Mars Reviano, seorang duda yang akan kembali menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh orang tuanya. Sayangnya, di hari pernikahannya calon mempelai wanita tak datang. Situasi sungguh kacau, pernikahan tak bisa di batalkan begitu saja.
Hingga tiba-tiba, kedatangan seorang gadis memakai gaun pengantin mencuri perhatiannya. Aurora Naomi, sosok gadis cantik pemilik senyuman indah. Ia tak sengaja masuk ke dalam gedung acara pernikahan Mars karena menghindari kejaran polisi yang ingin menilangnya.
Entah kebetulan atau tidak, Aurora merupakan keponakan dari asisten pribadi kakek Mars. Mengetahui nama Aurora dan calon mempelai wanita sama, kakek Mars langsung meminta asistennya untuk menikahkan keponakannya dengan cucunya.
"Kenapa Tuan Planet mau menikah denganku?"
"Jangan panggil saya planet! Itu sangat mengesalkan!"
Si gadis pecicilan yang bertemu dengan duda dingin? Bagaimana akhirnya? Di tambah, seorang bocah menggemaskan.
"Ibu tili? Woaah! tantiknaa ibu tili Alkaaan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak ada pilihan
Aurora mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ia bahkan tak mengenakan helm. Dengan lincah, ia mendahului motor dan mobil yang melintas di hadapannya. Gadis itu pikir, ia akan cepat sampai di gedung acaranya. Namun ternyata salah, seorang polisi yang sedang bertugas menangkap kehadirannya.
Benar, hari apes tak tercatat di kalender. Polisi itu langsung menaiki mobilnya dan mengejar Aurora yang bahkan menerobos lampu merah. Sudah tidak memakai helm, menerobos lampu merah juga.
Aurora melihat ke arah kaca spion motornya, matanya membulat sempurna saat melihat mobil polisi yang tengah berada jauh di belakangnya. Bergegas, ia menambah laju kecepatan motornya.
"Aduh! Mana gak pake helm lagi! Arghh!! Harus apa dong? Kena tilang, tiga ratus ribu melayang!" Gumam Aurora dan memutar otak untuk mencari jalan keluar.
"Gak bakal bisa menghindari kejaran polisi dengan motor butut ini." Aurora berpikir keras. Bertepatan, tak jauh di depannya terlihat ada sebuah belokan. Aurora menyunggingkan senyumnya, ia langsung membelokkan motornya masuk ke jalan tersebut.
Saat matanya melihat ke arah spion motor, ia tak melihat adanya mobil polisi. Namun, ia khawatir mobil itu akan kembali mengejarnya. Selang beberapa saat, benar saja. Ia melihat mobil polisi berbelok ke arah jalannya.
"Aduh, alamat kena tilang ini." Gumam Aurora.
Matanya berbinar terang saat melihat janur kuning di hadapannya. Ia langsung membelokkan motornya dan masuk ke dalam gerbang sebuah gedung yang sedang di selenggarakan acara pernikahan. Dengan cepat, ia memarkirkan motornya dan berlari masuk ke dalam gedung itu.
Polisi itu menghentikan mobilnya di depan gedung acara, ia lalu menurunkan jendela kaca mobilnya dan mencari keberadaan Aurora. Namun, ia tak dapat menemukannya. Karena tak menemukan tanda-tanda keberadaan gadis tadi, akhirnya polisi itu kembali melajukan mobilnya pergi.
Sedangkan di dalam gedung acara, Aurora berlari masuk sembari memegang sisi gaunnya. Saat kakinya menginjak aula gedung, ia terlihat takjub melihat dekor pernikahan yang terlihat sangat mewah. Rasa takjubnya membuatnya tak menyadari, semua orang langsung menatap ke arahnya.
"Ini sangat hebat! Pernikahan impianku bersama Xu Kai!" Gumam Aurora.
Para tamu yang melihat kedatangan Aurora saling berbisik. Apalagi, gadis itu memakai gaun putih sebagai ciri khas pengantin wanita. Aurora tak menyadari, tatapan para tamu ke arahnya.
"Apa itu pengantin wanitanya? Kenapa dia baru datang?"
"Entah lah, aku juga tidak tahu. Kenapa dia datang seorang diri? Sangat aneh, tidak ada fotonya juga disini."
Tatapan Aurora jatuh pada seorang pria paruh baya yang melihat keberadaannya. Mata pria itu membulat sempurna, ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan. Lalu, ia berlari kecil menghampiri Aurora dengan melewati kerumunan para tamu.
"Aurora, apa yang kamu lakukan disini!" Seru Pria paruh baya itu yang mana membuat Aurora terkejut.
"Eh, Paman? Kok Paman ada disini juga?!" Kaget Aurora.
Herman menepuk keningnya, "Paman bertanya, kenapa kamu balik bertanya?! Kenapa kamu disini?! Bos Paman sedang mengadakan acara pernikahan, tentu saja Paman disini!" Kesal Herman.
Aurora mengg4ruk pipinya yang tak gatal, tatapannya terlihat sangat polos. "Maaf, tadi aku menghindari kejaran polisi karena tak memakai helm. Lagi pula aku tidak membawa SIM, aku gak mau di tilang." Jawab Aurora.
Interaksi keduanya tak lepas dari tatapan Tuan Mark. Ia langsung beranjak dari duduknya dan menyingkirkan tangan putranya yang memegangi bahunya. Perlahan, ia berjalan mendekati kedua orang berbeda usia itu. Tatapannya terlihat sangat lekat menatap Aurora yang tengah berdebat kecil dengan sang paman.
"Siapa dia?" Tanya Tuan Mark.
Herman terkejut, ia langsung merasa tak enak apalagi saat melihat tatapan atasannya itu. "Tuan besar, maaf kan keponakan saya. Dia tak sengaja masuk ke dalam cara ini. Saya, saya akan memintanya pulang." Herman langsung menatap ke arah Aurora.
"Pulanglah, kamu bisa pulang sendiri kan Aurora? Paman masih harus disini," ujar Herman yang mana membuat Tuan Mark langsung menatap ke arah Aurora.
"Siapa namanya tadi?" Tanya Tuan Mark
Aurora menatap sang paman, begitu pun sebaliknya. Dengan ragu, Aurora kembali menatap ke arah Tuan Mark yang masih menunggu jawabannya.
"Aurora Naomi." Jawab Aurora dengan singkat.
Tuan Mark terdiam sebentar, ia lalu kembali menatap Herman dan memberi isyarat mata padanya. "Kita bicara sebentar." Titahnya.
Herman merasa takut, ia khawatir pekerjaannya akan di taruhkan karena kedatangan keponakannya. Aurora pun menjadi merasa serba salah, ia tidak tahu jika sang paman ada di acara pernikahan ini. Apalagi, saat di depan pintu tadi ia tak di hadang oleh penjaga. Mungkin, apa karena ia memakai gaun?
"Di kira pengantinnya kali yah? Emang pengantinnya belum datang?" Gumam Aurora dan melihat sekitar mencari sosok pengantin.
Sementara itu, Tuan Mark membawa Herman berkumpul bersama keluarganya yang sedang mencari solusi di tengah masalah mereka. Kedatangan Tuan Mark, sontak membuat suasana menjadi bertambah tegang.
"Mars, kemari." Panggil Tuan Mark pada cucunya itu.
Mars menurut, ia mendekati kakeknya dan berdiri disisinya. Ia menatap bingung ke arah asisten kakeknya yang tengah memasang raut wajah takut. Apa ada masalah yang di buat? Kondisi keadaan saat ini sudah tidak berjalan dengan baik, apa ada tambahan masalah lagi?
"Mars, seperti yang kamu tahu ... pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan tanpa adanya pengantin wanita. Calon istrimu, Aurora Renia sudah meninggalkan pernikahan. Dalam artian lain, dia menolak menikah denganmu. Kita tidak bisa membatalkan pernikahan, nama baik keluarga ini taruhannya."
"Inti dari semuanya apa?" Tanya Mars langsung pada intinya, ia tak suka berbelit-belit dan menebak apa yang kakeknya maksudkan.
Tuan Mark beralih menatap Herman, sosok pria yang menjadi asistennya selama puluhan tahun. Dari yang hanya seorang supir keluarga, Tuan Mark mengangkatnya menjadi asisten pribadinya. Yang selalu menemaninya ke setiap acara dan membantunya untuk menghandle jadwal pekerjaannya. Bahkan, menjadi orang kepercayaannya. Tuan Mark tahu seperti apa asistennya, tapi ia tidak pernah tahu bagaimana keluarga pria itu.
"Herman, kamu bekerja denganku sudah lama bukan? Apa kamu mengingat semua kebaikanku padamu dan keluargamu?" Pertanyaan Tuan Mark membuat semuanya bertambah bingung.
"Ya Tuan, tentu saja saya mengingatnya. Kebaikan anda, tidak akan pernah saya lupakan. Bahkan, anda sering sekali membantu keluarga saya dulu di tengah kesulitan ekonomi hingga seperti sekarang." Jawab Herman dengan tegas.
Tuan Mark menatap ke arah Aurora sejenak yang masih berdiri di tengah-tengah para tamu. Lalu, tatapannya beralih menatap asisten pribadinya yang tengah menunggunya kembali berbicara.
"Saya ingin, keponakanmu menikah dengan cucuku."
"APA?! TU-TUAN, ANDA SERIUS?!" Herman tentu saja terkejut, ia tak menyangka permintaan Tuan Mark sangat di luar dugaannya. Bukan hanya Herman, Mars dan orang tuanya juga sangat kaget sampai tak bisa berkata-kata.
"Pa, kita batalkan saja. Kita bisa pakai alasan lain mengapa pernikahan ini batal, tanpa harus menikahkannya dengan wanita lain. Orang juga akan tahu jika Mars menikah bukan dengan calon istrinya yang sebenarnya!" Seru Julia merasa keberatan.
Tuan menggeleng, "Nama baik keluarga kita di pertaruhkan! Perbuatan keluarga Andrew sangat merendahkan keluarga kita! Apa kalian mau muncul berita bu.ruk tentang Mars? Lagian, nama keponakan Herman sama dengan calon istri Mars yang kabur. Jadi, ikuti saja perintahku!" Sentak Tuan Mark.
Tatapan Mars tak sengaja menatap seorang gadis yang memakai gaun putih tengah tersenyum sembari menatap dekor acara pernikahannya. Senyuman dan tatapan berbinar gadis itu membuat Mars tak bisa mengalihkan perhatiannya.
"Apa dia orangnya?" Tanya Mars tanpa mengalihkan pandangannya. Tuan Mark dan yang lainnya turut menatap siapa yang Mars tatap.
"Ya, dia orangnya." Jawab Tuan Mark.
"Baiklah, aku mau menikah dengannya." Keputusan Mars membuat kedua orang tuanya terkejut.
"MARSS! pernikahan bukan main-main!" Sentak sang mama dengan ketakutannya.
"Aku tidak pernah main-main Ma, mama sendiri yang ingin aku menikah lagi kan? Sekarang, apa Pak Herman menerima jika keponakan anda menikah dengan saya?"
"Itu ....,"
lanjutttt ,,,,
klo pun dokter nya cakep cakep y biarin aj laah, itung itung cuci mata cuci otak..pikiran jd lebih fresh kaan 😅
tanda tanda cemburu tuh Mars 🤭
klo daddy ngejailin telus, caliin mommy cuami balu Kaan bial daddy nya kapok ngejailin kamu 🤣
mana ada Alkaan pelut campe melocot gala gala lapal,,ada jg belnyanyi pelut nya..🤦♀️🤣🤣
klo mommy nambah suami lg berarti Alkan g bakalan jd anak nya mommy Lola lg, Alkaaaan..🤦♀️🤦♀️
liat tuh wajah daddy berubah gaaa? 😁
emg adik nya paman g ada rasa bersyukur nya d kelilingi kluarga yg menyayangi nya...🤦♀️