Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Sebelas
Setelah kepergian David, Marley menarik tangan Bintang untuk kembali pulang saja. Ia tidak tenang karna David sudah mengetahui Bintang, ia sangat mengenal seperti apa David dalam mengait wanita cantik.
Bintang kewalahan menyeimbangkan langkah besar Marley, bahkan ia harus sedikit berlari agar bisa menyeimbangkan pria besar itu.
Tangan Bintang dicekal kuat oleh Marley, bahkan sampai berbekas ditangan putih Bintang.
Sesampainya di parkiran, dan sudah berada di dekat mobil Marley, Bintang langsung disuruh masuk. Karna takut melihat wajah Marley, membuat Bintang langsung patuh saja. Bintang duduk dengan jantung yang berdebar, dan tangannya yang sakit akibat ditarik oleh Marley.
“Katakan pada ku, dimana kau bertemu dengan David?” Tanya Marley dengan tatapan tajam, membuat Bintang ketakutan.
Bahkan Bintang sampai bingung harus menjawab dari mana dulu, “aku..”
“Bibin, jawab!” sentak Damian, suara berat itu membentak Bintang yang ketakutan.
Sejujurnya Bintang sudah biasa dengan teriakan seperti ini, di rumah nya juga tak kala seperti ini. Hanya saja, kenapa Marley yang membentak nya.
Dengan air mata yang berlinang membasahi pipi, Bintang menatap kearah Marley. Wajah yang penuh ekspresi marah itu seketika berubah, berubah menjadi merasa bersalah.
“Aku tidak sengaja bertemu dengan David, aku menemukan kunci mobil, lalu mencari pemilik nya. Kebetulan pria itulah pemilik nya, aku mengatakan yang sebenarnya, Tuan.” Jelas nya panjang lebar sembari menatap kearah Marley yang terdiam membeku.
Marley percaya akan itu, ia bisa melihat tidak ada kebohongan dimata Bintang. Tangan besar Marley meraih tangan Bintang agar lebih dekat dengannya, eh ralat.
Marley membawa Bintang menuju pangkuan nya, ia menghapus air mata Bintang yang terus mengalir deras. Dan juga mencium pipi Bintang agar lebih tenang, “maaf, aku minta maaf..” Ucap Marley.
Bintang menunduk, sekalipun ia sudah tidak menangis tapi masih sedikit terdengar suara isak tangis nya. “Bukan maksud ku membentak mu tadi..”
“Kau sudah dua kali membentak ku” Potong Bintang, ia menangis lagi. Hati Marley semakin kacau kala melihat wajah yang menyedihkan dari Bintang, ia tidak tega melihat nya.
“Rasanya sakit sekali, hatiku sakit kala kau membentak ku seperti tadi.” Adu nya, astaga Marley ingin tertawa melihat nya.
“Merepot kan sekali dengan anak kecil seperti ini, padahal aku tidak membentak nya. Tapi, ketika aku bicara sedikit keras saja langsung dikatain membentak” Gumam Marley didalam hati, ia ingin tertawa saja.
“Baiklah maafkan aku, lain kali aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Jangan menangis lagi..”rayu Marley, ia menyeka air mata Bintang lalu memeluk nya erat.
Bintang sangat nyaman diperlakukan seperti ini, ia memeluk Marley erat. Mengesap aroma Marley yang sangat menenangkan, dan aroma yang sangat ia sukai.
Kala Bintang sudah merasa tenang, Marley melajukan mobilnya sekalipun ada Bintang di pangkuan nya. Mungkin karna Bintang memiliki tubuh yang mungil, jika dibandingkan dengan tubuh nya yang besar serta jangkung.
Marley menyupir dengan santai, ia sambil melirik kearah jalan yang mereka lewati.
“Tadi kau tidak jadi makan bukan? Apa tidak lapar?” Tanya Marley sambil mengelus punggung Bintang.
Bintang menatap kearah jendela mobil, ia melihat mereka sedang melewati jalan kota.
Banyak lampu lampu yang menerangi jalan, ini adalah kali pertama Bintang melihat nya.
Saat dulu tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, Bintang tak pernah diizinkan untuk keluar malam. Dan juga, Bintang tinggal di desa bukan perkotaan seperti ini.
“Aku ingin eskrim” Pinta nya, Marley menatap kearah nya sebentar lalu kembali fokus dengan jalan yang dilalui.
“Baik, kita akan mampir di Mini Market.”
Bintang tersenyum senang, ia melihat wajah Marley dari bawah.
Pria ini memang sangat tampan dari sisi manapun, memang definisi kesempurnaan bagi Bintang. Karena keasikan menatap wajah Marley, Bintang tidak menyadari jika mobil telah berhenti di Mini Market.
“Sudah sampai..” Ucap Marley, ia membuka pintu mobil lalu keluar sembari menggendong Bintang.
Bintang terkejut, Marley mengangkat nya seolah tanpa beban sedikitpun. Pria itu seperti membawa angin dalam gendongan nya, tak heran karena Marley memang memiliki tubuh yang besar dibandingkan dengan dirinya.
Marley menurunkan Bintang, lalu menggenggam tangan wanita mungil itu untuk masuk. Bintang langsung senang, sekalipun ia sempat di bentak tadi.. Tapi, Marley sangat pandai mengembalikan mood baik nya.
Di dalam Mini Market, Bintang memilih beranekaragam rasa es krim. Untuk stok di Apartemen, sementara Marley.. Pria itu sibuk memilih buah-buahan dan makanan ringan.
“Setahuku, kalau bocah lebih suka hal yang manis manis” Ucap Marley, Bintang mendengar nya.
“Bocah? Oh tuan mau membelikan untuk keponakan nya?”
“Tidak, untuk mu.”
Mata Bintang tertegap kala dikatain bocah oleh Marley, ia sudah berusia 19 tahun sekalipun belum genap.
“Aku sudah besar, tidak bocah lagi.” Jelas Bintang, ia tidak suka dikatain bocah.
“Oh ya? Berapa usia mu?” Tanya Marley, dengan tangan berkacak pinggang didepan Bintang. Karna wanita mungil itu menatap nya tajam membuat Marley ingin tertawa.
“3 bulan lagi genap 19 tahun.” Jawab nya, astaga sangat berbeda jauh dengan usia Marley.
“Aku 32 tahun, jadi kau tetap bocah jika dibandingkan dengan usia ku.”
Mata Bintang terbelalak mendengar usia Marley, karna mereka memiliki perbedaan usia yang sangat jauh.
“Kita selisih 14 tahun?” Tanya Bintang, ia menghitung dengan jari Jemarinya untuk memastikan lebih lagi.
Marley mengangguk mantap, “itu benar, kau lebih pantas sebagai keponakan ku.”
Bintang mengangguk setuju, tapi ia tidak merasa perbedaan usia sejauh itu. Sekalipun Marley merupakan om-om bagi nya, tapi sikap Marley sangat berbeda. Jika pria lain yang saat itu memesan nya, mungkin Bintang tidak akan terselamatkan.
Bintang merasa bersyukur karna dipertemukan oleh Marley, malaikat penolong nya. “Aku rasa sudah cukup, sebaiknya ayo kita pulang.” Ucap Marley, ia meraih tangan Bintang untuk menuju kasir.
Karna kebetulan lagi ramai, mereka terpaksa harus mengantri. Tangan Bintang mengayunkan tangan Marley, selayaknya bocah bersama ibu nya.
Ada pria disamping Bintang, ia memerhatikan Bintang terus menerus. Tidak heran, karna Bintang sangatlah cantik. Wajah alami tanpa polesan sedikit pun, dan senyuman yang selalu terukir di wajah nya.
“Halo cantik”sapa pria itu, Marley dan Bintang melihat ke asal suara.
Pria yang mungkin seumuran dengan Bintang, tersenyum sangat ramah pada nya.
“Hai” Sapa Bintang balik, ia melirik kearah Marley yang terlihat cuek.
“Aku boleh minta nomor ponsel kamu, kita bisa kenalan nanti”
“Dia tidak punya ponsel, dan lebih tepat nya dia sudah memiliki suami.” Celetuk Marley, ia menatap tajam bocah pria itu.
Karna mendapat tatapan seperti itu, bocah itu perlahan pergi begitu saja. Bintang ternganga melihat kepergian nya, ia menatap tak suka Marley.
“Kenapa? Mau protes?” Tanya nya, Bintang menggelengkan kepala nya cepat.
Tidak mau ribut dengan Marley, mengalah saja. Lagian yang dikatakan Marley itu benar, Bintang memang istri nya.
karena gak tahan nanggung rindu ke Ru y 😀😀😀
ma. pos kau David.. hukum tabur tuai itu nyata ada ny
hanya kenaa jadi jahat, padahal dia dulu baik, saat ber sama Ruby
alamak lampir 😀😀😀
klu jawab ny dlm hati gak kedengaran.
jangan cari biang masalah, ntar emosi sendiri
ada hati yg hrs kaujaga
jika suatu saat di tindas, bisa membela diri dari mereka
biasa ny cuma elayan dan manager aja
tes DNA apa b enar itu anak Marley 😁😁😁
tak kan pernah ahmerasa puas kli tdk me yaitu. dan kau Marley, sungguh terlalu...
kayak ny punya cinta segitiga sama sarah, yg jalang.
tinggal di Mansion mama kan lbh aman 😁😁😁