Penguasa Culun

"ehh tidak bukan seperti itu!" ujar Rizki kepada Dina

“sebaiknya kita pulang saja, terimakasih karena telah mengajak ku makan!” tambah Rizki dengan tersenyum.

“baiklah, mari kita pulang saja!” ujar Dina yang berjalan terlebih dahulu.

Melihat Dina yang berjalan lebih dulu Rizki menyangka bahwa Dina sedang kesal atau marah terhadap dirinya.

"benar benar wanita yang sangat merepotkan!" ujar Rizki yang bingung.

Namun tanpa disadari Rizki, ternyata Dina sengaja menjauh dari Rizki.

Karena Dina sedang mengirim sebuah pesan kepada para pengawal keluarganya.

Untuk menghalangi dirinya dan Rizki di tempat parkir.

Sedangkan Rizki yang terlalu fokus dengan Juan dan Harry menjadi tidak menyadari.

Bahwa Dina sudah merencanakan semuanya dengan baik.

Saat mereka berdua sampai di tempat Dina memakirkan mobilnya.

Ternyata disana sudah ada Juan dan Harry bersama pengawal keluarga mereka.

Dina yang menyadari bahwa mereka bukan lah pengawalnya menjadi bingung dan terkejut.

Berbeda dengan Dina, Rizki sudah merasa bahwa semuanya sudah tidak beres dari awal mereka meninggalkan restoran.

“siapa kalian? Dimana pengawalku?!” tanya Dina yang terkejut.

“pengawal apa maksudmu Dina?!" tanya Rizki yang bingung.

Tanpa berbasa basi, Harry maju sambil tertawa.

“mereka ada disebelah sana!” ucap Harry seraya menunjuk kearah pojok sebelah kanan mobil Dina.

Dina yang melihat itu menjadi sangat marah.

"siapa kalian? Apa salah kami kepada kalian?!" ucap Dina dengan berteriak.

Juan dan Harry hanya tertawa dan Juan maju kedepan.

“kau telah mempermalukan ku dengan sangat buruk!" ujar Juan yang marah.

"lalu kau masih bertanya apa salah mu!" ucap Juan dengan menyindir.

"sekarang kau ingin kemari dan menghabiskan malam ini bersamaku atau!” ucap Juan yang sengaja memotong ucapannya.

Dina yang bingung dengan semua keadaan ini menjadi takut.

“Rizki bagaimana ini?!” tanya Dina dengan takut.

Juan dan Harry yang melihat Dina meminta pertolongan kepada si culun itu menjadi tertawa.

“kau berharap apa dari laki laki seperti dia?!” ledek Harry kepada Rizki.

“apa kau tidak melihat bahwa dia juga ketakutan!” ucap Juan dengan menunjuk Rizki.

Dina yang mendengar ucapan itu menjadi bingung dengan keadaannya.

Semua perhitungannya dapat di gagalkan karena satu masalah yang dia lakukan di restoran tadi.

Sebelum semuanya menjadi lebih buruk.

Tiba tiba datang sebuah mobil BMW putih yang berhenti tidak jauh dari tempat Rizki berdiri.

“Juan lihat tuan Bagas sudah datang!” teriak Harry dengan senang.

Juan dan Harry berlari menuju mobil Bagas dan langsung menunjukan penghormatan.

"hormat kepada tuan Bagas dan saudara Bryan!" ucap Juan dan Harry serentak.

“siapa mereka? Apa kau ada urusan dengan mereka yang belum di selesaikan?!” tanya Bagas kepada Juan dan Harry.

“benar tuan, apa mereka harus di bebaskan?!” tanya Juan dengan hormat.

“tidak perlu, kau selesaikan dahulu masalah mu!” ucap Bagas dengan tenang.

“terimakasih tuan!” ujar Juan dengan cepat.

“bius wanita itu dan patahkan kaki pria culun itu!” perintah Harry dengan cepat kepada anak buahnya.

Entah kenapa pandangan Bagas selalu tertuju kearah Rizki.

“aku merasa tidak asing dengan penampilan itu!” gumam Bagas dalam hatinya.

Sementara itu Dina yang bingung hanya bisa pasrah saja dengan keadaan ini.

“apa kalian ingin membuat keluarga Samarantha mencari kalian?!” teriak Dina yang mengeluarkan ancaman terakhirnya.

“keluarga Samarantha tidak ada apa apanya dengan keluarga Jong dari kota Rivercity!” ujar Juan dengan tertawa.

Mendengar hal itu seketika membuat Dina terduduk lemas, dia tidak menyangka bahwa semuanya akan menjadi seperti ini.

Dan bagaimana bisa dia menyinggung tuan muda dari Rivercity.

Melihat Dina yang ketakutan dan khawatir membuat Rizki menjadi sedikit bersimpati.

Rizki pun berhadap hadapan dengan Dina.

“Dina kau tidak perlu menangis, apa aku boleh meminta tolong kepadamu!” ucap Rizki dengan mengusap rambut Dina.

“apa yang harus kita lakukan!” tanya Dina dengan menangis.

“tolong jaga rahasia ku, aku tahu kau ingin mengetahui siapa aku sebenarnya bukan!” ujar Rizki yang melepas kacamatanya.

“aku akan menunjukan siapa aku dan menolongmu untuk yang kedua kalinya!" ucap Rizki seraya mengusap air mata Dina.

"tapi kau harus berjanji untuk tidak membocorkan identitasku!” ucap Rizki yang mengacak acak rambutnya.

Dina yang mendapatkan perlakuan dan mendengar ucapan Rizki.

Entah kenapa menjadi sedikit tenang dalam hatinya.

"kenapa seolah olah semua masalah ini bukan apa apa bagi Rizki!" gumam Dina dalam hati.

Juan yang melihat Rizki dan Dina bermesraan dihadapannya menjadi semakin emosi.

“cepat kalian serang pria culun itu!” teriak Juan dengan emosi.

Kelima pengawal itu maju dengan tiga orang kearah Rizki dan dua lagi kearah Dina.

Namun baru beberapa langkah tiba tiba dua orang pengawalnya telah diserang oleh Rizki.

Gerakan Rizki sangat cepat seperti angin.

Pukulan dan tendangan Rizki langsung mengenai setiap rusuk, kaki dan tangan para pengawal Juan.

Bahkan tiga orang mengalami patah pada kedua tangan nya dan salah satu kaki mereka.

Juan dan Harry yang melihat itu seketika menjadi ketakutan.

Sedangkan Bagas tersenyum seperti menyadari sesuatu.

“Bryan akhirnya aku menemukan keponakan ku!” ujar Bagas dengan tersenyum.

“apa maksudmu boss, apa anak laki laki itu keponakan mu?!” tanya Bryan dengan ekspresi tidak percaya.

Rizki terus bergerak kearah dua orang yang tersisa dengan cepat.

Setiap serangannya selalu meningkat terus menerus.

"bagaimana mungkin bisa terjadi seperti ini!" teriak Juan yang terkejut.

Harry hanya berdiam diri dengan berkeringat dingin melihat kejadian tersebut.

Rizki saat ini berjalan kearah Juan dan Harry dengan langkah pelan namun pasti.

"apa kalian ingin menyerah kepada orang culun!" tanya Rizki seraya tersenyum mengejek.

“sialan, kau telah mempermalukan ku!!” teriak Juan yang menyerang dengan tinjunya.

Rizki tidak menghindar sama sekali tapi mengadukan pukulan nya dengan tinju Juan.

“arrgghhh sialan!!” teriak Juan karena tangan nya patah.

“tuan Bagas tolong bantu kami!” ucap Harry memohon kepada Bagas.

Bagas hanya mengangguk kearah Bryan.

Bryan yang melihat perintah itu langsung melesat kearah Rizki.

Rizki yang melihat gerakan dari Bryan hanya tersenyum.

"anak muda jangan terlalu meremehkan orang tua!" ucap Bryan kepada Rizki.

Bryan pun membuat gerakan menyerang dengan tinjunya kearah kepala Rizki.

Rizki yang melihat itu tiba tiba mampu meredam pukulan Bryan dengan mendorong pergelangan tangan Bryan.

Bryan sangat terkejut dengan kejadian barusan.

Sehingga kehilangan fokus dengan serangan lanjutan dari Rizki.