Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#22
"Kau akan aku kuliahkan di Stanford. Aku ingin kau mempelajari tentang bisnis secara detail dan akan menjadi salah satu akuntanku kelak," ucap Silas.
Lara hanya mengangguk seperti biasanya tanpa mengatakan apapun.
"Aku suka karaktermu. Kau tak banyak bicara dan kebetulan aku tak suka wanita yang cerewet. Aku harap kita akan cocok. Besok kau akan pergi ke Santa Clara dengan pesawat pribadiku. Aku akan mendaftarkanmu hari ini dan di sana akan ada orangku yang selalu mengawasimu. Kau harus belajar dengan fokus dan tak berhubungan dengan siapapun selama kuliah." Silas melihat mata biru Lara dengan tajam begitu juga dengan Lara.
Lara mengangguk setuju. Dia tak masalah dengan persyaratan Silas karena memang Lara tak berniat untuk mencari teman.Dia hanya akan fokus belajar.
"Sekarang kembalilah ke mansion. Tak perlu membawa apapun karena semua kebutuhanmu sudah disiapkan di sana," ucap Silas.
"Aku ingin mengambil sesuatu dari apartemenku. Kuharap anda mengizinkanku," kata Lara.
"Ya, baiklah," jawab Silas.
"Terima kasih," Lara menunduk hormat dan keluar dari ruangan itu.
Lara didampingi oleh salah satu asisten Silas yang mengantarnya keluar perusahaan menuju mobil.
Lara diantar oleh supir tuan Silas menuju apartemennya. Sesampainya di sana, Lara langsung masuk ke dalam kamar apartemen.
Lara mengambil ranselnya dan memasukkan beberapa barang ke dalam ranselnya termasuk 2 jaket yang selalu disimpannya itu.
Percaya atau tidak, Lara bahkan belum mencuci jaket itu hingga sekarang karena dia suka dengan wangi parfum dari jaket tersebut.
Dan dia tak ingin menghilangkan wangi tersebut dari jaketnya.
Meskipun memiliki ukuran yang sangat besar untuk tubuhnya. Tetapi dia merasa nyaman dan hangat jika memakai jaket itu.
Setelah itu, Lara pun kembali ke mansion Silas dengan masih di dampingi oleh bodyguard serta supir dari Silas.
*
*
*
Davina kini tampak sudah pulang dari rumah sakit dan berada di rumah megahnya.
"Sekarang katakan pada daddy apa yang sebenarnya terjadi. Apa benar kau menjebak Lara dan menyebarkan foto-foto itu?" tanya Harlow serius.
"Sayang, Davina baru saja pulang dari rumah sakit dan sekarang kau sudah menginterogasinya? Dia bukan penjahat," ucap Berly tak terima.
"Kau diam saja," kata Harlow dengan nada dingin.
"Cepat katakan Davina." Harlow sedikit membentak.
"Aku hanya memberi sedikit pelajaran padanya, Dad. Ini hanya sesuatu yang sepele dan tak usah membesar-besarkannya." Davina seakan masih merasa tak bersalaha hingga membuat Harlow murka.
"Kau menghancurkan impian seseorang, Davina!!! Ini bukan permainan. Ini adalah hidup seseorang!!" teriak Harlow akhirnya yang geram melihat Davina tampak acuh tak acuh.
"Come on, Dad. Dia tak pantas berkuliah denganku di sana. Baguslah jika dia kembali lagi ke jalanan. Aku sama sekali tak peduli karena memang tempatnya adalah di jalanan," kata Davina sinis.
"DAVINA!!! Daddy akan melaporkan semua ini pada polisi!!!" teriak Harlow karena tak menyangka Davina memiliki pikiran yang sangat jahat dan licik pada Lara.
"Laporkan saja aku pada polisi. Tapi setelah itu, Daddy bukan daddyku lagi," ancam Davina dengan marah.
Harlow memegang dadanya yang tiba-tiba sakit. Dia sekuat tenaga menahan rasa sakitnya itu hingga tubuhnya kaku dan terjatuh.
"Sayang ... Ada apa?" teriak Berly khawatir dan menghampiri Harlow.
Davina juga terkejut dengan apa yang terjadi pada Harlow. Dia memanggil security di luar untuk membawa Harlow ke rumah sakit.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤
😁😁✌️