CEO-Ku, Suamiku

Kejadian beberapa hari yang lalu membuat sikap Gunadarma padanya tidak berubah saat di kantor. Harusnya Guna sedikit lebih baik padanya nyatanya saat di Kantor bersikap masih bersikap sombong dan acuh padanya. Seharusnya Guna mengatakan kepada kepala divisinya jika ia adalah tetangga Guna agar kepala divisi sedikit baik padanya. Guna telah berani mengakuinya didepan seluruh keluarganya jika ia adalah calon istrinya membuat Ayunda merasakan jika Guna hanya memanfaatkannya.

"Pak Guna makin hari makin cakep," ucap Melan.

"Tapi sayang doi nggak doyan sama kita," ucap Ratih.

Ayunda memilih untuk diam karena ia tidak ingin memuji Gunadarma yang nyatanya memang sangat tampan. Jika teman-temannya ini tahu ia adalah tetangga Guna, mungkin kedua temannya ini akan menerornya dan meminta ia memberikan informasi mengenai Guna.

"Yunda, lo nggak suka Pak Guna? mata lo katarak?" tanya Ratih membuat Ayunda memutar bola matanya. Ia menghela napasnya dan meletakan pena yang sejak tadi ia gunakan untuk menulis laporan yang akan ia ketik.

"Lo pada ganggu konsentrasi gue, tiap hari si Guna mulu yang diceritain bosan tahu. Tiap hari kuping gue panas," ucap Ayunda.

Nggak dirumah nggak di Kantor Guna mulu...

"Yelah kita ini kan penyuka cowok-cowok tampan Yunda sayang. Kalau gue depatin cowok kayak Pak Guna jadi suami gue, gue pasti nggak akan pelit sama kalian," ucap Ratih membuat Ayunda tersenyum sinis.

"Kalau gue nggak perlu yang kaya jadi suami gue. Tapi kalau dapat yang kaya ya bersyukur sih. Hidup perlu perencanaan rugi banget kalau gue harus traktir kalian tiap hari, bisa bangkrut suami gue," ucap Ayunda membuat Beni dan Heri terbahak.

"Ayunda sayang yang cantik pantesan lo jomblo menahun, kadar kepelitan lo nih yang buat lo jomblo," ejek Heri.

Ayunda menatap sinis Heri "Asal kalian tahu ya, saat gue baru dua minggu kerja disini, Pak Heri yang cakep ini udah dua kali nembak gue buat jadi pacarnya. Gue dibelikan coklat, ditraktir makan dikantin tapi sory dory gue tolak ya soalnya dia suka gombal," jujur Ayunda membuat wajah Heri memerah karena malu.

"Lo kan memang cantik Yunda sayang, asal bibir lo mingkem dan nggak banyak bacot!" kesal Heri.

"Pak Beni gimana? mau saya... " ucap Ayunda membuat Beni terbatuk.

"Nggak deh, saya kan nggak ikutan ngomongin kamu Yunda" ucap Beni membuat mereka semua menyipitkam matanya menatap Beni karena curiga Beni juga pernah menaruh hati pada Ayunda.

Ayunda melihat jam dipergelangan tangannya dan hari ini ia telah berjanji dengan teman-teman kampusnya dulu untuk datang ke pesta ulang tahun yang diadakan di Club. Ayunda izin pulang malam dan mengatak keada orang tuanya kalau ia sedang lembur karena kedua orang tuanya tidak akan mengizinkannya untuk datang ke pesta itu.

"Gue pulang duluan ya!" ucap Ayunda tersenyum manis kepada Ratih dan Melan.

"Lo beneran nggak mau ikutan kita ke Bioskop Yun?" tanya Melan.

"Nggak gue udah ada janji mau ke pesta ulang tahun teman gue, gue duluan ya ini udah dijemput!" ucap Ayunda segera melangkahkan kakinya dengan cepat dan masuk kedalam lift.

Sesampainya di Lobi kantor Ayunda segera keluar dan melihat kedua temannya segera memanggilnya. "Yunda..." teriak Ajeng.

Ayunda segera masuk dikursi belakang dan tersenyum senang saat melihat Meta dan Ajeng yang sedang berada didalam mobil. "Lo lama banget si Yun," ucap Ajeng segera mengemudikan mobilnya.

"Biasa banyak kerjaan" ucap Ayunda.

"Jadi kita kemana dulu nih?" tanya Meta.

"Kerumah gue dulu, dandan dulu kita. Ini hari ulang tahu gue loh jadi kalian berdua harus cantik kayak gue, masa jalan sama selebgram terkenal kayak gue penampilan kalian kayak mau ke kantor" ejek Ajeng.

"Terserah lo jeng asal gue sama Ayunda dikasih yang gratis, benar nggak Yun?" tanya Meta.

"So pasti, kita terima yang gratisan soalnya selebgram kan lebih kaya dari kita," ucap Ayunda.

"Oke ladys kita bersenang-senang hari ini!" ucap Ajeng.

tbc...