Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pernikahan Pangeran keempat Wen Ming
Kereta berhenti di depan kediaman pribadi Pangeran keempat Wen Ming. Li Yue An turun perlahan di bantu pelayannya Cui. Saat dia melihat gerbang utama kediaman itu. Hawa dingin menyeruak masuk menghampiri pundaknya. Masa lalu di kehidupan sebelumnya seperti sebuah duri dalam hati. Sangat menyakitkan namun sulit di lepaskan.
"Nona kedua," suara pelayan Cui membuyarkan lamunan Li Yue An. Mereka melangkah perlahan menuju kediaman yang telah di penuhi orang-orang dari kalangan bangsawan.
Saat kaki Li Yue An melangkah masuk ke dalam kediaman itu. Tawa riang putranya menggema di telinganya. Pedang saling bersinggungan, teriakan putus asa semua orang yang ada di kediaman masih terdengar menyayat hati. Demi menangkap para pemberontak Kaisar Wen Ming membakar kediaman pribadinya. Li Yue An tidak pernah menyangka di hari itu anaknya tengah bermain bersama pelayan istana di ruangan kamar. Sebanyak empat ratus nyawa pelayan juga penjaga kediaman meninggal begitu saja di tangan Kasiar Wen Ming. Saat tahu jika putranya ikut dalam pembantaian dan terpanggang habis di dalam kobaran api. Li Yue An merasa putus asa. Dia menjerit dan memohon agar suaminya mau menyelamatkan putranya. Tapi tidak ada tanggapan. Empat ratus nyawa tidak berdosa ikut terbunuh bersama dua ribu pasukan pemberontak.
"Kakak kedua," Tuan muda kelima Li Sui mendekat. Dia lebih dulu datang dari kakak keduanya.
"Iya," sekali lagi Li Yue An mulai tersadar. Tangannya di tarik adik kelimanya agar bisa berkumpul bersama. Saat Li Yue An sampai dia melihat Ibu selir ketiga juga Nona keempat Li Fei telah tiba. "Ibu selir," memberikan hormatnya.
Ibu selir Gui tersenyum menanggapi salam dari Nona kedua. Dia tidak pernah terlibat konflik dengan gadis kedua tentu cukup santai saat bersamanya.
Semua orang dari keluarga besar Li sudah ada di kediaman mewah Pangeran keempat Wen Ming. Semua orang terlihat sangat bahagia menyambut pernikahan yang akan di langsungkan satu jam lagi setelah semua tamu undangan berkumpul. Juga waktu baik telah berlangsung.
"Waktu baik telah tiba," suara seorang terdengar menggema.
Pengantin wanita masuk dari pintu depan bersamaan dengan pangantin pria yang telah menggandeng lembut tangan pengantin wanita. Semua orang menatap penuh kehangatan juga kebahagiaan.
Prosesi sakral pernikahan telah berlangsung dengan sangat baik. Hingga memasuki pesta pernikahan semua orang berbondong-bondong pergi ke halaman utama memulai pesta. Ribuan tempat duduk telah di siapkan untuk semua yang undangan. Para pelayan keluar satu-persatu membawa hidangan di tangan mereka. Ada setidaknya tiga ratus pelayan yang di kerahkan untuk menyiapkan semua makanan kepada para tamu undangan.
Pesta pernikahan termegah membuat semua wanita di seluruh negeri merasa iri.
"Kakak kedua sepertinya memiliki banyak pikiran," Nona keempat Li Fei menatap kearah kakak keduanya yang selalu melamun.
"Baru kembali dari perjalanan jauh. Membuat tubuh lemah ku menjadi terkena hawa dingin," ujar Li Yue An mencoba membuat alasan masuk akal.
"Kakak kedua. Kamu harus menahannya selama tiga jam sampai empat jam lagi baru bisa kembali," Tuan muda kelima Li Sui memberikan minuman jahe hangat. "Ini akan membuat kakak kedua lebih baik. Aku memintanya dari pelayan," menyodorkan mangkuk berisi sup jahe hangat. Sedari awal dia menyadari jika kakak keduanya terlihat sakit. Jadi dia memutuskan untuk meminta sup jahe hangat.
Li Yue An tersenyum hangat. "Li Sui sangat perhatian," mengelus lembut kepala adik kelimanya. Dia meminum pelan rebusan jahe yang masih hangat. Setelah meminum beberapa teguk Li Yue An merasa jauh lebih baik.
Tepat pukul sepuluh malam acara pesta pernikahan berakhir. Semua orang bergantian keluar dari kediaman pribadi Pangeran keempat Wen Ming. Keluarga Li juga kembali dengan lima kereta berbeda. Dari keluarga pertama hingga keluarga ketiga semua telah kembali.
Di kamar pengantin Nona pertama Li Huan yang saat ini telah menjadi istri sah dari Pangeran keempat Wen Ming. Sudah tidak sabar menantikan malam pengantinnya. Dengan tudung merah di atas kepalanya dia menunggu dengan perasaan bahagia.
Kreerkkk...
Pintu kamar di buka, terdengar langkah kaki pelan dari arah pintu masuk.
Saat tudung pengantin di buka, Nona pertama Li Huan melihat kearah suaminya. "Pengeran keempat."
Pangeran keempat tersenyum hangat. Dia duduk tenang di samping istri yang baru ia nikahi. "Kita sudah menjadi suami istri. Kamu harus mengganti panggilan mu."
Nona pertama Li Huan menatap menunjuk malu. "Suami ku."
Pangeran keempat meraih tangan lembut istrinya. "Istri ku. Bisakah aku bertanya satu hal?"
"Tentu. Suami ku kamu bisa mengatakannya."
"Aku dengar kamu telah menjadi anak angkat dari Kaisar terdahulu. Apa itu benar?" Pangeran keempat menatap tidak sabar mendegar jawaban yang ingin ia dengar.
Nona pertama Li Huan tidak merasa ada yang aneh. Dia menjawab santai, "Bagiamana mungkin aku bisa menjadi putri angkat Kasiar terdahulu. Suami ku, hanya seorang wanita dengan keistimewaan yang bisa menjadi Tuan Putri Yun Qixia."
"Jadi, kamu bukan anak angkat Kaisar terdahulu?" Pangeran keempat melepaskan genggaman tangannya. Dia menekan kuat kekesalan di dalam hatinya. Kedua alisnya menyatu penuh kusutan. "Kamu bukan Tuan Putri Yun Qixia?"
"Tentu bukan. Suami ku kenapa? Apa ada yang salah?" Nona pertama Li Huan kebingungan namun dia masih tidak menyadari jika wajah suaminya telah berubah gelap.
Pangeran keempat dengan gelap mata mencekik leher istri barunya. Menekannya kuat di tempat tidur pengantin. "Kamu bukan Tuan Putri Yun Qixia. Hahahh..." tawa kekecewaan terdengar menggema di dalam ruangan kamar.
Tangan Nona pertama Li Huan bergetar hebat. Dia terkejut saat lehernya di cekik kuat suaminya sendiri. "Suuuaaami ku," nafasnya hampir habis. Dia meronta berusaha melepaskan tangan kekar suaminya yang sudah menekan lehernya dengan kuat. Saat cekikan di lepas, "Uhahkkk..." nafas kembali berjalan stabil. Nona pertama Li Huan memegang kuat lehernya bersamaan dengan batuk menyakitkan di tenggorokan. Dia sangat ketakutan melihat suaminya yang penuh kehangatan, perhatian, lembut menjadi seseorang yang sangat berbeda.
Pangeran keempat menatap tajam penuh aura mematikan. "Aku menikahi mu karena aku pikir kamu lah Putri Yun Qixia. Tapi semua salah," dia bangkit berjalan menuju meja.
Prangg...
Ssreaangg...
Trengg...
Semua barang yang ada di meja juga di rak berjatuhan. Setelah di tendang Pangeran keempat Wen Ming. "Karena kamu bukan dia. Istri sah akan aku simpan untuk orang yang seharusnya," melirik tajam sebelum keluar dari kamar.
Pintu terbuka lebar, pelayan pribadi Nona pertama Li Huan berlari masuk. "Nyonya."
"Hahahhaa..." tawa dan tangis saling beriringan menyimpan kesedihan juga rasa sakit yang mendalam. "Dia bilang aku bukan orang yang ia cari. Dia ingin menikahi Tuan Putri Yun Qixia. Tapi justru menganggap aku seorang Tuan Putri Yun Qixia yang telah di sembunyikan identitasnya. Zu, Apa yang harus aku lakukan?" dia menangis tanpa henti di pelukan pelayannya.
Malam pernikahan yang seharusnya penuh kebahagiaan kini hanya tinggal kesunyian.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️