kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22.Penyesalan yang terlambat.
Sementara di sisi lain.....
"Anjing!! Kenapa aku jadi kalah terus sih!! Kok bisa jadi kayak gini!! Tadi aja pas taruhan kecil banyak di kasih menang. Sekarang pas taruhan gede malah jadi kalah terus. Anjing." teriak Rama dengan amarah yang memuncak atas kekalahannya.
Setelah bermain kurang lebih selama 3 jam, Rama yang awalnya sudah untung 8 jutaan, Kini justru harus kehilangan segalanya lantaran kekalahan yang terus-menerus dengan taruhannya yang ia naikkan juga secara terus-menerus berharap dapat kemenangan dan uangnya bisa kembali.
Rama mulai memukul layar komputer Ana, bahkan sampai komputer milik Ana itu rusak dibuatnya, dijadikan pelampiasan kedua setelah Ana.
Rama nampak penuh amarah.Dan dari sedikit layar komputer yg sudah rusak itu nampak menunjukkan saldo Rama sekarang hanya tinggal 5.500 rupiah saja.
Dengan kata lain, Rama sudah kehilangan lebih dari 15 juta dalam waktu semalam saja.
"AN.... KELUAR KAMU!!!" teriak Rama sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi, dimana Ana bersembunyi di dalamnya karena takut melihat perlakuan Rama kepadanya.
Di dalam kamar mandi itu Ana hanya bisa menangis karena sangat merasa ketakutan. Ia benar-benar takut apabila ia keluar nantinya Rama akan kembali memukulinya seperti yang ia dapatkan sebelumnya.
'BRAAAAAAK'
Terlihat suara pintu yang di dobrak Rama rusak. Karena memang pintu kamar mandi itu hanyalah pintu plastik, membuat Rama dengan mudah untuk mendobraknya.
Setelah pintu itu rusak, terlihat sosok Ana yang duduk di pojok kamar mandi itu masih menangis dan menutupi mukanya.
Ana merasa sangat ketakutan karena seumur hidupnya baru kali ini ia mendapatkan perlakuan kasar dari seorang laki-laki. Apalagi laki-laki ini adalah sosok yang sangat ia sayangi.
"Sayang!! Please!! Ampun! Ampun!" teriak Ana kesakitan ketika Rama kembali menarik rambutnya.
"Kamu masih punya uang kan? 3 juta yang aku kasih kemarin?" tanya Rama dengan keras belum melepaskan tarikan rambut Ana.
Ana yang kini benar-benar merasa ketakutan, secara perlahan menunjukkan tangan kanannya itu kea arah lemari besar yang ada di kamarnya itu.
'Bruuuuuk'
Dengan sangat kasar Rama kembali melemparkan tubuh Ana ke lantai setelah Ana menunjukkan dimana ia menyimpan uang itu.
Setelah melemparkan tubuh Ana, Rama segera berlari menuju ke lemari itu dan mengobrak-abrik seluruh isi yang ada di dalam lemari itu.Akhirnya Rama memperoleh tas Ana di dalam lemari itu.
"Kok tinggal dua juta aja? Yang sejuta kemana?"teriak Rama marah kepada Ana masih dengan penuh amarah.
" Ma..... Maaf. Yang satu juta udah aku pake buat kebutuhan. Kan kemarin kamu yang bilang sendiri kalau uang itu boleh aku pakai semauku...."balas Ana masih dengan rasa takutnya.
"Bangsat!! Dasar cewek gak guna." balas Rama mencaci Ana.
Setelah mendapatkan uang dari Ana itu, Rama kemudian berjalan keluar dari kamar kos Ana. Meninggalkan Ana sendirian yang terluka secara fisik karena pukulan yang telah ia berikan. Selain itu mental Ana pun sedikit terkena akibat
perlakuan kasar Rama kepadanya barusan.
...........
Dan mulai saat itu, Ana lebih memilih untuk tak lagi menemui Rama.
Dalam hatinya, mungkin hanya ada satu sosok yang dapat membantunya saat ini.
"Andika."
Namun seberapa banyak Ana mengirimkan pesan chat kepada Andika, ia tidak pernah membuka pesan itu. Karena Andika telah mematikan notifikasi pesan dari Ana.
Semua itu terjadi karena memang kesalahan Ana sendiri. Semua karena pilihan yang sebelumnya. Terus-menerus mengusir Andika dari kamar kosnya hanya untuk bersenang-senang dengan Rama.
Pada akhirnya Ana menyesali keputusannya yang salah itu. Namun semua sudah terlambat, karena Andika kini sudah benar-benar pergi dan tak kembali ke kos Ana semenjak ia mengusirnya untuk tidak kembali ke kos ini lagi.
Beberapa hari berlalu setelah kekalahan Rama itu......
Sampai saat ini Ana masih tak berani keluar dari kamarnya. Ia mengunci rapat-rapat pintu kamar kosnya. Bahkan ia juga tidak hadir ke kampus yang membuatnya melewatkan semua kelas dalam beberapa hari.
Ia masih merasa takut jika nanti harus bertemu lagi dengan Rama. Ia masih takut kalau kejadian Rama menyakitinya dengan kasar itu akan terulang kembali padanya.
Bahkan, Ana tak menerima satu pesan pun permintaan maaf dari Rama sampai detik ini.
"Ternyata memang benar apa yang Andika dulu bilang, kalau Rama bukanlah cowok yang baik." gumam Ana dengan segudang penyesalan atas segala pilihannya itu.
Sementara itu di tempat Andika hari ini....
Sore hari....
'Prok.... Prok.... Prok... '
Terlihat banyak karyawan Net Cafe berkumpul sambil memberikan tepuk tangan yang meriah untuk menyambut karyawan baru di Net Cafe itu.
Dan benar saja, karyawan baru yang dimaksud adalah Andika.
Meraka merayakannya di lantai pertama, di ruangan paling depan. Lengkap dengan berbagai pesanan makanan yang telah dipesan.
"Selamat ya, Dik!! "
"Selamat bergabung di Net Cafe ya , Dik. "
"Selamat ya, Dik."
"Semoga betah bekerja di Net Cafe ya, Dik."
Banyak dari karyawan Net Cafe memberikan ucapan selamat kepada Andika.
Terutama pak Joko. Yang sangat terkesan dengan kecerdasan yang dimiliki Andika.
"Terima kasih. "
"Terima kasih semua."
Nampak Andika mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan Net Cafe yang telah memberikan ucapan selamat kepadanya.
"Alhamdulillah ya, Dik. Berkat kamu, kini Pak Joko jadi sudah nggak galak lagi. " ucap Nina, gadis yang bekerja di bagian penerimaan tamu.
"Nih, ada sedikit bonus buat kamu, Dik. Karena kamu sudah banyak membantu saya. Dan berkat kamu keuangan di Net Cafe ini kian membaik."ucap pak Joko menyerahkan sebuah amplop yang berisi uang tunai sebesar satu juta.
Andika mendapat bonus dari pak Joko karena ia sudah melepaskannya dari kerugian di Net Cafe yang di akibatkan oleh teknisi sebelumnya.
"Aku dengar dari Nina, kamu sekarang lagi nggak ada tempat tinggal kan? Bisa tuh buat cari kos. Toh, berkat kamu aku nggak jadi kehilangan enam juta hari itu." lanjut pak Joko sambil menikmati hidangan yang tersaji di ruangan itu.
"Terima kasih banyak pak Joko." balas Andika sambil membungkukkan badannya.
"untuk kedepannya mohon bantuan dan kerjasamanya ya, Dik. Balas pak Joko.
" Iya pak. Semoga saya bisa membantu pak Joko."ucap Andika ramah.
Sebagai pengetahuan,Andika diterima kerja di Net Cafe sebagai teknisi komputer menggantikan teknisi yang lama karena sudah terbukti jelas membuat Pak Joko dan Net Cafe merugi.
Dan tentu saja, Andika bekerja dengan jam kerja yang fleksibel mengingat statusnya saat ini adalah seorang mahasiswa.
"Tapi untuk sekarang, gaji kamu dua juta sebulan nggak apa-apa kan, Dik? Jujur, kamu bisa lihat sendiri laporan keuanganku. Masih banyak hutang di bank gara-gara si Joni brengsek itu."ucap pak Joko.
"Ini sudah lebih dari cukup kok pak.Sekali lagi, terima kasih banyak pak." ucap Andika.
"Alhamdulillah.Akhirnya aku bisa cari tempat kos baru dan bisa mendapatkan tambahan buat kebutuhan sehari-hariku." batin Andika dengan rasa syukurnya.
.................
Bersambung....
Mohon berikan saran dan kritiknya...
Jika masih ada banyak kesalahan mohon maaf soalnya pemula.
Terima kasih.
Semangat yahhh