Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman untuk kuman (Tuti)
"Sialan! Ternyata, Frans menyukai, Bella. Aku tidak akan mau, Bella di miliki pria lain selain aku. Hanya aku yang bisa memiliki, Bella."
Tok
Tok
"Permisi, Tuan," hormat Mika menundukkan badan.
"Ada apa? Apa yang membuat kau datang kemari?" tanya Albert dingin.
Mika masuk dengan langkah pelan dengan kepala menunduk tak berani menatap majikannya itu.
"Ada sesuatu yang ingin aku beri tahukan pada, Tuan Albert."
Albert mengangguk.
"Begini, Tuan. Saya pernah mendengar Tuti menghubungi seseorang."
Seseorang?
"Siapa dia? Dia menghubungi siapa? Cepat katakan!"
Mika mengangkat sedikit kepalanya. "Dia menghubungi, Nona Chelsea, Tuan."
"Apa kamu punya bukti?"
"Ini, Tuan," sembari menyerahkan ponselnya pada Albert, rekaman yang Mika simpan di ponselnya.
"Halo, Nona. Ada kabar yang harus, Nona dengar."
"Katakan!"
"Tuan Albert dan Nona Bella sudah resmi jadian."
"Apa?" teriak Chelsea di ujung telepon sana.
"Iya, Nona," pekik Tuti menjauhkan ponselnya. Dan tanpa mendapat jawaban Chelsea sudah mematikan sambungannya.
"Lah.. dimatikan. Bukannya terimakasih. Malah di matikan telponnya. Ih.. bikin kesal aja."
Albert mendengar semua yang maid itu bicarakan sontak emosi dan memaki, "Sialan! Kurang ajar sekali maid ini!"
"Sialan!" kata Albert sekali lagi. "Sial! Kurang ajar sekali maid itu. Aku akan memberinya pelajaran!" Albert pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya dan segera ke bawah di susul mika yang mengekorinya dari belakang.
"Tuti!" panggil Albert dari lantai atas sampai kebawah. "SEMUANYA KUMPUL!" teriak Albert.
Hingga seluruh maid dan pengawal maupun bodyguard berlari berkumpul di ruang tengah saat mendengar Albert memerintahkan mereka. Begitu pun dengan Frans dan Joe.
"Boy, cari maid yang bernama, Tuti!" perintah Albert pada Boy.
"Baik, Tuan," kata Boy.
Secepatnya boy menghadap di depan maid.
"Tuti. Yang bernama, Tuti maju!"
Tuti yang mendengar namanya disebut sontak menaikkan tangan. "S saya, Tuan."
"Maju kamu!" teriak Boy.
Tuti berjalan dengan badan gemetar. Ia menunduk hormat saat sampai di hadapan tuannya.
"Maju kamu!" perintah Boy.
Tuti memajukan kakinya dua langkah. Dan
PLAKK
"Ahhh!" ringis Tuti saat terpental jauh di atas lantai.
Semua maid menutup mulut karena terkejut.
"Ada apa ini?" kata Lisa lirih teman Tuti.
"Ada apa ini, Kak Albert?" tanya Joe yang baru saja tiba disana bersama Frans.
"Kau sudah berani denganku, Tuti," tunjuk Albert pada wajah wanita itu.
"A apa yang salah dengan saya, Tuan?" tanya Tuti memegang pipinya yang berdenyut panas.
"Kau sudah mulai mengusik hidupku. Apa hubungan kamu dengan, Chelsea, hah?"
Deg
Seketika tubuh Tuti menegang sempurna. Ia terkejut mengapa tuannya bisa tahu bahwa dia menghubungi Chelsea.
"M maafkan saya, Tuan. Saya tidak bermaksud."
Albert berdecih ia paling kesal dengan maid yang mengurus kehidupannya.
"Kau tahu kan, aku paling tidak suka dengan apa yang kau perbuat hari itu. Apa yang membuat kau memberitahukan, Chelsea tentang hubunganku ,hah? Tapi, tidak masalah, akhirnya aku tau kuman yang ada di mansionku ini."
Tuti bangkit lalu berlutut di hadapan Albert. "Maafkan saya, Tuan. Maafkan saya."
"Berikan pistol itu padaku, Boy!" perintah Albert meminta pistol yang ada pada boy.
Tuti menggeleng. Dia memohon pada Albert agar Albert memaafkannya. Apalagi saat pistol itu mengarah pada kepalanya.
Semua maid, pengawal dan bodyguard hanya bisa diam. Mereka tak bisa apa-apa sebab maid itu sendiri yang mencari penyakit pada tuan Albert.
"Maafkan saya, Tuan," mohon Tuti memeluk lutut Alber.
Bukk
Albert menendang wanita itu lalu menginjak kepala Tuti yang dimana Tuti terbaring tak berdaya di lantai.
"Maafkan saya, Tuan," mohonnya sekali lagi.
"Tidak ada kata maaf, buat orang yang berkhianat seperti kau!"
"Tapi saya tidak berkhianat, Tuan."
Albert tertawa devil. Ia menambah tekanan pada kepala Tuti.
"Ahhh!" pekik Tuti meringis kesakitan.
"Apa kau tidak sadar sedang berurusan dengan siapa?"
"Maaf, Tuan. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Tidak ada kata maaf buat kau keparat."
Tuti menangis memohon pada Albert agar dirinya di maafkan. Namun Albert tak ingin memaafkannya.
"Ayo bangun!" perintah Albert.
Tuti bangkit lalu kembali berlutut.
Dan
Doorr
Semua orang melonjak kaget saat peluruh panas itu menembus lengan Tuti. Tuti terhempas saat peluru itu mengenainya.
Ia bangkit dengan tangis yang besar. "Saya mohon, Tuan maafkan saya. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Tidak ada, Tuti. Kau akan mendapat hukuman dari, Albert Smirt," kata Joe juga ikut kesal dan emosi.
Albert kembali mengarahkan senjatanya ke kepala Tuti. Dan tiba-tiba suara dari arah luar menghentikan Albert.
"Hentikan!" teriak Bella yang baru saja tiba bersama William.
Albert menoleh bersama orang-orang yang ada di ruangan itu.
"Ada apa ini?" Bella berjalan dengan anggun masuk kedalam ruangan itu
Frans dan Joe yang melihat Bella hanya bisa tertegun. Beda dengan Bella yang dulu. Bella yang polos, pendiam, penakut, dan ceria. Kini Bella menjadi wanita, tangguh, pemberani dan tegas.
"Apa yang kamu lakukan pada wanita ini?" tanya Bella menatap Tuti.
Tuti yang melihat kedatangan Bella sontak menghampirinya lalu berlutut.
"Nona, maafkan saya. Saya salah, Nona. Saya siap di hukum oleh anda. Asal jangan bunuh saya, Nona," mohon Tuti.
"Apa yang terjadi?"
Mika yang berada disana berjalan menghampiri nonanya dan memberitahukan semua apa yang terjadi. Dan memperlihatkan Vidio yang ada di ponselnya.
"Apa? Ternyata kamu yang memberitahukan wanita jalang itu?" tanya Bella geram.
"Iya, Nona. Maafkan saya. Saya tidak akan melakukannya lagi," mohonnya sekali lagi.
Bukkk
Bella menghempas tubuh Tuti dan membuat semua orang terkejut. Sementara Joe ia hanya terkekeh dan kagum melihat sikap Bella yang bertambah drastis.
Wah keren. Satu pujian keluar dari mulut Joe secara lirih. Hanya saja ia tidak bisa bertepuk tangan. Ia takut pada sang kakak Albert.
"Jadi kamu yah, yang memberitahukan dia? Wah.. bagus sekali kamu."
"Dan ingat, Bella. Aku tidak melakukan apa-apa pada wanita itu," cerca Albert pada sang Kekasih."
"DIAM KAMU!" tekan Bella hingga semua orang kembali terkejut. Albert yang mendengar hanya bisa tersenyum miring. Baru kali pertamanya seorang wanita membentaknya di depan anggotanya apalagi di depan maid.
"Aku tahu, aku tahu bahwa, Albert tak mungkin mengkhianati aku seperti itu. Dan yah.. kamu tahu, aku memang marah padanya. Namun aku sengaja seperti itu pada, Albert. Sebab aku juga mendengar kamu berbicara dengan Chelsea sore itu. Hanya saja aku tak ingin memberitahukan hal ini pada, Albert."
Apa? Wah.. pintar sekali Bella. Joe semakin terpukau pada keberanian Bella.
Albert yang mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis lalu bergumam. "Ternyata, Bella tau semuanya."
"Hukum dia! Tapi, jangan bunuh dia!" perintah Bella pada pengawal.
"Baik, Nona."
Sementara Lisa yang melihat semuanya hanya bisa meremas jari jemarinya. Untung saja dia tidak ikut campur dengan urusan percintaan tuan mudanya. Andai saja ia ikut bersama Tuti ia akan habis juga di tangan Bella. Apalagi tuan Albert yang menakutkan itu.
"Nona saya mohon. Jangan hukum saya, Nona."
Bella berdecak. "Ck, sebenarnya aku kasihan padamu. Kamu lah maid yang selalu julid padaku. Memang apa yang membuat kamu membenciku?"
"A aku--"
"Sudahlah. Aku tau semuanya. Kamu menyukai Albert bukan?" tanya Bella yang dimana Tuti langsung menunduk malu di depan semua orang. Dan semua maid pun tahu hal itu.
"Maafkan saya Nona, Tuan. Tapi saya mohon jangan hukum saya."
Lagi-lagi Bella berdecak. "Ck, lakukan! Atau aku yang akan menembak kepalanya sekarang!" perintah Bella pada bodyguard Albert.
Albert memberi kode pada boy dan beberapa pengawal. Hingga Tuti di bawah oleh mereka. Entah kemana dia akan di hukum.
Setelah itu para maid pun kembali di pekerjaan mereka masing-masing dengan perasaan takut.
Joe bertepuk tangan mengagumi keberanian kekasih kakaknya.
"Aku bangga padamu, Nona. Sekarang kamu lebih berani dari apa yang aku pikir."
Bella tersenyum memperlihatkan kecantikannya. Hingga Albert menghampirinya. "Sayang..." panggil Albert.
"Cukup! Bukan karena aku tahu semuanya kamu bisa kembali merayuku. Aku ingin kamu benar-benar berubah dan tidak ingin mendengar wanita lain selain aku!" Setelah itu Bella pergi bersama Mika. Mika juga yang ada disana sontak kagum pada Bella.
"Aku suka gayamu, Bella," teriak Joe dari bawah. Bella hanya tersenyum dan terus berjalan hingga memasuki kamarnya.
Setelah berada dalam kamar, Bella mengipas wajahnya dengan tangan. Ia sebenarnya gemetar dengan apa yang ia lakukan hanya saja ia menyembunyikannya.
"Wah.. Nona sangat hebat. Aku bangga pada anda. Anda sekarang bisa melawan semuanya."
Bella tersenyum. "Ini semua ajaran, Albert."
Mika mengangguk. Dan mereka pun tertawa bersama.