Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Qaila merasa lelah dan terpuruk ketika melihat Aqila kembali berubah, hal ini yang telah lama ia takuti. Qaila mencoba untuk meredakan perasaan sesak dan sakit yang mendera hatinya. Qaila sangat menyayangi Aqila , saudara kembarnya yang sejak kecil sudah mengidap penyakit Dissociative Identity Disorder atau DID.
Penyakit ini membuat Aqila memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda dalam dirinya. Qaila selalu berusaha untuk melindungi dan membantu Aqila dalam menghadapi perubahan kepribadian tersebut. Namun, ada kalanya ia merasa takut dan khawatir akan keselamatan mereka berdua.
Ketika melihat alter ego Aqila kembali muncul, Qaila bisa merasakan betapa sakitnya hatinya. Ia tak ingin saudara kembarnya itu terus menderita karena penyakit yang diidapnya. Qaila berharap suatu saat nanti, Aqila bisa sembuh dari penyakit tersebut dan mereka dapat menjalani kehidupan yang normal seperti saudara kembar lainnya.
Namun, untuk saat ini, Qaila harus tetap kuat dan berusaha untuk terus mendukung Aqila dalam menghadapi berbagai rintangan yang ada. Meskipun perasaan sesak dan sakit selalu menghantui hatinya, Qaila yakin bahwa cinta dan kebersamaan mereka sebagai saudara kembar akan mampu membantu Aqila dalam mengatasi penyakit yang diidapnya.
" Qai?" Panggil mama anggi yabg baru saja turun dari kamar aqila.
" Ma, maafin qai ma!" Ucap qaila yang langsung memeluk tubuh mama anggi.
" Kamu gak salah sayang." Balas mama anggi terisak dan mengusap punggung qaila.
" Harusnya qai gak egois ma, harusnya qai bisa ngalah sekali lagi buat aqila." Ucap qaila tak kuat menahan beban berat di pundaknya.
" Syuttt, kamu ngomong apa sih qai. Kamu juga perlu bahagia." Ucap mama anggi tak suka mendengar qaila yang selalu mengalah karena tak ingin melihat aqila terluka.
Bukan maksud mama anggi tak ingin aqila kembali sembuh, tapi mama anggi sudah cukup melihat qaila yang selalu mengalah demi aqila dari kecil.
" Bahagia qai yaitu liat aqila sembuh ma." Balas qaila.
" Enggak sayang, kamu juga perlu bahagia. Mungkin kamu sama gavi emang udah di takdir kan untuk berjodoh, kamu gak perlu mengalah lagi." Ucap mama anggi tapi di balas gelengan oleh qaila.
" Enggak ma, qai gak masalah kalo gavi sama qila. Qai iklas ma." Ucap qaila dengan sesak di dadanya.
" Tapi kamu udah cukup mengalah selama ini qai?" Ucap mama anggi sesenggukan.
" Kamu terlalu banyak berkorban untuk aqila, mama gak mau kalo di bilang gak adil nantinya karena terlalu mikirin aqila." Ucap mama anggi.
" Kamu harus bilang sama gavi qai, kamu harus jelasin semuanya dari awal." Ucap mama anggi tak kuasa menahan sesak di dadanya.
" Qai gak akan lakuin itu ma." Ucap qaila membuat mama anggi semakin terisak.
" Tapi kenapa sayang, kamu orang yang gavi cari selama ini." Ucap mama anggi.
" Itu udah gak penting buat qai ma, qai cuma mau aqila kembali sehat lagi " ucap qaila sesenggukan.
Mama anggi yang yang melihat qaila seperti ini pun merasa sangat bersalah, karena terlalu melindungi aqila dan ingin membuat aqila sembuh sampai sampai melupakan qaila yang juga butuh kasih sayang nya sejak kecil.
" Mama jangan lupa kabarin qai tentang kondisi aqila ya, qai harus pulang sekarang. Ini udah malem banget soalnya takut gavi nyariin qai." Ucap qaila sambil menghapus air matanya.
" Mama telepon gavi aja ya, biar dateng kesini jemput kamu?" Ucap mama anggi yang langsung di balas gelengan kepala oleh qaila.
" Gak usah ma, qai pulang sendiri aja." Tolak qaila cepat.
" Mama jangan lupa kabarin qai ya, qai pamit dulu assalamualaikum." Ucap qaila setelah menyalami tangan mama anggi.
°°°°°
Gavi yang sudah tiba di rumah dari pukul tiga sore pun di buat gelisah karena qaila tak kunjung pulang hingga jam sembilan malam ini.
Sudah menghubungi ponsel nya tapi qaila tetap tak menjawab.
Tak lama suara pintu terbuka membuat gavi langsung berjalan ke depan, dan melihat qaila yang baru saja pulang dengan masih menggunakan seragam sekolah lengkap dengan tas nya.
" Bagus, jam segini baru pulang." Ucap gavi sambil melihat jam di tangan nya.
Qaila yang melihat gavi berdiri tak jauh dari nya pun menatap laki laki itu dengan tatapan berbeda.
Sungguh tak ada yang berubah dari seorang gavi, qaila masih sama yaitu menyukai semua yang ada pada gavi, hanya saja qaila merasa tak akan mampu untuk menyukai gavi secara terang terangan.
" Masuk!" Ucap gavi dengan suara dingin, membuyarkan lamunan qaila.
Tak ingin bertengkar dengan gavi, qaila pun langsung mengikuti gavi untuk segera masuk ke dalam.
" Duduk!" Ujar gavi dengan suara dingin.
Qaila pun langsung mendudukan tubuh nya di samping gavi dengan kepala tertunduk kebawah.
" Lo udah lupa sama peraturan rumah ini?" Tanya gavi menatap qaila dengan tajam.
" Jawab!" Ucap gavi saat melihat qaila hanya diam.
" Sorry, tadi gue ada urusan di luar." Ucap qaila masih dengan kepala tertunduk.
" Lo punya hp, bahkan telepon dan pesan yang gue kirim gak ada satu pun yang lo balas!" Ucap gavi menatap qaila sinis.
" Gue gak sempet pegang hp gav." Balas Qaila memberanikan dirinya menatap gavi.
" Iyaa karena lo asik ketemuan sama cowo kan?" Tanya gavi terkekeh sinis.
" Maksut lo apa?" Tanya qaila tak terima di tuduh yang tidak tidak oleh gavi.
" Cih, sok polos!" Gumam gavi, membuat qaila langsung mengepalkan tangannya.
" Gue gak ketemuan sama cowo, gue emang ada urusan!" Ucap qaila menatap tajam gavi.
" Urusan apa hah?" Tanya gavi kini balik menatap tajam qaila.
Qaila menelan salivanya dengan susah payah, dirinya tidak mungkin berkata jujur dengan gavi tentang masalah tadi.
" Lo gak bisa jawab kan? Berarti dugaan gue bener." Ucap gavi sambil terkekeh.
" Bukan urusan lo, lagian lo balikan sama aqila pun gue gak masalah?"
" Gue gak suka urusan pribadi gue di ikut campuri ya!" Ucap qaila dengan tangan gemetar menahan sesak di dadanya.
" Jadi bener?" Ucap anka menatap qaila tajam.
" Bukan urusan lo!" Balas qaila sambil berdiri dan hendak berlalu ke kamar tapi dengan cepat di tahan oleh gavi.
" Jelas urusan gue! Lo istri gue!" Ucap gavi menekan kan kata istri di ucapan nya.
" Hahaha, istri?" Balas aqaila tertawa renyah.
" Mungkin gue bakalan seneng gav kalo lo beneran bilang gini karena lo cinta sama gue, tapi kenyataannya enggak." Batin qaila dengan mata berkaca kaca, secepat mungkin qaila segera membuang wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan gavi.
" Lo bahkan punya istri tapi masih pacaran gav? Seharusnya gue gak masalah dong punya pacar juga?" Tanya qaila dengan suara bergetar.
Gavi mengeraskan rahangnya, tak suka mendengar ucapan qaila barusan. Tapi yang di bilang qaila pun benar, rasanya gavi begitu kesal dengan dirinya sendiri.
