NovelToon NovelToon
Dunia Tempat Kamu Berada

Dunia Tempat Kamu Berada

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:402
Nilai: 5
Nama Author: rsoemarno

The World Where You Exist, Become More Pleasant

_______

"Suka mendadak gitu kalau bikin jadwal. Apa kalau jadi pejabat tuh memang harus selalu terburu-buru oleh waktu?"
- Kalila Adipramana

_______

Terus-terusan direcoki Papa agar bergabung mengurus perusahaan membuatku nekat merantau ke kabupaten dengan dalih merintis yayasan sosial yang berfokus pada pengembangan individu menjadi berguna bagi masa depannya. Lelah membujukku yang tidak mau berkontribusi langsung di perusahaan, Papa memintaku hadir menggantikannya di acara sang sahabat yang tinggal tempat yang sama. Di acara ini pula aku jadi mengenal dekat sosok pemimpin kabupaten ini secara pribadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rsoemarno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21.) Rekonsiliasi

Chapter 21: Rekonsiliasi

Menuju pernikahan memang ada aja masalahnya. Banyak rapat mendadak yang sering kami gelar untuk membahas hal-hal berkaitan dengan proses persiapan pernikahan kami yang cukup rumit karena melibatkan banyak orang penting di dalamnya. Aku sendiri lebih memilih pasrah mengikuti pengaturan para sesepuh yang lebih paham mengenai hal tersebut dan menitipkan catatan kaki tentang pernikahan impianku. Jadi tidak ada benturan berarti antara keinginan calon pengantin dengan orang tuanya. Karena pernikahan ini bukan hanya acara dua orang individu saja, tetapi juga dua keluarga besar yang bersatu.

Dan beberapa waktu yang lalu kami berdua berhasil melalui salah satu ujian pra nikah dengan pikiran dewasa. Komunikasi yang aktif dan efektif menjadi salah satu kunci kesuksesan kami membangun rasa saling percaya untuk menjaga komitmen kami berdua.

“Yuk berangkat.” ajakku yang sudah selesai bersiap.

Hari ini Mas Satya mengajakku ikut hadir pada acara hari keluarga nasional yang diselenggarakan pemerintah provinsi Jawa Tenggara. Acaranya yang bersifat semi formal serta adanya keterlibatan YMB sebagai salah satu sponsor membuatku bersedia ikut hadir bersama Mas Satya. Bukan sebagai pendamping, karena statusku yang masih tunangannya tidak memenuhi kapasitas untuk melakukan hal tersebut.

“Bawera ke Kanaka berapa lama?” tanyaku ketika mobil mulai melaju meninggalkan Bawera Palace.

Mas Satya menyerongkan tubuhnya menghadapku. Hari ini kami memakai mobil pribadi Mas Satya yang berjenis Alphard sehingga duduk kami pun terpisah jarak.

“Dulu sebelum ada tol sekitar 3 jam-an, Yang. Harus pakai patwal tuh biar bisa ngejar waktu 3 jam itu. Setelah ada tol, sekitar 1 jam-an udah sampai pintu tol pinggiran kota Kanaka.”

“Jauh juga ya.” komentarku.

Mas Satya mengangguk. “Untung aja Pak Jatmika ini cukup visioner juga, Yang. Memang rencana pembangunan tol ini awalnya muncul di era presiden sebelumnya. Tapi ya cuma wacana-wacana gitu aja. Yang berani eksekusi Pak Jatmika, dengan dukungan Tante Kirana.” jelasnya.

Kualihkan pandang menatap ramainya berbagai kendaraan beroda banyak yang melintasi jalan tol ini. “Dan sepertinya menjadi keputusan berani yang tepat.” ujarku.

Mas Satya berdehem menyetujui.

Perjalanan yang cukup singkat ini kulalui dengan mengobrol santai bersama Mas Satya dan ajudan serta asprinya. Dan benar saja, satu jam kemudian kami sudah berada di pintu keluar tol yang berada di pinggiran kota Kanaka.

Begitu keluar dari pintu tol, ada sepasang motor patwal yang sudah siap sedia mengawal kami menuju lokasi acara berlangsung. Ajudan Mas Satya menjelaskan jika patwal ini merupakan fasilitas yang disediakan pemprov Jawa Tenggara untuk setiap kepala daerah yang hadir agar dapat hadir tepat waktu. Karena dipastikan jalanan akan cukup padat hari ini akibat banyaknya acara yang sedang berlangsung di ibukota Provinsi Jawa Tenggara.

Butuh waktu hampir 15 menit untuk kami tiba di venue acara. Panitia langsung mengarahkan kami untuk duduk di barisan depan, tempat kursi VIP berada.

Aku cukup terkejut dengan pemilihan sofa panjang sebagai kursi VIP untuk setiap kepala daerah. Meski aku hadir sebagai salah satu perwakilan YMB, panitia tetap memintaku duduk berdampingan dengan Mas Satya di sofa untuk kepala daerah Bawera, yang terletak di sebelah kiri persis sofa untuk gubernur Jawa Tenggara.

Sebelum mendudukkan diri, kami menyalami kepala daerah lain maupun yang mewakili, yang sudah hadir lebih awal daripada kami. Senyum sopan terus kusematkan untuk menanggapi basa-basi singkat yang mereka ucapkan.

Belum lama kami duduk, Bapak PJ Gubernur Jawa Tenggara beserta Ibu pun hadir di tempat. Membuatku berdiri kembali untuk menyapa mereka berdua.

Aku cukup mengenali wajah pria yang mendapat amanah menjadi Penjabat Gubernur Jawa Tenggara ini karena masifnya gambar dirinya di seluruh pelosok Bawera dua bulan ini. Sementara wajah istrinya sendiri masih cukup lekat di ingatanku karena ia pernah mengadukan masalah rumah tangganya di depan Ibu Kirana. Kebetulan saat itu aku sedang mengikuti Ibu Kirana sehingga tau masalah tersebut.

“Akhirnya Satya berani bawa tunangannya di acara resmi. Tinggal berapa hari lagi, Sat?” sapa Pak Jitendra.

Mas Satya menyalami PJ atasannya itu bersahabat. “Ditunggu saja undangannya, Mas.”

Pak Jitendra beralih menyalamiku. “Selamat datang di Kanaka, Mbak Kalila. Nanti muter-muter sini dulu, jangan mau langsung diajak balik sama Satya.” sapanya hangat.

Aku tersenyum sopan. “Terima kasih atas tawarannya, Pak. Tapi saya butuh guide buat keliling daerah ini.”

“Waah, kalau Mbak Kalila yang butuh, tidak bisa diberi guide yang biasa-biasa saja. Setidaknya harus setingkat saya ini yang memandu Mbak Kalila.” kelakar Pak Jitendra.

Aku tertawa sopan menanggapi godaan Pak Jitendra, sepertinya pria ini tipe orang yang cukup humoris dan ramah sehingga tidak sungkan untuk melayangkan candaan kepada orang yang baru dikenalnya.

“Sudah. Kalau mau jadi guide, nanti ajak kami makan siang di restoran khas Kanaka, Mas Jite.” tukas Mas Satya menyelamatkanku yang bingung harus bagaimana menanggapi Pak Jitendra.

“Gampang itu. Nanti makan siang di restoran langgananku saja, Sat.”

Aku menyalami Bu Sheila yang tampak sungkan melihatku dengan sopan. Seorang ajudan yang mengkode Bu Sheila agar segera duduk membuatku lega karena tidak harus berbasa-basi dengan wanita tersebut.

Acara dimulai dengan sambutan dari Pak Jitendra selaku PJ Gubernur Jawa Tenggara yang berhasil mengumpulkan seluruh kepala daerahnya pada acara peringatan Hari Keluarga Nasional ini. Dan ternyata penggunaan sofa panjang sebagai tempat duduk kepala daerah ini merupakan ide pribadinya.

“Pasti banyak di antara Bapak dan Ibu yang hadir ini bertanya-tanya. Kenapa pakainya sofa panjang?” buka Pak Jitendra.

“Ini ada filosofinya lho, Bapak-Ibu. Bukan sekedar iseng aja. Apalagi ngasih Mas Satya test drive duduk di pelaminan.” kelakarnya yang disambut tawa banyak pihak.

Aku mengerling dengan menahan senyum pada Mas Satya yang terlihat berusaha menahan ekspresinya karena dijadikan bahan candaan atasannya.

“Hari ini kita berkumpul di sini untuk memperingati hari keluarga nasional. Seperti yang sudah kita pahami selama ini, wujud fisik dari sebuah keluarga dimulai dari ikatan pernikahan yang terjadi antara Bapak dan Ibu.”

“Masih ingat dong gimana perasaannya saat itu, pas duduk di pelaminan?”

“Masih anget-angetnya kan? Masih mesra banget. Cintanya lagi meluap-luapnya, kan?”

“Nah, maksud saya membuat pengaturan tempat duduk seperti ini, untuk mengingatkan kembali kepada Bapak-Ibu sekalian. Perasaan senang-gembira, saling mencintai dan mengasihi di awal pernikahan itu jangan dihilangkan setelah beberapa lama menjalankan ikatan pernikahan. Malah semakin bertambah usia pernikahan harus semakin mesra dong. Jangan cuma Mas Satya aja yang semakin mesra sama Mbak Kalila.”

Aku menutup muka menahan malu mendengar godaan Pak Jitendra pada kami di depan umum. Sepertinya Mas Satya memiliki hubungan pertemanan yang cukup dengan pria tersebut hingga tak segan-segan melayangkan ceng-cengan di atas panggung.

“Karena salah satu kunci keharmonisan sebuah keluarga itu ya mesranya hubungan orang tuanya. Kalau gini kan dilihat enak ya, Bapak-Ibu Bupati dan Walikotanya duduk berdampingan. Terlihat harmonis, dan siap mengayomi rakyat daerahnya dengan rasa penuh kekeluargaan.”

Mas Satya bergerak merapatkan duduknya dengan diriku ketika ada seorang wartawan yang terlihat ingin mengambil gambar kami berdua. Aku mengulas senyum bersahaja untuk mengimbangi Mas Satya yang tersenyum formal kepada kamera yang mengarah ke arah kami.

“Terkhusus untuk Mas Satya, belum boleh mesra-mesraan dulu sama Mbak Kalila yaa.”

Sindiran Pak Jitendra yang terdengar menggelegar membuat tubuhku refleks terlonjak menjauh dari Mas Satya. Aku mengusap hidungku salah tingkah. Sementara Mas Satya menatap Pak Jitendra dengan muka masam.

1
Shion Fujino
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
sweet_ice_cream
karya ini bikin aku merasa seperti ikut dalam ceritanya, sukses terus thor 🤗
Apaqelasyy
Duh, seru euy! 🥳
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!