NovelToon NovelToon
Cinta Rasa Kopi Susu

Cinta Rasa Kopi Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rania, seorang barista pecicilan dengan ambisi membuka kafe sendiri, bertemu dengan Bintang, seorang penulis sinis yang selalu nongkrong di kafenya untuk “mencari inspirasi.” Awalnya, mereka sering cekcok karena selera kopi yang beda tipis dengan perang dingin. Tapi, di balik candaan dan sarkasme, perlahan muncul benih-benih perasaan yang tak terduga. Dengan bumbu humor sehari-hari dan obrolan absurd, kisah mereka berkembang menjadi petualangan cinta yang manis dan kocak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kopi Spesial dan Pengakuan yang Tertunda

Bab 10: Kopi Spesial dan Pengakuan yang Tertunda

Beberapa hari setelah percakapan itu, Rania masih sibuk di dapur kafe. Buku resep kecilnya penuh dengan coretan, percobaan, dan beberapa diagram aneh yang bahkan Bintang sendiri tidak mengerti.

“Rania,” panggil Bintang sambil melongok ke dapur, “lo nggak capek? Udah tiga hari kayak ilmuwan di sana.”

Rania muncul dengan wajah penuh tepung kopi. “Santai aja. Gue punya misi penting.”

“Misi penting? Gue pikir lo mau bikin ramuan buat jadi superhero.”

“Kopi ini lebih dari itu. Ini buat lo.”

Bintang mendadak serius. “Oh, gue merasa tersanjung. Tapi kenapa gue?”

Rania hanya tersenyum tanpa menjawab. “Lo sabar aja. Besok pagi, gue bakal sajikan kopi spesial ini.”

---

Keesokan harinya, suasana kafe terasa berbeda. Rania bangun lebih awal dari biasanya. Dia mempersiapkan segalanya dengan hati-hati: biji kopi pilihan, susu segar, dan sirup karamel buatan sendiri yang diracik dengan tambahan rahasia.

Saat Bintang datang, Rania sudah menunggunya di meja bar.

“Siap buat pengalaman kopi terbaik lo?” tanya Rania dengan mata berbinar.

Bintang mengangguk sambil tersenyum. “Gue siap terkesima.”

Rania mulai meracik dengan penuh konsentrasi. Setiap gerakan terasa seperti sebuah tarian: menggiling kopi dengan presisi, menuangkan air panas dengan teknik yang dia pelajari, dan mencampur bahan tambahan dengan takaran sempurna.

Beberapa menit kemudian, dia menyajikan secangkir kopi berwarna cokelat keemasan dengan busa lembut di atasnya. Aroma manis dan hangat segera memenuhi ruangan.

“Silakan, tuan.” Rania menyodorkan cangkir itu dengan senyuman penuh kebanggaan.

Bintang mengambil cangkir itu dan mencium aromanya terlebih dahulu. Dia menyesap perlahan, membiarkan rasa kopi memenuhi mulutnya sebelum akhirnya menelan. Matanya membesar, dan dia terdiam sejenak.

“Rania, ini…” Bintang mencari kata-kata yang tepat. “…ini luar biasa.”

“Gue kasih nama ‘Kopi Rasa Kamu.’”

Bintang tertawa kecil. “Serius? Kok cheesy banget?”

Rania mengangkat bahu. “Gue serius. Kopi ini gue buat berdasarkan apa yang gue lihat dari lo. Kombinasi rasa pahit, manis, dan sedikit kejutan di akhir. Kayak lo.”

“Gue kejutan?”

“Iya. Lo bikin hidup gue jadi lebih seru.”

Mendengar itu, Bintang terdiam. Ada sesuatu dalam kata-kata Rania yang membuat hatinya hangat.

“Rania…” Bintang menatapnya dalam-dalam. “…gue juga merasa lo bikin hidup gue lebih berwarna.”

Mereka saling menatap, dan untuk sesaat, dunia terasa berhenti. Tidak ada suara mesin kopi, tidak ada pelanggan, hanya mereka berdua dan rasa yang mengalir di antara mereka.

Namun, momen itu terpotong oleh suara pintu kafe yang terbuka. Seorang pelanggan masuk, memecahkan keheningan.

Rania buru-buru berbalik, kembali bekerja seolah tidak ada yang terjadi. Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa sesuatu telah berubah.

---

Hari-hari berikutnya, hubungan mereka semakin akrab. Bintang sering membantu Rania di kafe, sementara Rania terus bereksperimen dengan kopi-kopi baru. Namun, ada perasaan yang menggantung di udara, sesuatu yang belum terucap.

Suatu malam, setelah kafe tutup, mereka duduk di teras belakang seperti biasa. Udara malam dingin, tapi suasana di antara mereka hangat.

“Rania,” kata Bintang tiba-tiba. “Gue mau ngomong sesuatu.”

Rania menatapnya dengan penasaran. “Apa?”

Bintang mengambil napas dalam-dalam. “Gue nggak tahu gimana cara ngomongnya, tapi… gue rasa gue mulai suka sama lo.”

Rania terdiam, mencoba mencerna kata-kata itu. Jantungnya berdegup kencang, tapi dia mencoba tetap tenang.

“Bintang…” suara Rania pelan, hampir berbisik. “…gue juga suka sama lo.”

Mereka saling menatap, senyum kecil muncul di wajah mereka. Tidak ada kata-kata lagi yang diperlukan. Hanya keheningan yang penuh makna, dan malam yang menjadi saksi awal dari sesuatu yang indah.

To be continued...

1
Zylan Rahrezi
Makasih
anggita
oke lah👌👍
Delita bae: semangat buat up nya🙏✌
total 1 replies
anggita
oke👌thor.. terus berkarya tulis. semoga novelnya sukses. salam buat mbak Rania barista kopi😊.
anggita
jadi ingat, klo ga salah dulu ada film judulnya Filosofi Kopi🤔
anggita
like+iklan 👍☝
anggita
Bintang⭐💻📝... Rania☕🍵
Fitria Mila astuti
bagus bahasa nya dan alur ceritanya...ringan tapi menarik. 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!