Menaklukkan Nyonya Misterius

Yumna tersenyum sinis. "Kamu kira bisa semudah itu keluar dari mansion Kavendra? Kamu bisa keluar pun, entah Serra atau saya sendiri bisa dengan mudah menemukkam keberadaanmu. Serra akan memaksamu menikah dengannya, jika kau tidak menikah dengan saya. Apakah kau masih tetap ingin keluar dan bisa saya pastikan hidupmu diluar akan pernah bahagia."

"Saya tidak perduli, tetap pada keputusan saya tidak mau menikahi anda, Nyonya Yumna. Pernikahan terlalu suci jika harus dipermainkan," katanya sebelum pergi meninggalkan Yumna di ruang kerjanya.

Arzian langsung pergi ke kamarnya untuk mengemasi semua barang-barangnya, ia harus pergi sekarang juga dari pada dipaksa menikah dengan Yumna. Semua barang sudah dibereskan, Arzian segera pergi dari kamarnya. Namun, ia malah melihat Alien dan Amara sedang berjalan sambil mengobrol.

Arzian mendekat, mencoba menguping pembicaraan kedua asisten Yumna itu.

"Sebentar lagi ada pesta yang mewah dan meriah, pasti akan banyak sekali undangannya. Kita harus sembunyikan hardisk yang berisi semua file penting perusahaan, dan juga beberapa kelemahan yang bisa menjatuhkan Nyonya Yumna serta Kavendra Group. Jangan sampai ada yang bisa menemukkannya, karena akan sangat bahaya jika berada ditangan orang jahat. Apalagi orang yang ingin menjatuhkan Nyonya Yumna," kata Amara.

"Iya, kita harus amankan. Nyonya Yumna sudah mempercayakannya kepada kita, jadi harus kita jaga baik-baik."

"Gue harus dapatin hardisk itu bagaimanapun caranya? Tapi kalau gue pergi dari sini? Untuk masuk lagi ke mansion Kavendra tidak akan mudah," ujarnya dalam hati.

Arzian memutuskan mengikuti Amara dan Alien, ternyata kedua orang itu itu naik mobil keluar mansion. Sedangkan Arzian bingung, bagaimana caranya keluar mansion saat penjagaan mansion sangatlah ketat. Ia tidak akan bisa keluar tanpa izin Yumna.

Pria itu berusaha memutar otaknya, ia melihat mobil baru terparkir di depan mansion. Tak lama kemudian, sang sopir keluar. Arzian jadi punya ide brilian, jika mobil berada di depan mansion berarti mobil itu akan digunakan. Arzian juga bisa menumpang di mobil agar bisa keluar dari mansion.

Tak ingin menghabiskan banyak waktu, Arzian berjalan dengan sembunyi-sembunyi menghampiri mobil itu. Beruntung dengan kecerdikkannya, ia bisa masuk bagasi mobil yang bisa Arzian buka.

Beberapa menit kemudian, mobil berjalan. Udara di dalam bagasi mulai menipis. Belum lagi sangat panas di sana, Arzian rasanya tidak kuat. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Sekarang harapannya, mobil segera berhenti agar ia bisa keluar dari mobil.

Ternyata mobil melaju tidak jauh dari mansion, jadi saat mobil berhenti. Arzian langsung berusaha keluar, tidak perduli akan ketahuan. Toh nyatanya sekarang ia sudah keluar dari mansion, itu sudah cukup bagi Arzian saat ini.

Beruntung, Arzian keluar dari bagasi tidak sampai ketahuan oleh siapapun. Ia terus berlari, takut tiba-tiba Darren atau sopirnya sadar. Memang yang memakai mobilnya ada Darren, entah ke mana tujuan adik ipar Yumna itu. Arzian melihat tukang ojek, segera memanggilnya. Tujuannya sekarang adalah rumah Herfiza, satu minggu tak bertemu membuat rindunya menggebu-gebu.

Saat sampai di rumah kontrakkan Herfiza, Arzian malah melihat kekasihnya hendak keluar bersama Faisal- Om Herfiza.

"Sayang! Om Faisal!" panggilnya bergantian yang langsung membuat Faisal dan Herfiza menengok ke arah Arzian. Mereka cukup terkejut dengan kemunculan Arzian yang tiba-tiba.

"Arzian kamu kok bisa di sini? Kamu kabur dari mansion?" tanya Faisal dengan tatapan tajamnya.

"Saya akan jelaskan. Tapi tolong ambilkan minum. Haus sekali rasanya, butuh minum cepat," jawabnya dengan memelas. Faisal melirik Herfiza seolah meminta keponakkannya untuk mengambilkan Arzian minum. Faisal juga mengajak Arzian masuk rumah, tak apa rencananya keluar kali ini gagal.

Misinya bersama Arzian jauh lebih penting. Tak lama kemudian, Herfiza keluar membawa satu teko air putih dan gelasnya. Wanita itu menungankan airnya untuk sang kekasih.

"Ini, sayang minumannya cuma ada air putih."

"Enggak papa, sayang. Yang ada saja." Arzian menerima gelas berisi air putih, langsung ia minum dengan satu tegukkan. "Terima kasih, tadi tenggorakkanku kering sekali rasanya."

"Kamu habis apa sih, yang? Kok kayak kecapekkan banget, terus tenggorokkan kamu juga sampe kering, emang udah berapa lama sih lamu nggak minum, yang?"tanyanya dengan lembut. Arzian menghela nafas lalu menceritakan, bahwa ia tadi demi kabur dari mansion. Terpaksa bersembunyi di bagasi, belum lagi ia harus berlari agar tidak ketahuan. Sampai akhirnya bisa mendapatkan ojek.

"Yaampun, yang. Kamu nekad banget sih!"

"Arzian, kenapa kamu kabur dari mansion? Apakah misinya sudah selesai? Kamu sudah mendapatkan apa yang Om mau kan?"

"Belum, Om," jawabnya merasa bersalah. Faisal melotot, ia mulai naik pitam mendengar jawaban Arzian. "Lalu kenapa kamu kabur dari mansion? Kalau kamu belum mendapatkan apa-apa, Arzian. Kamu bodoh atau bagaimana sih."

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya, Om. Saya terpaksa kabur, karena Nyonya Yumna memaksa saya untuk menikahinya. Sedangkan yang ingin saya nikahi hanyalah Herfiza, wanita yang saya cinta."

Herfiza dan Faisal terkejut tak percaya dengan ucapan Arzian. "Kamu jangan bercanda, Arzian? Mana mungkin seorang Yumna mau menikah denganmu yang hanyalah seorang pelayan."

"Saya sama sekali tidak bercanda, Om."

"Bagaimana, bisa sayang? Aku nggak mau ya, kamu sampai menikahi wanita lain. Kamu itu punyaku, sayang," kata Herfiza yang akhirnya ikyt berbicara.

"Bisa. Jadi ceritanya Serra yang pertama ingin menikah denganku, ia terang-terangkan mengatakan mencintai saya di depan keluarganya. Padahal selama ini sikap saya padanya terkesan biasa saja. Seluruh keluarga menentang Serra yang ingin menikahi saya, saya jelas menolaknya. Tentu Serra ingin tahu alasan penolakan saya, hingga saat saya mengatakan alasannya tidak bisa menikahinya. Karena saya hanya akan menikah dengan wanita yang saya cintai. Yumna malah mengatakan bahwa wanita yang saya cintai adalah dirinya, lalu ia mengumumkan tiga hari lagi akan menikah. Bahkan Yumna meminta kedua asistennya untuk mempersiapkan pesta pertunangan dan pernikahan yang mewah untuk kami. Walau setelah hanya ada kami berdua, saya dan Yumna. Ia mengajak saya menikah kontrak, karena ia tidak pernah mencintai saya. Yumna melakukan ini karena tidak ingin saya sampai menikah dengan Yumna, tidak ada cara lain lagi katanya. Tapi saya akhirnya memilih pergi saja dari mansion menjauh dari Serra dan Yumna, karena saya tidak ingin menikah dengan salah satu dari mereka. Menikah dengan salah satu dari mereka, sama saja saya menghianati Herfiza. Tentu saya tidak menginginkan hal itu," ceritanya panjang lebar.

"Om sama sekali tidak mengerti apa yang Yumna fikirkan sampai mengajakmu menikah kontrak. Om terima kamu keluar dari mansion karena tidak ingin menghianati keponakkan Om, Herfiza. Tapi dengan keluarnya kamu dari mansion Kavendra, kamu tidak akan bisa masuk lagi. Yang berarti misi kita dipastikan gagal, kita tidak bisa membongkar semua kejahatan Yumna," ujar Faisal sedikit kecewa.

"Susahlah, Om. Kita cari cara lain saja, selain harus membiarkan Arzian menikah dengan Yumna. Karena aku nggak akan pernah rela melihat pria yang aku cintai menikah denhan wanita lain."

"Cara lain apa maksud kamu? Tidak ada cara lain, semuanya sudah hancur berantakkan." Wajah Faisal saat dengan kesal terlihat sangat menakutkan.