Warm Time With You
(Hangatnya Bersama mu)
....
Kalau penasaran dengan ceritanya langsung aja baca yaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Udumbara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Malam harinya setelah makan malam, Adit berniat untuk menidurkan sang putra. "Zyan tidur dulu, ya?"
Bayi itu menggeleng seakan paham apa yang dikatakan oleh ayahnya. Ia menggerakkan mulutnya seperti menyusu.
"Mau nen dulu?" Aditya terkekeh melihat pergerakan mulut anaknya.
"Nen," ujar Zyan bersuara.
"Iya." Aditya mengambil dot yang isinya penuh dengan susu itu. la merebahkan sang putra di kasur yang tebalnya 8cm itu.
Zyan tertawa riang nampak senang karena diberi dot. Aditya tersenyum senang dan tidak lupa bersyukur karena anaknya tidak terlalu rewel. Mungkin karena Zyan sudah tidak pernah diberi asi dari sumbernya langsung, maka dari itu anaknya tidak menangis saat diberi susu formula.
"Pintar sekali anak ayah," puji Aditya karena anaknya bisa memegang dot sendiri.
Aditya merebahkan dirinya disamping sang anak dan mengambil ponselnya. Ia membuka foto-foto dan tersenyum kecut saat melihat foto pernikahan sederhananya dulu.
"Aku harus melupakan Naura." tekadnya, lalu menghapus semua foto Naura bahkan foto pernikahan mereka dulu.
Zyan menyusu sambil melihat kearah layar ponsel ayahnya. la begitu anteng dan seakan mengerti bahwa ayahnya sudah lelah bekerja.
***
Ting...
Sebuah notifikasi dari instagram muncul. Notifikasi bahwa ada seseorang yang Aditya ikuti tengah melakukan siaran live streaming.
"Liat, Zyan. Model cantik ini melakukan live, kita akan menontonnya." ujar Aditya memberitahu anaknya.
Dari jutaan fans Amanda, Aditya salah satunya. la menyukai sosok model cantik itu karena menurutnya Amanda begitu ramah dan suka melakukan live streaming untuk menyapa atau curhat pada penggemarnya. Selama ini ia tidak tahu kalau ia sering ke rumah Amanda karena model cantik itu tidak menggunakan nama aslinya jika sedang berbelanja online.
"Hai, aku datang untuk menyapa kalian. Aku juga mau minta pendapat pada kalian,"
Aditya refleks tersenyum melihat raut wajah Amanda yang seperti cemberut karena sesuatu itu.
"Aku kesepian tinggal di rumah besar ini. Menurut kalian aku harus apa?" tanya Amanda pada penggemarnya.
"Menikah? Oh, tidak-tidak. Aku masih ingin sendiri dulu,"
"Pelihara kucing? Aku alergi bulu kucing atau anjing."
"Angkat kamu jadi saudaraku? Haha, aku terbiasa jadi anak tunggal, maaf." Amanda cekikikan menjawab semua komentar penggemarnya.
Aditya ikut terkekeh karena komentar dari fans Amanda yang lucu-lucu. "Lihatlah, Zyan." ia mendekatkan ponselnya pada sang putra.
"Mamaaa," celoteh Zyan yang sedari tadi menonton juga. "Haha, jangan berkata seperti itu, Zyan. Dia begitu sempurna untuk kita yang miskin ini," tawa Aditya karena perkataan sang anak.
Zyan menghiraukan ayahnya itu dan terus menyusu dengan mata yang ikut melihat live tersebut.
"Kalau aku mengadopsi seorang bayi, apa tanggapan kalian?"
Aditya beralih fokus pada live Amanda dan matanya membaca setiap tanggapan dari penggemar Amanda yang setuju dan tidak.
"Itu ide bagus,"
"Untuk apa mengadopsi bayi? Itu akan mengganggu pekerjaanmu,"
"Menikah dan buat sendiri. Tidak perlu mengadopsi segala."
"Kau memang berhati baik, cantik. Aku setuju jika kamu ingin mengadopsi bayi."
"Itu hidupmu, dan hanya kamu yang berhak menentukan. Kami sebagai penggemar hanya akan mendukung setiap keputusan yang kamu ambil." Berbagai macam komentar atas pernyataan model cantik itu. Aditya diam menunggu tanggapan Amanda tentang semua komentar itu.
"Kalian tau sendiri kalau aku begitu menyukai anak kecil. Bahkan kalian sering melihatku ke panti asuhan, bukan? Untuk itu aku ingin mengadopsi bayi. Aku tau kalau aku mengadopsi bayi pekerjaanku akan terhambat. Tenang saja, aku akan tetap menyapa kalian dengan live streaming di instagram. Aku juga akan tetap berusaha profesional dalam bekerja, jadi dukunglah aku. Aku benar-benar kesepian tinggal di rumah ini," ungkap Amanda yang membuat Aditya tersenyum.
Tangannya pun tergerak untuk memberikan komentarnya. "Selain cantik, kamu juga begitu perduli dengan anak kecil. Betapa beruntungnya bayi yang akan dirawat olehmu, Nona."
"Aaa, siapa pemilik akun AdityaNanda ini? Kamu membuatku malu," terlihat wajah Amanda yang memerah malu karena membaca komentar dari Aditya.
"Sepertinya dia laki-laki, terlihat dari kata-kata manisnya, haha."
"Aku ingin pemilik akun AdityaNanda ini," "Aku baru saja memeriksa akunnya. Dia sudah memiliki anak dan istri,"
"Pemilik akun AdityaNanda ini duda. Lihatlah bio instagramnya,"
"Wah, duda hot ini."
"Kalian kenapa malah membicarakan orang lain di siaran live ku? Aku akan merajuk." pungkas Amanda pura-pura merajuk karena penggemarnya malah membicarakan orang lain.
Begitu banyak komentar dari live Amanda membicarakan tentang Aditya.
Aditya segera keluar dari siaran live dan ia memeriksa pengikutnya yang bertambah drastis hanya karena ia berkomentar seperti tadi.
"Astaga, kenapa aku malah mengubah bio instagramku jadi duda?" cicit Aditya merasa malu. la segera mengubah peraturan instagramnya menjadi privat.
Karena merasa malu, Aditya memilih untuk tidak bermain ponsel lagi. la meletakkan ponselnya di atas Zyan dan fokus menidurkan sang anak.
"Udah ngantuk belum anak ayah ini? Matanya udah sepet ini, artinya udah ngantuk, 'kan?"
Aditya memiringkan badannya menghadap sang putra dan membenarkan posisi anaknya agar ia lebih mudah memeluknya.
Cup
"Tidur, Zyan." Aditya menepuk-nepuk pelan pantat anaknya.
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Zyan yang awalnya hendak terlelap itu tiba-tiba matanya terbuka lebar karena mendengar ponsel ayahnya yang terus berbunyi.
"Astaga, ayah lupa mematikan datanya." Aditya mengambil ponselnya dan matanya terbelalak karena sudah banyak DM dari wanita-wanita untuknya. la mematikan ponselnya dan ia letakkan kembali.
Banyak sekali," gumamnya tak habis pikir. Duda emang semenarik itu, xixi.
la kembali menidurkan anaknya, dan tak lama ia ikut tertidur.
"Yahh, udah di privat." keluh Amanda karena ia ikut penasaran dengan akun AdityaNanda tadi.
Amanda merebahkan dirinya ke kasur. la tersenyum karena banyak penggemarnya yang lebih setuju dengan pendapatnya tentang mengadopsi bayi.
"Pesananku udah dikirim belum, ya?" Amanda tidak sabar ingin segera merawat anak kurir paket itu. la memeriksa aplikasi belanja online guna memeriksa pesanannya.
"Masih dua hari lagi baru sampai," cicitnya cemberut.
***
Drrrtt... Drrrtt..
"Mama?" Amanda mengangkat panggilan dari ibunya itu.
"Apa-apaan kamu, Amanda?" seru sang ibu langsung. Amanda memutar bola matanya malas karena sudah tahu apa yang akan ibunya bahas. "Ada yang salah? Aku hanya ingin mengadopsi bayi, bukan menculik bayi." jawabnya malas.
"Kenapa harus adopsi? Kenapa tidak membuat sendiri saja?" begitulah seorang ibu, kebanyakan dari mereka suka menuntut anaknya untuk segera menikah.
"Ma, Amanda itu seorang model. Amanda tidak ingin merusak tubuh ini karena melahirkan," jawab Amanda beralasan. la ingin menikah, tapi entah kenapa pacarnya belum juga melamar dirinya.
"Kamu berhenti jadi model tidak akan jadi miskin, Sayang."
"Amanda tau, tapi ini cita-cita Manda dari dulu dan tidak mungkin berhenti jadi model disaat naik daun seperti ini, bukan?" pungkas Amanda dengan malas.
"Terserah kamu saja. Jika kamu mau mengadopsi seorang bayi, kamu harus pastikan asal usul keluarga bayi itu."
"Lho? Yang namanya anak adopsi itu pasti latar belakangnya tidak baik, Ma. Kalau tidak dari pasangan brokenhome, pasti dari pasangan yang tidak bertanggungjawab dan membuang anak mereka. Mama bagaimana, sih?" celetuk Amanda kesal.
"Biarkan Amanda menentukan hidupnya, Ma. Dia sudah besar dan tau mana yang baik dan buruk," terdengar suara ayahnya yang membuat senyum Amanda mengembang.
"Tuh, dengerin apa kata papa, Ma." ucap Amanda senang karena dibela ayahnya.
"Papa, ishh.."
Amanda cekikikan mendengar suara kesal dari ibunya. la mengakhiri panggilan itu tanpa berpamitan karena ia tidak ingin mendengar celotehan ibunya lebih panjang lagi.
"AdityaNanda?" gumamnya teringat akan komentar dari akun itu. la tersenyum malu dan memilih memejamkan matanya.
***
Baby Zyan membuka matanya karena mendengar suara alarm dari jam kecil yang ada di nakas itu. la menatap ayahnya yang masih tertidur tanpa terganggu dengan bunyi alarm tersebut.
"Paaa....," baby Zyan bangun dan merangkak menaiki tubuh ayahnya. Kedua tangan kecilnya itu menepuk-nepuk wajah sang ayah.
Tes..
Tes..
Air liur baby Zyan menetes di wajah Aditya dan membuat sang empu terbangun. Aditya membuka matanya secara perlahan dan tersenyum saat mendapati sang anak diatas tubuhnya dan tengah membangunkan dirinya.
Cup
"Terimakasih sudah membangunkan ayah, Zyan."
Zyan tertawa senang karena mendapat ciuman dari ayahnya. la pun mencium pipi ayahnya juga.
Aditya tertawa pelan karena pipinya basah akibat air liur sang anak. Yang namanya anak kecil, kalau mencium pasti dengan mulut yang terbuka, seperti ingin menerkam saja.
"Ayo kita mandi dulu." Aditya menahan tubuh anaknya dan bangkit dari tidurnya. Hari ini ia kembali bekerja dengan sang anak.
"Zyan harus tahan suhu tubuhnya, ya? Ayah sebenarnya tidak ingin mengajakmu bekerja, tapi jika tidak diajak, siapa yang akan merawat mu? Ayah belum bisa percaya kamu ke orang lain, karena takut kamu dijual atau disiksa."
🌸🌸🌸🌸🌸