoh, yang bahkan tidak menghargai darah daging mereka sendiri.
Carvina mengepalkan tangan, membayangkan bagaimana menyiksa mereka akan membawa kesenangan tersendiri. Dia menutup matanya, membiarkan kesadarannya menyatu dengan tubuh barunya.
"Selamat datang, dunia," bisiknya. Seringai di wajahnya semakin lebar. "Mari kita bersenang-senang."